17. Diriku Yang Lain

576 19 8
                                    

Awalnya, perkumpulan kami terlihat baik-baik saja. Hingga, muncul lah satu orang pengkhianat yang menghancurkannya.

.

KW10

Komunitas Wibu SMA 10

Komunitas abal-abalan. Bukan komunitas resmi. Yang tahu tentang adanya komunitas ini hanya anggotanya sendiri yang berjumlah lima orang. Satu orang kelas sepuluh, Fikran. Tiga orang kelas dua, Risal, Zahra, dan aku. Dan satu orang kakak kelas, Kak Bunga.

Kami selalu berkumpul di sembarang tempat setelah sekolah sepi. Mungkin yang orang-orang lihat, kami seperti sekumpulan teman sekelas yang lagi kerja kelompok. Fikran emang suka bawa leptop pas kami kumpul. Tidak seperti Risal yang selalu menonton anime di handphone nya, Fikran selalu rajin mengerjakan tugas.

Aku sekelas dengan Zahra. Karena kami satu perkumpulan, di kelas pun kadang kami mengobrol bersama. Sebenarnya, aku agak menyimpan rasa sama Zahra. Zahra itu tipe cewek yang harus dilindungin. Dia termasuk murid yang pintar di kelas. Tapi semester kemarin, nilai rapot Zahra turun drastis.

Terakhir, Kak Bunga adalah tipe kakak kelas yang suka memerintah. Bukannya galak, dia justru melakukannya demi kami, para adik kelasnya. Dia juga mengikuti ekskul tari. Dan sepertinya, Zahra agak bergantung pada Kak Bunga.

"Fan, lu udah download Kenja No Mago?" Risal bertanya sambil masih menonton anime. Aneh, apa dia gak pusing?

"Udah gua apus."

Komunitas ini terbentuk saat Agustus tahun lalu. Awalnya Risal berkata padaku kalau dia ingin punya banyak temen wibu. Lalu dengan asal bicara, aku mengusulkan untuk membuat komunitas saja. Risal langsung setuju dan besoknya, tiba-tiba saja Fikran dan Kak Bunga sudah ada di tempat berkumpul. Karena Kak Bunga minta satu orang anggota perempuan lagi, aku kemudian mengajak Zahra.

"Anjir, Power Point nya gak ke save."

"Udahlah mending pake lepi nya buat nonton Fruit Basket."

"Tengil tengil gini doyannya nonton Shoujo."

Oh ya, ada satu rahasia di sini. Perkumpulan ini bersifat rahasia. Karena pihak sekolah tidak memperkenankan adanya komunitas ilegal yang bernaung di sekolah. Apalagi kalau sampai ketahuan OSIS, bisa-bisa para anggotanya pun terkena skorsing.

"Emm, guys, kayaknya gue gak bisa kumpul bareng kalian lagi."

Seketika semua pandangan tertuju pada Kak Bunga. Kecuali Risal yang masih asyik nonton Nichijou.

"Eh, ada apa, Kak?" Zahra bertanya duluan.

Hmm, paling-paling mau sibuk ujian.

"Yah gue kan kelas 12. Bentar lagi SBMPTN. Ya gue harus belajar lah," jawab Kak Bunga sambil memandang dengan tidak enak. "Mmm, sorry, ya."

"Ya itu kan emang kewajiban kakak. Kita gak bisa ngelarang." Bijak sekali Fikran.

Kemudian, Kak Bunga melirikku. Matanya seperti sedang memelas. Ah, aku benci ini. "Menurut Shota gimana?"

Aku mengalihkan pandangan. "Terserah kakak."

"Gak akan kesepian?"

"Gak."

"Ihh, Shota ngambek, ya."

"Enggak kok nggak ngambek. Sumpah. Suer. Serius."

"Cini peluk dulu onee chan."

Aku langsung mengeluarkan ekspresi jijik.

Ah ya, aku lupa sesuatu. Kak Bunga juga tipe cewek yang cocok dijadikan onee chan. Dewasa dan penyayang. Tapi yang paling aku benci darinya, dia menganggapku shota. Bukan karena bertubuh pendek, Kak Bunga bilang kalau aku ini mempunyai jiwa keadikan, padahal aku anak sulung. Entah apa maksud Kak Bunga. Cewek satu itu emang penyuka shota.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang