[90]

3.5K 467 344
                                    

Mobil hitam masuk pekarangan rumah besar itu. Seung-Youn keluar dari mobil sambil gendong satu tas besar karena baru pulang kerja. Isinya laptop dan salah satu kameranya.

Begitu masuk ke ruang tengah, sepi. Ga ada tanda-tanda siapa pun di sini.

Hanya ada ular besar yang melingkar di samping tangga. Itu punya kakaknya.

"Malem banget pulangnya kamu."

Dari anak tangga paling atas, salah satu kakaknya senyum sambil ngusap kepala ular hitam yang melingkar manis di sepanjang bahunya.

Seung-Youn naik, sampai akhirnya mereka berdua jalan bareng menuju salah satu kamar.

"Sesi terakhir baru selesai jam sembilan, Kak," jawab Seung-Youn atas pertanyaan kakaknya tadi.

Dari tengah lorong ini, Seung-Youn bisa denger suara teriakan perempuan. Pilu, melengking. Sampai beberapa detik setelahnya hilang.

Seung-Youn ngerutin kening. "Soon-Young?" tanyanya ke sang kakak.

"Iya. Udah manusia kelima, masih juga belum pulih. Kakak ga ngerti, tumben dia kayak gitu."

Seung-Youn berhenti di depan pintu kamarnya. Dia masuk dan naruh tasnya di sofa lalu duduk istirahat sebentar.

Kakaknya ikut duduk di sampingnya. Dia lepasin ularnya supaya jalan-jalan santai di kamar adiknya ini.

Hening cukup lama. Seung-Youn ga tau mau ngomong apa. Kakaknya ini juga anteng aja liat ularnya yang sekarang lagi ngelilit tiang di sudut tempat tidur. Lucu banget, pikirnya.

"Kak Seung-Woo?"

"Hm?" gumamnya. Sang kakak noleh. "Eh iya ular kamu ke mana?"

"Di rumah."

Seung-Youn kaget karena ular Seung-Woo ini tiba-tiba membesar padahal ga diapa-apain.

"Akhir-akhir ini mereka agresif, harus disayang supaya ga marah kayak gitu," ucap Seung-Woo. Dia sadar kalau adiknya ini kaget.

"Punya Tae-Hyung juga, apalagi dia. Untung aja tadi kamu dateng dia lagi anteng tidur."

Pintu kamarnya terbuka. Satu ular putih masuk, dan itu bikin ularnya Seung-Woo mendesis ga suka.

"Hei, ga boleh gitu ya, sayang. Harus akur," kata Seung-Woo.

Dia berdiri, ngambil ular putih punya Hoshi ini dan dia gendong. "Ada apa, manis?" tanyanya.

Seung-Youn diem aja dengerin percakapan gaib antara sang kakak dan ular milik adiknya itu.

"Oh, Soon-Young udah pulih? Lagi di dapur? Oke, makasih manis."

Seung-Woo balikin ular ini ke lantai dan biarin dia keluar kamar Seung-Youn.

"Kayaknya bener kata Tae-Hyung, Soon-Young kangen sama kamu. Buktinya kamu pulang dia pulih."

Sang adik cuma senyum kecil. "Mana ada, Kak."

Seung-Woo pamit mau liat keadaan Hoshi dulu, takutnya masih ada yang sakit.

Sekarang di sini cuma ada Seung-Youn dan ularnya Seung-Woo yang kayaknya tidur. Udah balik ke ukuran semula lagi.

Dia ngeluarin laptopnya dan niat mau edit foto sembari isi waktu luang.

Lagi fokus dengan laptopnya, ada suara obrolan dari luar yang perlahan mendekat.

"Besok lagi aja, kamu masih sakit."

"Engga, Kak. Aku udah sehat, kok."

Hoshi masuk sembari gendong ular putihnya tadi. Gemes banget.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang