No matter what happens, I will never let you go.
Because it’s me for you and you for me.
That’s how our future will always be.***
Mereka bilang, aku dan dia adalah pasangan serasi.
Mereka bilang, aku dan dia adalah pasangan ideal.
Mereka bilang, aku dan dia adalah satu dari sekian banyak contoh relationship goals.
Tentu saja aku sangat senang saat mereka memuji hubungan kami. Mendoakan hal-hal baik untuk kami.
Dan mereka bilang, pasangan seperti kami takkan terpisahkan.
Bandung, 2018.
Cahaya mentari menembus celah-celah jendela kamar. Menyinari ruangan tersebut dengan cahaya pagi menyehatkan tubuh. Kicauan burung-burung yang bertengger di dahan pohon menjadi alunan melodi di pagi hari setelah semalam Bandung diguyur hujan.
Waktu menunjukkan pukul enam pagi saat seorang gadis menarik selimut tebal berwarna pink untuk menutup seluruh tubuhnya. Ia masih merasa nyaman dengan posisinya. Tidak berniat untuk beranjak karena cuaca pagi ini sangat nikmat untuk dipakai bermalas-malasan.
Adalah Adinda Fitri Septiani. Mahasiswi tingkat akhir jurusan Farmasi di Universitas Padjajaran. Menikmati waktu di Minggu pagi dengan bermalas-malasan setelah semalaman begadang menyusun skripsi agar lulus tepat waktu. Ia baru tidur setelah selesai melaksanakan sholat Subuh.
Drrtt ... Drrtt ... Drrtt ...
Beberapa kali ponsel Dinda bergetar di atas meja belajarnya. Gadis itu tak menghiraukannya karena hanya sebuah getaran takkan mampu membuat Dinda membuka kelopak matanya dan beranjak dari kasur.
Tak terhitung sudah berapa kali ponsel Dinda bergetar. Gadis itu sama sekali tidak terusik. Begitulah Dinda jika sudah berlabuh ke alam mimpi. Akan sangat sulit dibangunkan meskipun dia baru memejamkan mata selama tiga menit.
Seseorang membuka pintu kamar Dinda dengan pelan. Ia tersenyum kecil seraya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Dinda. Langkah kakinya yang lebar membawanya mendekati ranjang tempat Dinda tertidur. Ia berhenti dan duduk di tepi ranjang. Sedikit menyibak selimut yang menutupi wajah gadis di hadapannya.
“Kau terlalu memaksakan diri,” ucapnya lirih. Tangannya bergerak pelan mengusap rambut Dinda yang sudah mulai mencapai pinggang.
Sebuah gerakan kecil dari Dinda membuat orang itu menghentikan aktivitasnya. Ia menunggu respon Dinda selanjutnya, tetapi nihil. Dinda kembali terlelap.
Sosok itu melirik ponsel Dinda yang bergetar di atas meja belajar. Ia berjalan untuk mengambil ponsel gadis itu dan melihat nama kontak di layar ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen 10 Days ✔
Short StoryAdalah sebuah project rutin grup kepenulisan FLC. Yaitu member akan membuat sebuah karya cerpen dalam jangka waktu 10 hari. Cover spektakuler dari salah satu mem kami : @Kuroyuki01