[101]

3.3K 492 126
                                    

Je-No duduk di lantai depan tivi. Di kanan dan kirinya masing-masing ada ular hitam besar yang melingkar dengan tenang. Yang satu punya Tae-Hyung, yang satu punya ayahnya.

"Je-No."

Suara ayahnya bikin Je-No noleh. Dan di situ Seung-Youn, berdiri di samping sofa ngeliatin anaknya yang ternyata lagi main.

"Iya, Yah?"

"Tolong panggilin Bunda, boleh? Bunda kamu belum makan siang," ucap ayahnya.

Je-No ngangguk. Dia jalan ke arah tangga dan naik mau ke kamar Seung-Youn.

Mereka ada di rumah Yoon-Gi. Seung-Youn diminta pulang kemarin pagi.

Dikiranya cuma dia, taunya Chang-Min suruh dibawa juga. Je-No juga sekalian.

Je-No ngetuk pintu kamar sekali lalu langsung masuk.

"Bunda? Ayah nyuruh makan—Bunda??"

Nihil. Ga ada siapa pun di kamar ini. Je-No udah mau panik tapi dia langsung lari ke kamar mandi waktu denger bunyi air.

"Bunda?"

Sekali lagi, Je-No langsung buka pintunya. Dia kaget banget liat Chang-Min yang duduk di lantai dengan tubuh bersandar pintu kaca. Darah memenuhi bajunya, bahkan banyak bercak darah juga di lantai. Kayaknya Chang-Min muntah darah.

"Bunda?! Bunda kenapa??"

Je-No guncangin badan Chang-Min, tapi dia ga sadar. Akhirnya Je-No gendong Chang-Min keluar kamar mandi dan naruh tubuhnya di atas tempat tidur.

"Bunda ... Bunda bangun ...."

Karena ga sadar juga, Je-No akhirnya lari keluar kamar, mau manggil ayahnya.

Ga lama dari Je-No keluar, seseorang muncul di depan pintu. Dia ngunci pintunya dan jalan ke arah Chang-Min.

Air matanya jatuh begitu aja. Kulit Chang-Min pucat tanpa rona, tubuhnya juga lebih kurus dari terakhir kali dia ingat.

"Sayang ...."

Tangannya ngusap kepala Chang-Min. Dia naruh satu kertas putih di atas nakas lalu gendong Chang-Min.

"Kita pulang, ya."

Lalu mereka berdua menghilang.

Dobrakan pintu dari luar menggema ke seluruh penjuru kamar. Sampai akhirnya pintu itu terbakar. Seung-Youn masuk dan kaget karena Chang-Min ga ada di atas kasur seperti yang anaknya bilang.

"Ayah—Bunda mana??"

Je-No berdiri di depan pintu, sama bingungnya dengan sang ayah.

Seung-Youn jalan mendekat ke tempat tidur. Dia liat kertas putih di atas nakas. Begitu diambil, dia bisa liat ada tulisan di tengahnya.

Janji tinggal janji. Maaf, kakak lo duluan yang ngelanggar janjinya.

"Sialan!"

Je-No kaget liat ayahnya kayak gitu.

Seung-Youn bakar kertas itu, nenangin dirinya lalu balik badan ngehadap anaknya.

"Je-No sayang, kamu pulang ke dorm, ya? Latihan yang rajin, oke?" katanya dengan senyuman sembari ngusap kepala Je-No.

"Tapi Bunda ke mana—"

"Nanti Kak Soon-Young yang anterin kamu."

Je-No akhirnya ngerti kalau ayahnya lagi ga mau diganggu dan ada sesuatu yang ga beres sama hilangnya sang bunda.

"Je-No? Ayo pulang."

Hoshi muncul di depan pintu, senyum ke Je-No.

Je-No langsung jalan ke arah Hoshi, ga pamitan lagi sama ayahnya yang sekarang cuma duduk diam di pinggir tempat tidurnya.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang