18. Hujan itu Tau Segalanya

561 17 0
                                    

SURA REANNA PETRA

"

Yang aku harapkan adalah kau tidak perlu mengenalku lebih jauh lagi"

ーoOoー


Hujan itu tau segalanya...

Hujan itu adalah segalanya bagiku. Tempatku menuangkan segala emosiku. Tempatku berbagi cerita. Hujan seperti mata yang menyaksikan kejadian di hidupku. Kenanganku tersimpan di dalam hujan itu sendiri.

Setiap kali hujan aku hanya akan berdiri diam dibawahnya. Menikmati aliran air yang mengalir lembut dari atas kepala dengan sampai ujung kaki. Seluruh tubuhku terbalut air hujan sampai membuat bajuku basah.

Sama sepertiku, entah kenapa aku tenang jika berada dibawah hujan. Setiap aliran air yang mengalir membasahi seluruh tempat itu tidak ada bedanya dengan emosiku yang mengalir meninggalkan hatiku.

Seperti penghapus yang menghapus coretan pensil di kertas putih, hujan itu menghapus amarahku dari hatiku. Membuatku bisa tenang hanya dengan memejamkan mataku di bawah hujan.

ーoOo ー


 

Pada sore itu, terdapat seorang laki-laki yang berjalan menembus hujan lebat tanpa payung ataupun mantel. Di trotoar jalan banyak orang berlalu lalang memperhatikan laki-laki itu karena basah kuyuh.

Laki-laki itu adalah Sura yang habis pulang sekolah dan hendak menuju rumahnya. Namun, karena dia tidak membawa payung jadi dia terpaksa berjalan menuju rumahnya.

Wajahnya yang basah nampak sangat suram. Tak nampak sedikit expresi pun yang ia keluarkan. Seragam yang ia kenakan basah kuyuh ditambah lagi hawa dingin yang menyerbunya.

Sebenarnya dibagian lengan kirinya terdapat luka memanjang seperti bekas goresan benda tajam. Luka itu masih baru, bisa dilihat dari baju putihnya yang panjang terdapat darah yang masih menetes bercampur dengan air hujan.

Dari arah berlawanan terdapat gadis yang menghentikan langkah Sura. Gadis itu adalah Rize yang habis belanja dari toko. Raut wajahnya tempak cemas dan khawatir pada Sura.

"Sura, kau baik-baik saja?" tanya Rize dengan wajah bingung.

Sura hanya melihatnya sebentar kemudian kembali tertunduk lesu. Rize tambah bingung dibuatnya, dia melihat lengan Sura yang merah dan meneteskan darah membuat Rize cemas.

"Sura, ada apa denganmu? Kenapa lenganmu ini...."

Merasa tidak bisa mendengar kelanjutan kalimat dari Rize, Sura pun menjawab "Aku baik-baik saja."

Rize jadi terkejut mendengar ucapan parau dari Sura. Suara yang ia keluarkan serak namun penuh akan rasa sakit. Rize bingung harus bagaimana yang akhirnya menyeret Sura ke rumahnya dan Sura hanya ngikut saja karena tidak bisa berfikir mencari kemauannya.

Di rumah Rize, Sura tampak sangat lesu seperti habis terkena tekanan yang sangat berat. Seragamnya yang basah sudah diganti dengan baju Sora.

Selama di obati, Sura tidak mengeluh kesakitan sedikitpun. Saat ditanya juga rasanya biasa saja tidak sakit atau perih.

Rize mulai khawatir saat itu pandangan Sura sangat kelam sepertinya ada masalah yang menimpanya.

"Sura, aku ambilkan obat sebentar, ya."

Baru satu langkah namun sudah ditahan oleh Sura. Rize merasakan tangan Sura bergetar sangat hebat.

"Untuk kedepannya jangan membantuku,"

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang