1. Epic Comeback

501 25 1
                                    

Rintik hujan membasahi bumi. Petir menyambar, membelah hitamnya langit hari itu. Seorang gadis berdiam diri tanpa peduli ribuan tetes tangisan langit menerpa tubuh ringkihnya.

Sebuah payung biru melindungi tubuhnya. Membuat tetesan hujan berhenti mengenainya. Kepalanya mendongak, berusaha mengintip seseorang yang dengan sukarela melindunginya dari hujan.

Penolong itu melongokkan kepalanya, mengintip gadis yang terduduk pasrah di bawah payung yang digenggamnya. Tanpa basa-basi, ia ulurkan tangan kekarnya ke arah gadis itu.

“Ayo, ikutlah bersamaku.”

***

Kejadian itu sudah tujuh tahun berlalu. Gadis malang yang duduk saat hujan tengah menggila tersebut kini menjelma menjadi sosok gadis yang dipuja hampir seluruh lelaki di pelosok negeri.

Euryca. Seorang model terkenal yang namanya melejit dua tahun terakhir. Banyak sekali perusahaan-perusahaan yang meliriknya sebagai model untuk mempromosikan produk yang mereka buat.

Di usianya yang menginjak dua puluh tiga tahun, Euryca sudah meraih banyak prestasi dan pendapatan yang nominalnya tidak sedikit. Mungkin cukup untuk membiayai hidupnya selama tujuh sampai delapan tahun.

Euryca tinggal di kota padat penduduk, London. Seorang diri membeli sebuah apartemen elit yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang berdompet tebal. Hidupnya berubah dalam beberapa tahun. Tapi, tidak dengan hatinya. Perasaannya masih sama.

Dan sekarang ... ia merindukan sosok yang selalu mengisi setiap tempat di hatinya.

“Eury, hari ini kau ada jadwal pemotretan untuk produk OZ dari perusahaan—”

Euryca tidak mendengarkan apa pun yang dikatakan manajernya. Atensinya terlalu sibuk berselancar di Instagram. Mengintip setiap postingan milik seseorang. Terkadang senyumnya mengembang bahagia. Tetapi, sedetik kemudian ia tersenyum pedih.

“Eury, kau mendengarku?” Pertanyaan Marvell—manajer Euryca—membuyarkan semua fantasi di dalam benak Euryca.

Gadis muda itu menoleh dan menatap manajernya polos. “Oh. Apa yang kaukatakan, Marvell? Maaf, aku tidak menyimak ucapanmu tadi,” ujar Euryca dengan nada polos.

Marvell memejamkan matanya pelan. Berusaha untuk meredam rasa kesalnya. “Dua jam lagi kau ada pemotretan di—”

“Oh. Baiklah. Aku ingat. Kau sudah memberitahu hal itu padaku kemarin,” potong Euryca.

“Apa yang sedang kau lihat?” Marvell sedikit melirik ke arah ponsel Euryca. Lelaki itu berdecak. “Tsk. Kau men-stalk dia lagi? Hari ini sudah berapa kali?” Ia mendengkus pelan.

“Hm.” Euryca tampak berpikir. “Kurasa baru sepuluh kali,” jawabnya sembari memperlihatkan kesepuluh jemari tangannya.

Bola mata abu-abu milik Marvell berputar malas. “Apa kau tidak bosan setiap hari berkunjung ke profilnya hanya untuk melihat apakah dia membagikan foto terbaru atau tidak?” tanya Marvell sarkas.

Euryca menggeleng pelan. “Sama sekali tidak.”

“Dengar, Euryca! Dia sudah mencampakkanmu. Jadi, tidak usah berharap lebih.”

Euryca merengut. “Bukan dia yang mencampakkanku, tapi aku yang memilih pergi dari kehidupannya.”

“Kalau kau yang memutuskan untuk meninggalkannya, lantas untuk apa kau masih setia men-stalk akun Instagramnya?” tanya Marvell.

“Karena aku ingin tahu semua tentangnya,” sahut Euryca pelan.

“Yang kaulakukan itu hanya membuang-buang waktu. Kau selalu memperhatikannya. Tetapi, dia belum tentu memperhatikanmu. Belum tentu menyadari kehadiranmu.”

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang