[119]

3.1K 472 157
                                    

"O? Hai, Rin."

Chang-Min menggeser duduknya saat ular putih cantik itu merayap ke dekat kakinya. Ia gendong dengan hati-hati lalu didudukkan di sampingnya.

"Waktu aku di sini aku ga pernah liat kamu. Kamu ke mana?"

Anehnya, hanya dengan tatapan mata, seolah Chang-Min tau kalau ular ini bicara dengannya.

"Ah, di rumah Kak Hoshi? Pantesan."

Tangan Chang-Min ngusap kepalanya, lalu badannya. Begitu berulang kali sementara dia ngelamun ke sembarang arah.

Jam tiga dini hari dan Chang-Min belum ngantuk sama sekali. Begitu datang ke sini tadi Chang-Min langsung disuruh masuk ke kamar Hoshi sementara Je-No ada di kamar Seung-Youn. Kata ayah mereka Seung-Youn dan Seung-Woo masih kerja tapi udah diminta pulang.

Chang-Min masih nungguin kabar Je-No. Dia ga nangis yang sampai terisak begitu. Air matanya keluar, banyak, tapi Chang-Min mencoba tenang.

Dia agak kaget waktu ular putih ini bergerak turun dari sofa dan pergi, masuk ke salah satu ruangan. Karena penasaran dan bosan juga, Chang-Min coba jalan ikut ke dalam ruangan itu.

"Rin ...? Wow ...."

Ruangan ini ternyata lebih luas dari yang ia pikir sebelumnya. Ada semacam walk-in-closet dengan banyak lemari dan rak, tapi entah kenapa di salah satu pojoknya ada semacam taman kecil dengan air terjun mini juga.

Ular itu keluar dari salah satu semak di sana. Dia mendekat ke kaki Chang-Min, ada setangkai bunga yang ia bawa di mulutnya. Chang-Min ambil bunga itu. Bunga yang familiar. Lili putih.

"Makasih," kata Chang-Min. Dia gendong ular ini dan dibawa balik keluar dari ruangan ini.

Bertepatan dengan Chang-Min yang keluar dari ruangan tadi, dia liat Hoshi baru aja masuk ke kamar. Chang-Min balik duduk di sofa dan Hoshi jalan mendekat ke arahnya.

"Kok belum tidur?" tanya Hoshi. Dia ngambil ularnya dari gendongan Chang-Min. "Dia bangunin lo, ya?"

"Engga, Kak. Gue emang belum mau tidur terus tadi Rin dateng nemenin."

Chang-Min fokus liatin bunga di tangannya. Kayaknya dia ingat sesuatu tapi masih di awang-awang. Sementara Hoshi natap Chang-Min dengan heran.

Sadar ditatap cukup intens, Chang-Min noleh ke Hoshi. "Kenapa, Kak?"

"Siapa ... siapa yang ngasih tau lo nama itu ...."

Chang-Min ngerutin keningnya. "Bukannya namanya emang Rin, Kak? Gue tau dari—" omongan Chang-Min terhenti.

Dia ... ga tau nama itu dari siapa. Tiba-tiba aja gitu dia tau, karena dia merasa kenal dengan ular ini.

Hoshi ngusap sebelah pipi Chang-Min dengan ibu jarinya. Chan-Min baru sadar kalau mata Hoshi agak bengkak kayak orang abis banyak nangis.

"Kak, mata lo—"

"Bahkan gue ga pernah tau nama ular gue sendiri ...."

Gumaman Hoshi cukup pelan, tapi Chang-Min masih bisa dengar.

"Kamu beneran ga mau ngasih tau aku namanya? Seriusan? Lily, aku ini pemiliknya!!"

"Tapi dia lebih suka sama aku—KAK SOON-YOUNG GELI!!"

"Kasih tau namanya dulu, Sayang!!!"

"Katanya dia ga mau ngasih tau Kakak!!"

Chang-Min kaget ketika air mata Hoshi tiba-tiba ngalir banyak. Tapi manajernya itu hanya diam.

"Kak ...? Lo kenapa ...?"

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang