1. Dia dan Hujan

1K 32 2
                                    

Suara desingan peluru yang beradu dengan rintik hujan itu memekakkan telinga.Seorang gadis kecil meringkuk dibawah pohon.Ia memeluk kakinya dan menundukkan kepalanya.Gaun selutut nya yang basah menambah kesedihannya sore ini.Sebuah tangan tiba tiba terulur didepannya.Ia mendongak,Menampakkan pria kecil berwajah Jepang yang sedang tersenyum manis.

"Kau mau apa tuan? Membunuhku? Bala tentara mu sudah membunuh Ayahku,belum puas kau membuat kami menderita?"

Pria itu menggeleng,menyelipkan anak rambut gadis itu ke telinganya, "Tidak,Aku disini akan membantumu,aku kesepian,bisakah kita berteman? "

Gadis itu menggeleng, "Maaf Tuan,aku takut pada Ayahmu,"

Pria itu duduk,menyamakan tingginya dengan sang gadis,"Aku jamin Ayahku tidak akan tahu tentang hal ini,Percayalah,Namaku Takao,siapa namamu?"

"Tidak perlu tahu namaku,"

"Hei,aku hanya ingin berkenalan,baiklah kalau tidak mau menyebutkan namamu,mari berteduh,aku takut kau sakit,"

"Tak apa,aku sudah biasa sakit,kelaparan,dan perlahan aku akan menyusul Ayahku,"

"Kau ini bicara apa?Sudahlah mari berteduh,"

"Tidak mau Tuan,jika Tuan ingin berteduh,silahkan tinggalkan aku,"

"Disana terjadi perang,kau tak takut akan terkena salah satu peluru dari mereka?" Takao menunjuk sekumpulan orang yang sedang menembak satu sama lain.

Gadis itu tersenyum miris, "Bukankah itu yang Tuan inginkan? Kami satu persatu tumbang,meninggalkan tempat ini dengan segala macam kekayaannya? Lalu,Tuan akan menguasai tempat ini,mengambil segalanya,dan kembali ke negeri Tuan? "

"Ahh tidak,aku tidak menginginkan itu,aku hanya ingin kita berteman,bercanda dan tertawa bersama seperti teman lainnya,"

"Maaf Tuan,aku tidak seberuntung itu,untuk bercanda dan tertawa dengan seorang teman? Apakah pantas jika saudara saudara ku bertaruh nyawa sedangkan aku bercanda? Tidak kan,"

"Baiklah,aku sudah menyerah menghibur mu,"

Gadis itu tersenyum,lalu nyandarkan kepalanya dipohon, "Boleh aku menyentuh tanganmu Tuan? Aku ingin merasakan hangatnya keberuntungan,"

Takao memberikan tangannya,Menggenggam tangan dingin gadis itu  erat, "Mari,kuajak kau merasakan keberuntungan yang sebenarnya,"

Takao menarik gadis itu menuju rumahnya,membawanya melalui jendela kamarnya.

"Maaf Tuan, aku tidak pantas berada disini,"

"Kau diam saja,pergilah ke kamar itu,lalu ambil baju mana yang kau suka,setelah itu segera kembali,"

Gadis itu mengangguk ragu,tapi tetap memasuki kamar yang ditunjuk Takao.Ia memilih kimono biru bercorak bunga,lalu menggulung rambutnya keatas,terlihat manis.

Gadis itu keluar,memutar badannya dan tersenyum manis,membuat Takao beberapa detik terpesona.

"Kemarilah,aku sudah menyiapkan hidangan untukmu,ahh tidak,pelayanku yang menyiapkannya," Ucap Takao yang diakhiri dengan kekehan kecil.

"Sebenarnya kenapa kau mau berteman denganku Tuan? Aku adalah gadis miskin,tak berpendidikan,diluar sana banyak yang lebih menarik dariku,"

"Kau berbeda,"

"Hahaha,kau lucu Tuan, kau mau berteman karena aku berbeda? Jawaban yang konyol,selain berteman,apa yang kau inginkan dariku Tuan? "

"Dirimu,"

Gadis itu berhenti mengunyah,memandang Takao heran.

"Menikahlah denganku," Lanjut Takao

Tawa gadis itu meledak,membuat Takao mengernyit, "Kita ini baru berusia 5 tahun Tuan, tapi kau sudah mau menikahi ku,"

"Suatu saat,kita akan menikah,berjanjilah padaku kau akan menjadi permaisuri ku,"

"Baiklah Tuan,aku berjanji padamu,hahaha,"

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka,membuat Gadis itu dan Takao menoleh.

"Yak!Takao,beraninya kau membawa seorang gadis kerumah,"

"Maafkan aku Ayah,aku hanya ingin berteman dengannya,"

"Berteman dengan gadis desa? Jangan harap Takao," Ayah Takao mendekat kearah gadis itu lalu menyeretnya keluar.

"Mau Ayah apakan temanku?"

"Takao,peraturan tetap peraturan,selain bangsawan,siapapun yang memasuki rumah ini akan dihukum mati,"

"Dia bukan mata mata,dia temanku! "

Ayah Takao tetap menyeret gadis itu pergi,diikuti Takao yang terus menerus menahan Ayahnya.

...

Kedua tangan gadis itu diikat kebelakang,poni dan sedikit anak rambutnya menutupi wajah polosnya,mulut gadis itu tertutup kain.Ayah Takao mendekat,mengarahkan sebuah pistol ke pelipis sang gadis.sementara Takao memeluk sang Bunda erat.

"Ada yang ingin kau katakan sebelum peluru ini berada di kepalamu?"

Gadis itu mengangguk,dengan kasar Ayah Takao menarik kain yang menutupi mulut gadis itu.

"Maafkan aku Takao,mungkin ini terakhir kali kita akan bertemu,aku menerima tawaranmu menjadi temanku,sekarang kita berteman Takao,sudah ku katakan kan,aku akan menyusul ayahku, dan sekarang waktunya,dan maaf aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikah denganmu,Perkenalkan,namaku Laila,senang bertemu denganmu Takao,"

Gadis bernama Laila itu tersenyum sebelum sebuah tembakan dilepaskan,membuat gadis berumur 5 tahun itu jatuh tak bernyawa,darahnya mengalir menuju kaki Takao.

"Laila,aku menyayangimu,kau temanku," Setetes air lolos dari mata sipit Takao.Teman perempuan pertamanya meninggal ditangan Sang Ayah.Ya dunia peperangan memang kejam,pilihannya hanya dua,membunuh atau terbunuh.Bertemu dibawah hujan? Ahh sungguh menyenangkan.

Penulis: Maplelala

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang