18. Philophobia

376 17 0
                                    

"Halah, dasar bucin!" olok Tara.

Ira hanya mencebikkan bibirnya, tiap kali Ira menceritakan pengalanan cintanya dengan Tara. Gadis itu selalu saja menanggapi dengan tak senang. Padahal, Ira tak punya teman cerita lagi.

"Kak, cinta itu gak selamanya buruk," ucap Ira. Tara hanya sibuk menatap layar ponselnya..

Tara mendengus kesal dan geleng-geleng kepala, benar-benar tak suka jika adiknya membahas cinta dan cinta lagi. Baginya, cinta itu tidak penting. Dan juga, Tara sudah bersumpah tidak akan mencintai atau dicintai siapapun.

Cinta itu pembohongan, penghianatan, omong kosong, tak berfaedah dan hanya membuang-buang waktu.

"Lu masih kecil, Ra. Pengalaman lu belum banyak urusan cinta. Lu mending fokus sama sekolah lu," ujar Tara menasehati.

Ira menepuk pundak Kakaknya. "Kak, aku tahu masalalu Kakak itu pahit, tapi bukannya kehidupan harus terus berjalan?"

"Ah, masalalu itu... Lu ngingetin gue lagi." Tara langsung melongos pergi tanpa memperdulikan adiknya. Dia hendak mengurung dirinya di kamar.

-November 2012-

Denis, cinta pertama.

Tara punya seorang pacar bernama Denis, yang Tara tahu. Denis itu pria yang tampan juga baik. Ya, Denis adalah cinta pertama Tara.

Tara mencintai Denis dengan sepenuh hati. Namun, fakta itu menghancurkan semuanya.

"Tar, lu sadar gak sih cuma dimanfaatin Denis sialan itu?" tanya Mista. Teman sekolahnya.

"Maksud lu? Eh, jangan ngaco deh," elak Tara.

"Lu itu cuma dimanfaatin Denis untuk nganter-jemput dia doang," ceplos Mista.

"Mista, gue udah kenal Denis lumayan lama, gak mungkin dia gitu!" seru Tara.

"Oke, gue bisa kok buktiin omongan gue. Gue tantang lo gak usah jemput dia selama seminggu, liat sendiri perubahan sikapnya!' Mista langsung pergi.

Awalnya Tara tidak menanggapinya, namun Tara penasaran. Tara ingin membuktikan omongan Mista itu tidak benar.

Tara membohongi Denis kalau motornya sedang rusak parah, dan benar. Denis jadi berubah sering marah-marah. Dia juga sering kepergok berboncengan dengan cewek lain. Benar-bebar tidak tahu malu.

Tara juga baru sadar, Denis selama ini jarang mengeluarkan uangnya untuk kencan mereka. Semua itu tertutupi oleh sikapnya yang lembut juga kalimat bullshit. "Nanti aku ganti uangnya."

Tara minta putus dengan Denis, bukan nya menyesal. Cowok itu besoknya malah mencari mangsa lain.

.....

Agustus 2013

Gery, si partner curhat.

Sejak putus dengan Denis. Gery, sahabat kecilnya itu. selalu siap menghibur dan menemani Tara. Awalnya Tara tidak punya perasaan pada Gery, namun sang waktu merubah semuanya. Tara perlahan jatuh cinta pada cowok yang punya hobby menyanyi itu.

Tara terus-terusan beranggapan kalau Gery punya rasa yang sama. Terbukti dari sikapnya yang baik, dan selalu menemaninya. Namun...

"Tara, gue suka sama Mista. Bantuin gue deketin dia dong?"

Sialan.

Sejak saat itu, hubungan Tara dan Gery jadi tidak baik-baik saja. Buruk sekali, cintanya bertepuk sebelah tangan.

Sudah, Tara memutusksn cukup sampai disini untuk mencintai orang.

-Maret 2016-.

Jay, anak bosku.

Berawal dari bekerja ditempat yang sama-pusat perbelanjaan-. Tara dekat dengan anak bosnya. Tara selalu diberi perhatian lebih, dan sering dibantu. Tara kembali luluh dengan laki-laki.

Tara jatuh cinta lagi, dan tak ia duga. Jay menembaknya. Mereka berdua berpacaran sangat lama dan...

"Ayolah, sekali ini aja. Aku janji gak akan ninggalin kamu," rayu Jay.

Tara menampar cowok itu dengan sangat kuat. "Setan Lu! Gue gakmau! Dasar binatang!!!"

Jay mencengkram tangan Tara dengan sangat kuat hingga tak bisa berkutik lagi. Beruntung, ada orang lewat yang berhasil menyelamatkan Tara.

Tidak lagi, dan tidak akan pernah.

Cinta itu sampah. Tara tidak akan lagi dibodohi cinta. Dia ingin menikmati hidupnya tanpa harus kenal cinta.

Bulir-bulir air mata Tara menetes saat mengingat kembali kenangan itu.

"Kakak! Buka kak, maafin Ira." Adiknya sedari tadi mengetuk pintu dengan kuat memohon-mohon maaf, Tara pun keluar dari persembunyian nya.

"Ira, maaf ya. Kakak terlalu takut, kakak cuma gak mau kamu ngalamin hal yang sama." Tara berkata lirih.

Ira tersenyum. "Kak, Ira bakal mencintai dengan sewajarnya aja. Gak mau berlebihan."

"Ya, memang semua yang berlebihan itu gak baik. Jangan terlalu larut sama cinta. Semoga lu bener-bener dapet cinta yang tulus. Bukan yang kek gue alami."

"Kak-"

"Akan gue coba seiring berjalan nya waktu, gue masih sangat takut jatuh cinta. Gak mungkin juga cewek umuran 29 gini bakal laku. Hahaha," kekeh Tara

"Jodoh ditangan Tuhan kak," ucap Ira

"Iya deh, bucin."

Mereka pun berpelukan.

*End

Penulis : Nisha_Blu

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang