9. Rain

1.1K 24 1
                                    

'Dia hilang! Tadi dia masih tertidur disana. Aku tidak tahu kapan dia pergi.'

Begitulah kira-kira keributan yang terjadi dirumah sakit. Pasien korban kecelakaan beberapa hari lalu, hilang begitu saja.

Sepertinya setelah sadar, dia memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit itu. Padahal hujan deras sedang turun di kota itu.

🌸🌸

Langit tengah bersedih, menumpahkan bebannya yang sejak lama ditahan ke bumi. Awan yang tadi biru cerah, berubah menjadi hitam gelap. Para insan yang tadinya sibuk melakukan berbagai aktivitasnya, kini tengah berlari-larian mencari tempat berteduh untuk menghindari air yang jatuh dari langit. Tapi tidak dengan gadis itu. Gadis dengan rambut coklat sebahu dan iris mata merah menyala yang tertutup dengan kelopak matanya.

Sensasi dingin mulai merasuki tubuhnya. Tubuh gadis itu mulai menggigil, tapi terlihat jelas bahwa gadis itu enggan untuk berteduh. Kepalanya menengadah ke atas, entah dia menikmati hujan itu atau dia sedang mengadu pada hujan yang menyamarkan air matanya.

Hingga tetesan hujan terasa berhenti menghujaninya. Manik merah itu kembali menampakkan wujudnya. Payung bening melindungi tubuhnya dari derasnya hujan kala itu, bersamaan dengan seorang pria dengan rambut coklat dan mata madu yang menenangkan. Seorang pria yang tidak dikenalinya.

"Heii, Nona. Kau bisa sakit kalau terus-menerus berada disini tanpa payung. Hujan nya semakin deras, ayo ikut aku!"

Pertemuan setelah perpisahan dibawah hujan.

🌸🌸

Pria asing itu menarik gadis itu ke sebuah kafe.

*Kliing

Bel pintu berbunyi, menandakan ada seseorang yang masuk. Pelayan di sana langsung berjalan ke arah pintu, bermaksud untuk menyambut seseorang tersebut.

"Selamat datang, ada yang bisa saya ban..." Ucap Kitagawa Futaro,  sang pelayan, terpotong karena pemandangan didepannya. Tidak lama, dia langsung menendang pria itu.

Duaaaak

"Kei bodoh. Kau manager disini tapi kau malah berkeliaran entah kemana lalu pulang dengan keadaan basah kuyup begini?" Semprotnya kepada pemuda yang bernama Kei itu.

"Itttaai. Hoi futaro, beginikah perlakuan mu kepada bos mu haa?" Balas Kei sambil mengelus bokong nya.

"Bodo amat. Aku dari tadi mencarimu kemana-mana, lalu kau pulang dengan keadaan basah begini dan mengotori lantai kafe ini? Oh astaga, dan apa pula rencana yang kau pikirkan di otak sempitmu itu?" Bersamaan dengan itu tangan Futaro menunjuk Kei.

"Maaa, aku akan menceritakannya nanti. Tolong jaga kafenya lagi yaaa, teheee."

Kei lalu berlari menuju ruangannya sambil menarik lembut gadis itu, meninggalkan Futaro yang masih melanjutkan sumpah serapahnya.

🌸🌸

Setelah selesai mandi, Kei menatap gadis yang dibawanya tadi. Gadis sudah mandi dan menggunakan pakaian Kei untuk sementara, dia tampak tenang duduk di salah satu sofa di ruangan Kei. Tatapan nya kosong, tidak menampakkan orang yang panik karena dibawa oleh orang asing.

'Apa dia tidak takut kalau aku menculik nya?'

Kei berjalan menuju gadis itu lalu mensejajarkan tubuhnya di hadapan gadis itu.

"Haloo, waah kau memiliki warna mata yang bagus. Oh aku belum memperkenalkan diriku. Aku Kintarou Kei kau bisa memanggil ku Kei, namamu?" Tanya nya dengan nada yang ceria.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang