11. The Dark Side

358 24 0
                                    

Perawakannya nyaris tinggi, terlalu putih, dan terlihat seperti mati. Tak bernyawa. Namanya Airyn Jung. Gadis malang yang selalu meratapi nasibnya karna jalan hidupnya. Meratapi setiap kesan hidupnya yang terlalu monoton dan tidak berkembang. Hanya sekitar kamar tidur, ruang makan, kamar mandi, lalu kembali ke kamar tidur.

Ibunya tidak pernah mengenalkan kata ‘persahabatan’ pada Airyn, mendidik anaknya dengan kurungan harga mati tanpa keluar sama sekali. Meracuni otak anaknya sendiri dengan mengatakan ‘mereka semua musuh’ dan dari situlah jiwa pembangkang Airyn muncul.

Dia merasa muak dengan tingkah ibunya yang terus-terusan mengurungnya dengan alasan tak pasti. Dia ingin bebas. Dia ingin keluar. Dan ini adalah hari pertamanya menginjakkan kakinya pada dunia luar. Dunia yang sering disebut-sebutkan sebagai duplikatnya surga.

Airyn melangkahkan kakinya entah menuju kemana, terus melangkah dalam diam, tidak berani menatap wajah orang sekitar sama sekali. Dia mengernyit saat rasa ketakutan menghantui dirinya secara tiba-tiba, merasa sedang diintai oleh semua orang, merasa dihujat dalam diam. Jantungnya berdebar keras, membuat Airyn sulit bernapas.

Dia berhenti. Memutuskan untuk duduk mencoba menormalkan debaran jantungnya yang mulai menggila, namun terasa gagal karna debaran itu semakin kencang. Gadis itu memutuskan untuk berlari mencari tempat sunyi, tempat dimana semua orang tak akan menemuinya. Dia terus memasuki lorong-lorong sempit yang berada di kota yang entah bernama apa. Gadis itu hampir menangis karena gugup, benar-benar gugup hingga akhirnya dia bernapas lega saat menemukan jalan buntu yang sama sekali tak berpenghuni.

***


Agoraphobia,” ujar seorang pria berbaju putih ala dokter lengkap bersama alat-alat medis pemeriksaannya.

“Apa itu?” tanya seorang wanita paruh baya yang bernama Lee Hae Su, ibu dari Airyn. Wanita itu segera memanggil dokter yang memang sudah menjadi dokter andalan keluarganya setelah melihat kondisi Airyn yang kacau sepulang entah dari mana. Airyn berkeringat, pucat, dan menggenang cairan bening di pelupuk matanya.

“Serangan panik di tempat umum. Terlalu takut dengan keramaian. Tapi, yang dialami putri Anda hanya dengan orang dengan jumlah yang berlebihan, tidak terjadi jika dia bertemu satu-dua orang. Gejalanya belum terlalu parah. Kita akan melakukan terapi untuk menghilangkan fobianya.”

Sontak Lee Hae Su menahan napas.
Fobia? Anaknya mengidap Agoraphobia. Ini semua salahnya yang selalu mengurung Airyn di dalam rumah. Dia memiliki alasan tersendiri mengapa dia melakukan hal tersebut.

Masa lalu yang kelam. Terlahirnya Airyn adalah karena sebuah kesalahan. Lee Hae Su diperkosa oleh satu pria mabuk yang ditemuinya di sudut kota yang cukup terpencil. Jiwanya hancur, masa depannya runtuh. Seorang gadis yang pada saat itu berusia 20 tahun telah melahirkan seorang anak perempuan. Lee Hae Su bertekad membesarkan anak itu, namun dengan cara tidak normal. Airyn tidak diizinkan keluar rumah sama sekali selama 19 tahun lamanya. Dengan alasan tidak jelas yang selalu dilontarkan jika Airyn menanyakan hal tersebut.

Alasan Hae Su sebenarnya adalah karena dia takut. Takut kejadian biadab terulang pada anaknya. Dia bersumpah untuk menjaga Airyn dengan baik. Cukup dia yang hancur, tidak dengan anaknya. Untuk pendidikan pun Hae Su memutuskan untuk memanggil guru private ke rumahnya.

Hae Su menutupi masalah ayahnya tentu saja. Hae Su mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal karna kecelakaan sebelum dia terlahir. Dan Airyn percaya akan hal itu. Hingga akhirnya anak itu berubah menjadi pembangkang. Airyn mengatakan bahwa dia ingin keluar rumah. Hae Su menampar Airyn untuk pertama kalinya karena Airyn terus-terusan meminta agar dia bisa keluar rumah. Dan akhirnya anak itu lolos dari jangkauannya. Airyn keluar rumah tanpa petunjuk apa pun, hingga berakhir seperti ini.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang