8. Sacrifice for Freedom

131 10 0
                                    

"Hei, Suno. Menurutmu ... apa arti kebebasan bagimu?"

Kebebasan ... 'kah...? Sudah lama tidak mendengar kalimat ini....

"Tentu saja ... tanpa terikat hal apa pun dan tak ada seorang pun yang melarang kita. Itulah ... definisiku."

Ada apa dengan Kimura? Tiba-tiba menanyakan hal langka seperti itu kepadaku. Gara-gara itu, aku tidak jadi tidur. Posisiku masih tetap tiduran tentunya.

"Kalau begitu, mau kabur dari sini bersamaku?"

"He? Kau serius!? Tidak mungkin bagi kita untuk meninggalkan penjara segila ini! Apa kau mau kita mati terkena tembakan pertahanan tempat ini!?

Benar, ide yang gila jika sampai berpikir untuk kabur dari tempat ini. Mustahil, penjara ini bukanlah penjara biasa. Mungkin beberapa narapidana yang pernah kabur dari sini beranggapan kalau tempat ini setara dengan penjara paling ketat penjagaannya di dunia, Alcatraz.

Sebenarnya itu salah ... penjara ini jauh lebih mengerikan dari yang siapa pun duga. Itulah fakta yang baru-baru ini kudengar bersama teman satu selku, Kimura Masado.

Lokasi penjara ini? Aku sendiri tidak tahu. Sebenarnya ini di mana?

"Bagaimana Suno? Memangnya kau mau mati membusuk di sini?"

Tentu saja tidak!

Aku berdiri setelah sebelumnya duduk di atas kasur, berjalan mendekati pintu sel, untuk melihat keadaan di luar ruangan sel. Setelah itu aku segera kembali duduk di atas kasurku.

"Di luar memang sepi, tapi apa kau bisa bayangkan cara untuk kabur tanpa ketahuan sensor?"

Apa benda yang dipegangnya itu? Bentuknya seperti tombol pengaktif bom, untuk apa dia membawanya?

"Tentu saja." dia mengangkat tombol pengaktif itu agar dapat terlihat jelas olehku, di saat bersamaan dia langsung menekannya. "Itu karena ... aku sudah punya rencana."

Apa yang terjadi? Tidak terjadi ledakan? Punya rencana katanya?? Akan kucoba mengikuti alurnya dulu.

"Kau penasaran dengan tombol ini bukan?" Kimura melempar benda itu ke belakang begitu saja tanpa peduli mendarat ke mana. Dia mengintip keadaan luar melalui pintu, kemudian dia memberi isyarat agar aku pergi dari kasurku. "Menyingkirlah dari situ Suno."

"Ah, ya."

Sepertinya, tombol yang tadi itu memang bukan untuk mengaktifkan bom. Mungkin digunakan untuk mengaktifkan benda lain seperti perangkap atau penanda lokasi. Bagiku yang memungkinkan adalah penanda lokasi, tidak mungkin Kimura dapat memanipulasi artileri tempat gila ini, kecuali jika dia sipir di sini.

Sebenarnya merupakan suatu keberuntungan karena mereka tidak meletakkan CCTV dan artileri di dalam ruang sel ini. Jadi yang namanya kabur dari penjara masih memungkinkan untuk dilakukan.

Kemungkinan besar temannya sempat memberikan penanda lokasi itu kepada Kimura, jadi dengan itu mereka dapat menyelamatkannya.

"Oi Suno, kau punya sesuatu yang dapat memutar mur? Apa pun itu, cepat berikanlah kepadaku."

Karena membobol kunci sel tempat ini tidak mungkin, jadi pilihanmu adalah melewati jalur perpipaan? Ide yang bagus, tapi bukankah itu akan sulit? Kau maupun diriku sama sekali tidak tahu struktur lokasi penjara ini.

Kami, para narapidana tidak pernah diperbolehkan keluar dari sel tahanan. Sepanjang hari-hari kami dihabiskan dengan bangun, makan, mengobrol, tidur, begitu terus siklusnya.

Kecuali untuk mereka yang dipenjara di wilayah penjara level tinggi, yang artinya tempat dikurungnya mereka yang melakukan kejahatan yang takkan pernah bisa dimaafkan dan tak wajar jika dibayangkan oleh orang normal.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang