12. Pertemuan di Rumah Sakit Jiwa

163 19 4
                                    

Subtema : Tidak Direstui

Aku punya satu cerita yang amat menyedihkan. Ah, sebenarnya ini ceritaku. Cerita dari bagian hidupku. Aku tidak mengarangnya sendiri untuk dijadikan sebuah cerita pendek. Ini memang terjadi padaku. Dan pada teman laki-lakiku di masa kecil.

Aku harus memulai dari mana?

Aku pusing. Sisa waktunya tinggal 30 menit sebelum jadwal wawancaraku.

Okey okey buku diary, semoga kau bisa menjadi tempat terindahku untuk berbagi cerita.

***

Nianda selalu masuk berita belakangan ini. Bahkan menjadi trending topic di twitter. Itu karena prestasinya yang telah bermain peran bersama artis-artis Hollywood. Nianda keren. Nianda dipuji banyak orang.

Tapi

Nianda lelah

Nianda ingin istirahat. Dia sudah terlalu banyak bergerak dan berpikir beberapa hari ke belakang. Nianda butuh rebahan.

Tapi Nianda tidak melakukan itu

Yang gadis 21 tahun itu lakukan adalah menelpon manajernya lalu bilang satu kalimat bermakna.

"Aku ingin cuti."

Selesai.

Nianda bebas. Nianda bisa rebahan.

Tapi Nianda tidak rebahan.

Nianda pergi ke sebuah rumah sakit jiwa saat dia sudah mulai merasa bosan dengan aktifitas nonton youtubenya. Tidak, Nianda tidak stress. Nianda juga tidak mengunjungi salah satu temannya di sana. Nianda tidak punya teman yang gila.

Nianda hanya ingin pergi melihat kehidupan menyedihkan orang-orang sakit jiwa di sana. Untuk mengukur tingkat kebahagiaan mereka. Agar Nianda bisa bersyukur atas hidupnya yang kadang Nianda sendiri merasa bosan. Padahal dia sudah kaya. Semua orang ingin menjadi Nianda.

Tapi Nianda bosan. Jadi Nianda berlibur ke rumah sakit jiwa

***

Nianda melihat kehidupan orang-orang sakit jiwa. Sebagian besar dari mereka sering tertawa tanpa alasan. Tapi Nianda tidak takut. Nianda masih ditemani oleh perawat sana.

Ketika berjalan di lorong, perawat bilang gini ke Nianda.

"Ada satu pasien rumah sakit jiwa. Dia ganteng sekali. Tapi, dia harus menjadi gila gara-gara terlalu pintar. Kau ingin bertemu dengannya, Nianda?"

Nianda mengangguk.

"Baiklah. Nama laki-laki itu adalah Riyan."

Sebuah pintu terbuka. Menampakkan seorang laki-laki dengan pakaian pasiennya.

Riyan dan Nianda saling menatap.

Lalu, Nianda berkata.

"Riyan. Teman SD-ku."

***

Kelas lima SD, lima tahun Riyan dan Nianda sekelas, baru hari ini mereka saling bicara. Nianda yang cantik, terkenal, dan pintar ternyata dibenci oleh hampir semua teman perempuan di kelasnya.

Di saat tidak ada yang mau mengajak Nianda ke kantin, saat itulah Riyan menghampiri meja Nianda.

"Jangan pergi ke kantin. Kau akan menghabiskan sebagian uang orangtuamu. Jika kau lapar, nih ada bekalku. Aku tidak suka sayuran."

Nianda tidak percaya.

"Habiskan, ya." Riyan tersenyum.

Untuk pertama kalinya, Nianda kecil merasakan jatuh cinta.

***

Riyan dan Nianda duduk bersisian. Tidak dapat berkata apa-apa dan hanya bisa melihat wajah samping saja. Perasaan Nianda bergetar. Tidak, Nianda sering menolak laki-laki ganteng.

Tapi ini Riyan

Laki-laki gila yang hanya dengan satu tindakan saja, bisa membuat Nianda jatuh cinta.

Riyan dan Nianda. Di rumah sakit jiwa mereka bertemu lagi. Riyan yang terlalu pintar dan Nianda yang terlalu terkenal. Takdir mempertemukan mereka lagi.

Tapi

Tuhan tidak mengizinkan mereka bersama

"Bolehkah saya melamar Nianda?" itu yang Riyan katakan kepada orangtua Nianda.

Nianda senang. Ia tidak menyangka ternyata cinta pertamanya yang akan menjadi laki-laki pertama yang melamarnya.

Tapi, sayangnya Riyan bukan milik Nianda.

Orang tua Nianda tidak merestui hubungan mereka

Penulis
pinnavy

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang