12. Steev

235 21 1
                                    

Musim gugur telah tiba. Bunga-bunga sakura berterbangan, berjatuhan, karena terterpa oleh embusan angin malam. Pria kecil dengan tubuh mungilnya berlari untuk menggapai helai-demi-helai kelopak bunga sakura yang tengah berguguran di taman kerajaan.

Nampak dari belakang, sang Ayah dan sang Ibu tengah membuntutui Pria kecil itu, dengan terukir senyum di wajahnya. Ketika Pria kecil itu tengan berlariam di bawah siraman bunga, tiba-tiba saja, rumput lebat yang berada dekat pagar bergoyang. Sang ayah yakin, bukan angin yang menyebabkan hal itu, melainkan suatu hal.

Si anak tidak merasa ketakutan. Ia justru menghampiri rumput lebat itu. Dilihatnya, sebuah ekor bergerak-gerak dengan cepat dari sana. Hal itu, membuat si Pria kecil itu semakin penasaran. Ketika si Pria kecil akan mendekat, sesuatu yang bergerak itu keluar dari rumput lebat, langsung menghambur--seperti ingin memeluk--lalu menjulurkan lidahnya dan menjilat wajah si Pria kecil.

Kuda poni dengan tubuh mulus, bulu lebat, berwarna putih itu, begitu bahagia ketika bersama si Pria Kecil. Untuk pertama kalinya, si Pria kecil itu 'jatuh hati' pada sesuatu, dan itu adalah kuda.

"Papa! Aku ingin merawatnya. Dia nanti akan membantu Papa berada di medan perang," kata Pria kecil itu sembari mengelus-ngelus kepala kuda.

Pria berumur itu sedikit berjalan, lalu bersimpuh untuk mensejajarkan badannya dengan Pria kecil. Ia memegang pundaknya.

"Tentu saja, Edward. Bagaimana bisa, ayah tidak mengabulkan permintaan kecil seperti ini?"

Edward langsung memeluk ayahnya. Dengan jemari mungilnya, ia nampak bahagia karena sang Ayah telah mengabulkan permintaannya. Ibu Edward pun ikut serta bergabung, dalam pelukan kehangatan keluarga kecil itu.

🦄🦄🦄

Hari silih berganti. Edward perlahan sudah mulai tumbuh, dan kini ia berusia 17 tahun.

Suara sepatu kuda begitu terdengar dengan nyaring di lapangan. Membuat, semua orang yang mendengarnya gentar dan enggan untuk menghalangi jalan mereka.

Edward dengan gagahnya duduk di atas kuda putih yang telah ia beri nama, Steev. Dengan memegang tali yang sudah diikatkan di leher Steev, ia mulai memerintahkan Steev untuk maju, mengantarkan dirinya untuk saling bertemu dengan lawan mainnya, saling berbentur pedang.

Di sebuah Istana Kerajaan, tepatnya di lapangan khusus latihan prajurit, nampak mereka tengah berlatih untuk perang. Jaga-jaga, jika suatu waktu ada yang menyatakan perang pada Kerajaan mereka.

Mata Edward nampak menyorot serius, seperti lirikan mata elang. Dengan pedang berkilauan, karena terterpa sinar mentari, membuat wibawa dia semakin bertambah.

Dentingan suara pedang nampak beradu di tengah lapangan itu. Edward melawan salah satu Prajurit, dan ditonton oleh Prajurit lainnya seolah enggan mengalah. Ia begitu berambisi untuk menang-dan terus menang. Hingga akhirnya, lawannya tak mampu lagi untuk menghunuskan pedang padanya.

"Yang Mulia telah tiba," teriak salah satu prajurit membuat semua orang berdiri dan memberi hormat padanya.

Raja itu memberikan intruksi untuk mereka kembali duduk.

"Semuanya, atas nama Kerajaan Perak, aku akan mengumumkan sesuatu kepada kalian."

Semua nampak hening, siap menyimak perkataan sang Raja.

"Kemarin, salah satu prajurit dari Kerajaan Emas, menyatakan perang pada kita. Aku tidak suka menjadi pengecut. Oleh sebab itu, kita akan adakan perang dengan mereka!" teriak sang Raja sembari mengacungkan sebelah tangannya.

"Kejayaan untuk Kerajaan Perak!" Seluruh orang yang hadir di sana nampak antusias menerima pertempuran itu.

Memang, sudah sangat lama sekali Kerajaan Perak tidak menerima tantangan perang. Oleh sebab itu, mereka sudah sangat siap untuk berperang kali ini.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang