1. Album Kenangan Kelas Sableng

621 23 113
                                    

Aku tersenyum setiap kali melihat foto-foto yang tercantum di dalam album kenangan SMA-ku.

Jejeran foto tersusun rapi di dalam album. Wajah-wajah teman lama yang tersenyum lebar terpapar di sana. Banyak sekali fotonya, bahkan beberapa ada wajah dengan ekspresi yang sangat lucu.

Melihat album kenangan ini, membuatku teringat masa lalu. Masa-masa bahagia yang kini menyisakan memori terindah.

Selamanya.

***

"Baiklah, anak-anak," Bu Lian selaku wali kelasku merapikan setumpuk lembaran kertas. Wanita itu mulai menarik napas panjang, bersiap melanjutkan pidato. "Berhubung kalian sudah memasuki tahun terakhir kalian di SMA, maka Ibu akan membagia selembaran rencana masa depan kepada kalian. Tolong di isi, ya. Ketua kelas, tolong bagikan. Ibu ada rapat bersama kepala sekolah. Tolong jangan berisik."

"Baik, Bu!"

Yah, meskipun berkata demikian seolah menurut, nyatanya begitu kaki Bu Lian menapak keluar kelas, kelas langsung heboh. Semua bersorak sorai penuh kebebasan.

Sangat mirip dengan pasar malam. Ah, tidak. Justru lebih parah.

"Guys, jangan lupa isi lembarannya, ya!" Kripik selaku ketua kelas mulai membagikan lembaran kepada teman-temannya.

"Santai," Fuyu selaku teman semejaku menyahut. "Nanti juga diisi, kok. Tapi nanti, bukan sekarang ya."

"Emangnya kalau sekarang kenapa?" tanya Kripik bingung.

Fuyu melirik sekilas, kemudian kembali sibuk kepada ponselnya. "Males," jawabnya singkat.

Kripik hanya bisa tersenyum, mengelus dadanya sambil bergumam, "Sabar, untung dia gebetan."

Suasana kelas XII MIPA-1 sudah seperti kapal pecah. Terlepas dari gelar kelas terpintar se-SMA Four-Leaf Clover, kelas XII MIPA-1 juga bernotabene sebagai kelas terberisik plus sableng. Jadi, jangan heran jika kalian melihat hal-hal ajaib di luar nalar otak manusia di sini.

Anak-anak kelas ini semuanya sableng dan tidak waras.

Termasuk aku. Hehe.

"Zeniel, ayo kita selfie dulu!" ajak Fuyu sembari mengarahkan kamera depannya ke arah kami.

"Ayo!" Aku memasang wajah terjelekku, memajukan bibir, melesungkan pipi, menyipitkan mata.

Uh, ini adalah pose terindah sepanjang sejarah.

Selesai berselfie dengan Fuyu, aku mendengar seseorang memanggil namaku. "Zeniel!" panggil Lays, berlari mendekat sembari memakan keripik kentang kesukaannya. Ah, dia terlalu fanatik dengan keripik kentang, sampai-sampai aku tak pernah melihatnya tanpa ada keripik kentang bersamanya.

Aku menoleh. "Apa?"

"Lihat deh! Aku dapat info di tuiter katanya Mapu-Mapu sama Om Sosro mau konser ke sini!" Lays menjelaskan dengan mulut penuh keripik kentang. Terlalu menggebu-gebu, sehingga remahannya muncrat ke wajahku.

Ah, lupakan tentang remahan keripik kentang. Tadi, Lays bilang apa? Mapu-mapu dan Om Sosro mau konser ke sini?

WHAT?! WOW

Aku melompat, berteriak riang. "WOHO! ABANG MAPU DAN OM SOSROKU TERCINTA MAU DATENG KE SINI! WAH, AKU HARUS NABUNG BUAT BELI TIKET, MAKE-UP, TERUS BANGUN PAGI. SIAPA TAHU BISA KETEMU MEREKA, TERUS FOTO BARENG, TERUS--"

"--Tapi boong," sambar Lays cepat. Tepat setelah mengatakan itu, si maniak keripik kentang itu melengos pergi begitu aja dari hadapanku. Menyisakan diriku yang tengah membeku dengan mulut tersumpal.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang