6. Gadis di Balik Papan Tulis

771 41 46
                                    

Hari Pertama

Aku berjalan di lorong sendirian. Sekolah sudah sepi. Semua sudah pulang. Aku masih ada tugas. Hmm, maksudku, aku ada pelajaran tambahan. Ulangan sejarahku kemarin mendapat nilai jelek. Karena itu, Shikami-sensei menyuruhku pergi ke Ruang Geografi untuk mengikuti pelajaran tambahan. Aneh, padahal dia guru sejarah.

Pintu ruang klub itu tertutup. Shikami-sensei bilang ruangannya tidak dikunci. Jadi aku pun membukanya. Pintu bergeser dengan pelan, menampakan sebuah ruangan persegi panjang yang cukup luas. Sebuah papan tulis dorong memisahkan ruangan ini menjadi dua bagian. Menghalangi pandanganku ke jendela.

Di sana sudah ada satu bangku yang menghadap ke papan tulis yang menempel ke dinding (yang sepertinya sudah dipersiapkan untukku). Papan tulis yang sangat panjang seperti di kelasku. Aku menghampiri bangku itu lalu duduk di sana. Menyimpan tas di bawah dan larut dalam kebosanan.

Aku menguap. Sinar matahari senja membuat ruangan ini menjadi terang. Shikami-sensei lama sekali.

Tiba-tiba dari arah sepatuku, datang sebuah kertas. Hmm? Apa ada seseorang di balik papan tulis dorong ini? Benda yang memisahkan ruangan ini menjadi dua.

Aku memungut kertas putih itu. Di sana tertulis,

"Haloo."

Lelucon macam apa ini? Orang bodoh mana yang masih menggunakan surat-menyurat dalam hal berkomunikasi. Apa mungkin dia pemalu?

Aku pun menjawab pesan itu.

"Haloo juga."

Daripada gak ada kerjaan, kan?

Kuletakkan kertas itu di lantai lalu menggesernya menggunakan kakiku melewati kolong papan tulis dorong. Yah, kita lihat, apa dia akan membalas pesanku?

Sebelum aku mendapat pesan balasan itu, Shikami-sensei sudah keburu tiba. Dengan buku paket sejarah tebalnya, dia berjalan ke tengah ruangan. Berdiri di pembatas (di depan papan tulis dorong), Shikami-sensei mengucapkan salam.

"Ehm, maaf anak-anak, jika saya terlambat. Kita langsung saja mulai pelajaran tambahannya, ya." Shikami-sensei langsung melihat ke arahku yang sedang kebingungan. "Yah, kamu pasti bingung kan, Aihara-san? Maaf saya belum bilang sebelumnya. Sebenarnya selain kamu, pelajaran tambahan ini juga diikuti oleh satu siswi lagi dari kelas lain. Mikio-san namanya."

Aku langsung menengok ke sebelah. Yang kulihat malah sebuah papan tulis hitam yang masih kosong. Mikio-san? Orang aneh yang memberiku pesan tadi?

"Saya sengaja memisahkan kalian dengan papan tulis dorong sebagai pemisahnya. Takutnya kalau kalian duduk berdekatan, kalian malah mengobrol dan tidak fokus pada pelajaran yang saya berikan." Shikami-sensei berjalan ke kiri, ke bagian yang tidak bisa kulihat.

Pelajaran dimulai.

Di tengah pelajaran saat Shikami-sensei ijin ke kamar kecil, aku mendapat balasan pesanku.

"Siapa namamu?"

Hah? Kupikir Shikami-sensei sudah memberitahunya.

"Aihara dari kelas 2-4. Kamu kelas mana?"

"Saya kelas 2-1. Salam kenal, Aihara-san."

Kalau dipikir, kenapa dia menyuratiku, ya? Kenapa tidak ngobrol langsung aja gitu?

"Kamu pemalu ya, sampai tidak mau mengobrol langsung?" jawabku

"Saya lebih suka melakukannya seperti ini. Biar terkesan misterius. Saya tidak tahu wajahmu dan kamu tidak tahu wajah saya, tapi kita bisa mengobrol. Padahal kita belajar di ruangan yang sama."

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang