5. Sentimental Feeling of Love

169 12 1
                                    

[思い返したらいつでも]
[When I think back,]
[手を握るのはあなたからだった]
[it was always you who held onto my hands.]

Aku masih ingat masa-masa itu, masa-masa dimana kita tertawa bersama. Saat sekolah mengadakan acara, kau selalu mengajakku untuk pergi menemanimu.

Dan saat itu, engkau lah yang pertama kali menggenggam tanganku. Kau tersenyum begitupun aku. Namun, aku tidak berani membalas genggamanmu, aku terlalu takut.

[臆病な私のせいだよね]
[It is my fault due to my timidness, isn't it?]

Ya, itu salah ku, salah ku karena terlalu takut. Salahku yang tidak bisa melakukan apa-apa, aku terlalu pengecut. Dan aku membenci diriku yang pengecut ini.

[無口なあなたが時々]
[The quiet you, at times,]
[気持ちを言葉に乗せてくれる]
[filled the words with feelings for my sake]

Kata-katamu selalu membuatku salah tingkah, sungguh, aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku. Aku tahu kau hanya membuat lelucon, tetap saja ... Aku jatuh dengan leluconmu itu.

“Tahu gak? Kita itu selalu kompak yah! Jangan-jangan kita jodoh lagi.” Kau mengatakannya dengan senyuman. Aku hanya bisa tertawa, tertawa pahit mendengarnya.

[それだけで私は幸せで]
[Even though just that much]
[笑顔になれてたのに]
[was enough to make me smile...]

Hanya mendengar suaramu, hanya melihat senyummu, hanya melihat tawamu. Itu semua sudah cukup untuk membuatku tersenyum. Walaupun senyummu, tawamu dan suaramu bukanlah untukku.

Hanya mendengar dan melihatnya, sudah cukup bagiku...

[これからも恋人でいてなんて
とても言えない]
[I can't bring myself to say something like...
'let's continue to be lovers']

Ayo, kembali menjalin kasih! Tidak, itu tidak mungkin kukatan. Memangnya aku ini siapa? Aku hanya orang asing yang kebetulan dekat denganmu.

Itu benar, aku bukan siapa-siapa. Jadi untuk apa aku cemburu iyakan? Aku hanya orang asing...

“Udahlah, lupain aja dia,”

“Gak mungkin Mo ... Gak mungkin ...” Bimo menepuk pundakku, mengatakan hal-hal yang sudah sering kudengar.

[わがままを一つだけ
最後に抱きしめて]
[Please just allow my last bit of selfishness, and give me one last hug]

Bolehkah aku memohon? Berikan aku satu pelukan terakhir, sebagai ucapan selamat tinggal.

“Hey, ini imutkan?”

“Iya, kayak kamu,”

“Ish!”

Sudah kuduga, rasanya tidak mungkin. Aku menghela nafas, menatap kalian dari kejauhan. Memandang dirimu yang sedang bahagia bersama orang lain

“Woi! Ngapain disana?”

“Iya, iya,” Aku kembali menatap dirimu yang tertawa bahagia.

“Hey ... Bahagia selalu.” Aku hanya bisa mengatakan hal itu.

[ごめんね
ごめんね]
[I’m sorry, I’m sorry]

[私が弱くて]
[I'm weak]

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang