13. Why?!

395 22 2
                                    

Hari itu adalah hari dimana Emili bertemu dengan Yuu. Tidak ada seorang pun dari mereka berdua yang akan memperkirakan kalau hari itu akan tiba.

Lelaki jangkung berkacamata itu terlihat sedang mondar-mandir kebingungan di depan sebuah toko sampai akhirnya netra mereka berdua bertumbuk. Yuu yang saat itu berada di luar bangunan secara tidak sengaja bertatapan dengan Emili.

Penampilan Emili yang menakjubkan membuat hati Yuu langsung berdesir hanya dengan melihatnya. Kacamata Yuu tak mampu menghalau penglihatannya untuk menatap Emili intens.

Emili yang pada saat itu memakai baju berwarna putih dengan sedikit tambahan warna ungu lavender senada dengan rambutnya yang berwarna putih sejak lahir. Sadar kalau dirinya diperhatikan, Emili menjadi salah tingkah. Namun, ia tak bisa bergerak saking gugupnya. Pikirannya kalang kabut memikirkan segala cara agar tidak menarik perhatian lelaki berkacamata di luar sana.

Tanpa ingin melewatkan kesempatan berharga ini, Yuu segera masuk ke dalam toko dan menghampiri Emili. "H-hai, cantik." sapa Yuu malu-malu.

Emili tidak bergerak. Ia merasa sangat malu sekaligus gugup. Jika dilihat-lihat, lelaki di depannya saat ini wajahnya tidak terlalu tampan tetapi juga tidak terlalu jelek. Wajahnya standar-standar saja untuk ukuran seorang lelaki. Namun, karena ini pengalaman pertama Emili dalam seumur hidupnya menatap seorang laki-laki, tentu saja Emili merasa berdegup kencang.

"A-aku ingin memilikimu dan melamarmu." ucap Yuu sambil mengusap rambut Emili yang ternyata tidak selembut kelihatannya.

Lagi-lagi, Emili tidak berkutik. Bodohnya aku, batin Emili. Emili memang terlihat seperti wanita murahan yang tidak melawan tawaran Yuu sama sekali. Namun, ia memiliki alasan yang sangat penting mengapa ia melakukan hal tersebut.

Dan pada hari itu, Emili dan Yuu mengalami kejadian yang dinamakan pertemuan

---

Sejak hari itu, Emili tinggal berdua dengan Yuu di rumahnya. Ia tidak bisa menolak. Lagipula, sepertinya hal itu tidak menjadi masalah karena Yuu adalah seorang lelaki polos dan lugu. Ia tidak akan melakukan sesuatu yang ekstrem kepada Emili.

Setiap hari, Yuu yang merupakan seorang pegawai kantoran bercengkrama sepihak dengan Emili. Emili masih merasa canggung sehingga ia diam saja ketika diperlakukan dengan sangat baik oleh Yuu. Tapi, jauh di dalam hatinya, Emili merasa sangat beruntung.

"Hai Emili! Sama seperti hari-hari sebelumnya, aku senang sekali dapat melihat dirimu berada di rumahku. Aku bukanlah orang jahat, jadi tidak usah merasa sungkan berada di sini. Oh iya, aku akan pergi ke kantor sekarang. Sampai jumpa nanti malam Emili!" ucap Yuu kepada Emili pagi ini. Ia mengecup lembut kening Emili sebelum ia benar-benar pergi ke kantor.

Emili tersipu. Ia menjerit kesenangan di dalam hatinya. Menurutnya, adalah keputusan yang tepat mengikuti ajakan Yuu tempo hari yang memintanya untuk tinggal di rumahnya.

----

Hari ini, Yuu pulang lebih larut dari biasanya. Emili tidak tahu harus berbuat apa. Ia berusaha berpikir positif. Mungkin saja Yuu ada acara dengan teman sekantornya, batin Emili.

Namun, ketika pintu rumah Yuu terbuka, Emili langsung terbelalak. Yuu ikut membawa seorang perempuan asing berambut biru pendek.

Hati Emili hancur lebur. Ia tidak menyangka bahwa orang yang dia pikir adalah orang yang tepat untuknya, ternyata mengkhianatinya dengan sangat jahat. Ia tidak habis pikir, kenapa Yuu bisa berpaling darinya. Padahal, jika dilihat-lihat, perawakan Emili jauh lebih baik daripada perempuan yang sedang bersama Yuu hari ini.

"Yuu, kenapa kau melakukan hal ini kepadaku?! Aku tidak menyangka bahwa kau akan mencampakkanku begitu saja. Kau jahat, Yuu. Aku membencimu!" teriak Emili untuk yang pertama kalinya di depan Yuu.

Dengan wajah datar, Yuu mengangkat tubuh Emili dengan tangan kanannya. Ia pun kemudian menaruh perempuan yang dimaksud Emili di tempatnya berada tadi. Hati Emili mencelos.

Sambil tetap memasang wajah datar, Yuu berkata, "maaf Emili. Aku akan menyimpanmu ke dalam kardus di gudang. Rem lebih imut darimu. Aku lebih menyukainya daripada dirimu semenjak aku membelinya di toko action figure yang sama dengan toko action figure tempatmu dulu."

Sambil tetap membawa Emili, Yuu berjalan menuju gudang. "Mungkin aku akan mengeluarkan dari gudang ketika ada acara bersih gudang." tambahnya lagi.

Emili diam saja. Tentu saja, karena Emili adalah seorang action figure yang tidak akan pernah bisa berbicara. Tak lama, Emili sudah berada di depan sebuah kotak kardus besar.

"Maaf Emili, sepertinya ini adalah saat kita untuk berpisah."

Emili menangis dalam hati. Perlahan, Yuu memasukkan Emili ke dalam kotak, menutup kardus tersebut, lalu berjalan meninggalkannya. Setelah itu, semuanya menjadi gelap bagi Emili namun ia masih menangis di dalam hati.

Andai aku ini manusia seperti Yuu, haaaahh, batin Emili yang tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Dan hari itu, selang beberapa minggu setelah Emili bertemu dengan Yuu, adalah hari dimana mereka berdua berpisah. Perpisahan yang terjadi karena Emili bukanlah manusia, melainkan hanya sebuah action figure.

Penulis : Yumazthaqil

Note:
Yumazthaqil

Dasar action figure bucin dan wibu halu...ckckck

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang