Sejak kejadian itu, aku bersumpah pada diriku sendiri. Aku tidak akan keluar dari kamar lagi saat jam 12 malam.
.
Hari itu, teman-temanku menginap. Abyan, Willy, dan Cinta. Seperti kebanyakan remaja awal lainnya, kami bercerita mengenai kisah hantu sebelum beranjak tidur. Di antara kami berempat, mungkin aku lah yang saat itu paling terlihat ketakutan. Tapi, aku harus berusaha menyembunyikannya.
Willy yang pertama cerita.
"Aku akan mulai dengan..." Willy menyemprotkan cahaya senter ke wajahnya. "Kisah seorang anak perempuan yang keluar kamar saat tengah malam."
Begini yang Willy ceritakan.
Pada suatu malam pukul setengah 2 pagi, seorang anak perempuan terbangun dari mimpinya. Dia tidur sendirian di loteng rumahnya. Sementara kedua orang tuanya tidur di kamar bawah.
Si anak perempuan mendadak merasa haus. Turun dari tempat tidur, si anak berniat mengambil minuman ke dapur. Tapi, sebelum dia sempat meraih kenop pintu, dia mendengar suara televisi yang menyala. Dia berpikir, mungkin ayahnya belum tidur.
Si anak kemudian membuka pintu kamar. Terdengar bunyi yang cukup nyaring dari pintu kamarnya yang membuat kucing peliharaannya terbangun. Si anak melihat dari atas tangga. Televisi di ruang tengah memang menyala. Dia juga melihat sebuah kepala yang terlihat dari atas ujung sofa. Itu pasti ayahnya.
Si anak perempuan menuruni tangga. Televisi itu menayangkan acara sekumpulan semut yang sedang bertengkar. Si anak berjalan lebih dekat lagi. Dari sini, dia dapat melihat sebuah kaki yang diselonjorkan ke atas meja. Si anak berjalan lebih dekat lagi.
"Meong~"
Suara kucing peliharaannya mengeong dari atas tangga. Meminta dikasih makan. Padahal ini hampir jam dua pagi. Tidak biasanya kucingnya itu meminta makan.
Meninggalkan ruang tengah dan orang yang sedang menonton tv, si anak langsung pergi ke dapur. Lampu dapur menyala. Padahal ibunya selalu mematikan semua lampu saat sebelum tidur.
Tiba di dapur, meja makan terlihat berantakan. Ada semangkok sereal yang belum dihabiskan dan sepiring carbonara yang sausnya masih tersisa, serta dua kaleng minuman bersoda. Anak itu mulai merasa kesal. Kenapa orang tuanya tidak membangunkannya saat mereka berdua makan? Malam itu dia memang tidur lebih awal.
Si anak mengambil gelas minuman lalu mengisinya dengan air putih dingin. Sambil minum, si anak mencari makanan kucingnya di atas lemari dapur. Saat itu dia baru menyadari, keran kamar mandi ternyata menyala. Dia dapat mendengar suaranya. Suara keran yang mengisi bak mandi.
Setelah anak itu menemukan makanan kucingnya, suara keran itu menghilang. Seperti ada seseorang yang mematikannya. Tidak biasanya ibunya mandi di jam segini.
Si anak perempuan kembali ke ruang tengah. Tv sudah padam. Tapi si kucing peliharaannya masih mengeong. Anak itu kemudian menaiki setengah tangga, mengisi wadah makan kucingnya dengan makanan, lalu telepon rumah menyala.
Si anak melirik sekitar. Suara dering telepon itu terdengar jelas di ruangan sepi itu. Sementara telepon masih menyala meminta diangkat, si anak menyimpan kantung makanan kucing, lalu mengangkat telepon.
Lampu dapur sudah dimatikan.
"Halo, Nak?"
"Ibu?"
"Kamu baik-baik saja kan di sana? Ibu dan ayahmu masih di bandara."
"Loh, kukira kalian di sini."
"Kami akan pulang besok pagi. Nenek dan kakekmu masih belum sampai dan kami harus mengantar mereka dulu ke Hughnote."
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen 10 Days ✔
ContoAdalah sebuah project rutin grup kepenulisan FLC. Yaitu member akan membuat sebuah karya cerpen dalam jangka waktu 10 hari. Cover spektakuler dari salah satu mem kami : @Kuroyuki01