Di masa lalu, anak-anak biasa jika bermain di hutan, lalu menemukan rubah dan mengatakan pada ibu mereka. “Bu, aku bertemu kitsune!”
Sudah bukan zamannya bagi Kawamura Hajime jika ia menemukan rubah berekor delapan yang meringkuk di belakang rumahnya, bersembunyi di perdu. Rubah betina tua yang kesakitan itu merintih nyaring, tapi hanya Hajime yang mendengarnya.
Rubah itu kesulitan bernapas karena tali membelit lehernya. Tiga anak rubah kecil yang begitu bersinar seolah berteriak-teriak memanggil ibunya yang terjebak.
Hajime kecil terkagum oleh ukuran rubah betina tua itu, mungkin sebesar anak sapi! Dengan delapan ekor yang menurun lesu di punggung bawah. Namun ia kesakitan, dan Hajime harus membantu.
Anak itu mendekat dengan berani, sempat disabet ekor besar rubah sebesar sapi hingga ia terlempar dan menabrak dinding rumah, tetapi anak itu tidak gentar. Hajime kecil yang pemberani kembali maju, hendak meraih tali di leher sang rubah, tetapi ekor yang lain bergerak lagi, kini menghantam kepala Hajime hingga anak itu terkapar ke tanah. Tidak ada kata menyerah untuk anak keras kepala itu. Ia terus merangsek maju. Kali ini, delapan ekor besar rubah yang bergerak tak terkendali tidak menghantam atau menyabetnya ketika tangan anak itu meraih tali besar yang melilit leher. Anak itu dengan lembut melepaskan lilitan pada rubah besar itu.
“Terima kasih,” angin seolah menyampaikan tatapan sang rubah.
Ketika dewasa, ia menjadi anak yang kuat dan penolong. Semakin matang usianya, semakin rupawan pula anak itu. Dengan pengawasan dewa yang tak ia ketahui, remaja itu tumbuh menjadi pemuda yang tegar dan bertanggung jawab.
Dan ini adalah hari penting untuknya. Hari yang penuh berkat baginya—hari para Dewa seharusnya bersukacita untuknya.
***
“Maaf.”
Suara di seberang terdengar penuh sesal, menyimpan kelelahan, dan mencoba menyembunyikan rasa takut.
Kawamura Hajime bingung mendengar ucapan sang kekasih. Ia memilin ujung jas putih pernikahannya yang ia kenakan. Ibunya yang memegang lengannya dengan lembut terus mendesak dengan sedikit memijit lengan Hajime. Kedua manusia itu sama-sama tidak mengerti maksud telepon dari sang pengantin wanita yang tak kunjung tiba itu.
“Aku tidak bisa menikah denganmu,” kata sang wanita.
Hajime terkesiap, pandangannya sedikit mengabur saat dia mendengar dengan jelas ucapan sang wanita. Lidah lelaki itu kelu. Ia kesulitan bernapas ketika mulutnya
terbuka untuk menanyakan alasan, tapi sebelum sempat satu kata terucap, panggilan diputuskan secara sepihak.
***
Kawamura Hajime adalah orang yang bertanggung jawab. Ketika ia memutuskan pindah ke apartemen sederhana di kawasan Sasazuka bersama Fujiwara Sasaki, ia sudah benar-benar siap melangkah ke jenjang yang lebih serius. Lelaki itu sudah bukan lagi remaja tanggung yang bersembunyi di ketiak ibunya tiap kali ada perayaan penting di keluarga mereka, ia sudah dewasa! Sehingga aneh baginya menenteng kembali koper biru tuanya ke rumah.
Adik-adiknya bersorak menyambut kedatangan sang kakak, berebut menyalami lalu membuat barisan berbanjar ke belakang untuk mendapat kecupan dari Hajime.
Setelah batal menikah dua minggu lalu, Hajime benar-benar tidak dapat menemukan keberadaan Sasaki. Wanita itu seperti ditelan bumi. Untuk sejenak Hajime merasa konyol karena ia tak pernah sekalipun menanyakan tentang kehidupan pribadi. Makanan favorit kekasihnya itu pun Hajime tak tahu, apalagi tempat tujuan Sasaki ketika tengah bersedih. Hajime merasa dia lelaki paling tidak peka di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen 10 Days ✔
Cerita PendekAdalah sebuah project rutin grup kepenulisan FLC. Yaitu member akan membuat sebuah karya cerpen dalam jangka waktu 10 hari. Cover spektakuler dari salah satu mem kami : @Kuroyuki01