6. Red Tide

332 14 2
                                    

Note: Nama, Organisasi, Kerajaan, Insiden/kejadian, Tokoh, dalam cerita ini fiktif belaka. Aku sudah mewanti-wanti kalian yak :v

[]

Venezuela, 12 Oktober 2019

    “Aduh, mau kujual ke mana lagi batu-batu es ini?” keluh seorang anak kecil di antara puluhan orang yang sibuk akan dagangan mereka masing-masing. Dia menjinjing sebuah kantong plastik dengan air yang menetes dari dalamnya. “Tante Genit itu akan memarahiku kalo batu es mereka gak laku dan encer. Lagian, mana ada orang yang mau beli dagangan batu es kosong? Persetan!”

     Nama anak laki-laki itu adalah Andy. Dia sekarang hidup bersama orangtua tirinya. Bagan keluarga anak ini cukup menarik. Dia diangkat oleh sepasang suami-istri muda yang tidak mempunyai anak. Andy pun dirawat oleh mereka sampai umur enam tahun. Kemudian, Andy mengetahui kalau orangtua kandungnya masih hidup. Andy yang terlalu senang akan itu memilih meninggalkan kedua orangtua angkatnya, dan itu adalah sebuah kesalahan. Memang benar Ayah dan Ibu kandungnya masih hidup, tetapi mereka sudah bercerai sebabnya Ayahnya selingkuh. Tidak punya tujuan, Andy mengikuti kediaman Ayahnya di mana hidupnya sengsara seperti saat ini. Belum selesai, ayahnya menghilang meninggalkan Andy bersama wanita selingkuhannya. Wanita itu menikah dengan pria lain, dan tuntas sudah Andy sekarang tinggal bersama mereka. Benar-benar bagan yang rumit.

    “... Para kimiawan sudah meneliti cairan apa yang membuat laut berubah jadi warna merah darah, tetapi mereka … masih belum menemukan …” Sayup-sayup terdengar suara berita di salah satu radio milik seorang pedagang. Tidak hanya di situ, stasiun TV pun juga menyiarkan berita yang sama.

     Andy menoleh menatap TV yang terpajang di toko elektronik tak jauh di depannya. Orang-orang yang lalu-lalang di sekitarnya juga tampak sibuk dengan ponsel mereka, menonton berita LIVE itu. Karena penasaran, Andy pun mendekat ke toko itu, ikut menontonnya. Wajahnya datar saat TV besar itu menampilkan Laut Venezuela (teluk) berubah warna jadi merah darah.

    “Mereka berspekulasi bahwa cairan merah ini adalah sisa bahan kimia dari pusat XXX Industri yang tak sengaja tertumpah ke laut karena kesalahan saat proses pembuangan. Jadi ...”

    “Populasi laut menurun dratis karena cairan merah ini. Banyak ikan-ikan dan hewan laut lainnya mati. Belum lagi tumbuhan laut ...”

    “Kami menyarankan untuk para nelayan agar tidak pergi ke laut. Cairan merah ini bisa jadi sebuah racun mematikan.”

    “Bencana ini sudah terjadi selama empat hari dan tidak ada tanda-tanda akan menghilang.”

     Memutar bola mata bosan, Andy melanjutkan langkahnya.

    “Itu fenomena, bodoh. Bukan salah pabrik kimia,” gumam Andy pelan.

[]

Kerajaan Venezuela

    “Aku tidak mau tahu! Aku ingin mereka segera menutup kasus yang membuat kota panik. Rumor mengatakan kalau Laut Merah itu akan berdampak pada daratan jika saatnya pasang. Virus itu akan menyebar ke ibu kota. Rumor konyol, memang. Kenapa mereka masih belum mengidentifikasi penyebab Laut Merah itu sih??” tutur seorang perempuan remaja berbalut gaun khas bangsawan, mondar-mandir menatap pemandangan di luar lewat kaca jendela besar. “Walau ini bukan hakku untuk ikut campur, tapi tetap saja aku khawatir kalau para penduduk bersiap migrasi. Apa yang akan terjadi pada kerajaan kalau cairan merah itu sungguhan virus maut?”

     Pelayannya membungkukkan badan. “Maafkan hamba, Tuan Putri. Saat ini, masih belum ada kimiawan yang mampu menafsirkan penyebab cairan merah itu. Mereka bersikeras itu hanya sisa limbah pabrik kimia XXX Industri. Tidak membahayakan nyawa.”

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang