Pagi hari di Bikini Bottom benar-benar menyegarkan. Angin sejuk yang berhembus lembut nyaris membuatku kembali terlelap di dalam buaian bantal tempat tidurku yang empuk. Jika saja Gary―siput peliharaanku―tidak membangunkanku, mungkin saja aku akan tertidur seharian di rumah. Semalam, aku bermimpi tentang kerang ajaib. Indah sekali mimpiku!
Gary menarik selimutku dengan paksa, membuatku mau tak mau terpaksa bangun. Aku merenggangkan tubuhku, lantas tersenyum kepada Gary. "Selamat pagi, Gary! Bagaimana tidurmu semalam?"
Gary mengeong―bunyinya memang seperti itu―lalu mengedip malas. Ah, sepertinya mimpinya kurang baik.
Aku tetap tersenyum. "Semalam aku bermimpi tentang kerang ajaib! Kerang tersebut akan menjawab apa pun pertanyaanku. Bukankah itu terdengar menyenangkan?"
Gary kembali mengeong sebagai tanggapan.
"Gary, aku tahu rencana liburan musim panas kita!" seruku tiba-tiba. "Bagaimana kalau kita mencari keong ajaib?"
Entah apa yang salah dari ucapanku, Gary justru berjalan ke luar kamarku, meninggalkan lendir-lendir di lantai.
Aku melompat berdiri, mandi, berganti pakaian, kemudian berlari ke luar rumah. Aku berlari ke rumah Patrick untuk menceritakan tentang tujuanku mencari kerang ajaib.
Aku mengetuk pintu rumah Patrick dengan tidak sabar. "Patrick, Patrick! Buka pintunya, cepat!"
Patrick membuka pintunya. Kantung mata masih bertengger di bawah pelupuk matanya. Sepertinya dia masih mengantuk. Tapi aku yakin, setelah aku menceritakan perihal kerang ajaib, pasti dia akan segar bugar!
"Ada apa, Spongebob? Ini masih pagi sekali ...," Patrick mengusap matanya lesuh.
"Patrick, coba tebak! Semalam, aku bermimpi tentang kerang ajaib!" aku bercerita dengan semangat menggebu-gebu.
"Eh?" Patrick menatapku tak percaya. "Kau serius, Spongebob? Aku semalam juga memimpikan hal yang sama!"
"Wah, kau juga bermimpi tentang kerang ajaib?"
"Iya!"
"Kalau begitu, bagaimana jika kita mencari keberadaan kerang ajaib bersama-sama?" usulku girang. "Kita akan mencarinya bersama-sama! Benda itu akan menjawab semua pertanyaan kita!"
Patrick mengangguk. "Ide bagus, Spongebob!"
"Tunggu dulu, anak-anak." Baik aku maupun Patrick serempak menoleh ke sumber suara, dan mendapati Plankton sedang berjalan ke arah kami dengan senyum lebar. "Aku tadi mendengar kalian sedang membicarakan tentang kerang ajaib. Benar begitu?"
Aku dan Patrick berseru bersamaan, "Benar! Kau ingin ikut bersama kami, Plankton?"
"Tentu saja! Mungkin dengan kerang ajaib, aku bisa menanyakan letak resep krabby patty―" Plankton tampak menyadari sesuatu, "―Ah, maksudku, mungkin aku bisa menanyakan siapa sahabat sejatiku yang sebenarnya. Hehehehe."
Aku menatap berbinar. "Kau ingin menjadi sahabat kami, Plankton?"
Plankton menganggukkan kepalanya, membuatku tersenyum lebar. "Tentu saja! Demi kerang ajaib, aku rela menjadi teman kalian."
Aku dan Patrick saling bertatapan untuk beberapa saat, kemudian melompat dan berseru girang. Ah, indahnya persahabatan. Maka, kami bertiga berjalan beriringan sembari bernyanyi ria, melewati lembah ubur-ubur yang begitu indah.
"Uhh, bisa kalian diam sebentar?" Plankton menutup kedua telinganya. Ia tampak kesakitan. "A-Aku jadi tidak bisa mencari kerang ajaib dengan fokus."
"Ada apa, Plankton?" tanya Patrick polos. "Apa kau menikmati kami bernyanyi?"
"Ya, ya! Tentu saja! Suara kalian sangatlah indah," jawab Plankton cepat. "Tapi, ingat tujuan awal kita. Kita di sini untuk menemukan kerang ajaib!"
"Ah, benar juga!" Aku mengangguk-anggukan kepala. "Di mimpiku, benda itu ada di sekitar sini, lembah ubur-ubur. Kalau tidak salah, letaknya ada di belakang karang itu," kataku sambil menunjuk sebuah bebatuan karang berwarna merah muda.
"Kerang ajaib?" Plankton segera berlari menuju tempat yang kumaksud. Wah, orang itu semangat sekali!
Setelah beberapa saat mencari, akhirnya kami menemukan sebuah kerang berwarna merah muda. Ada tali sebagai tombol power di kerang tersebut.
Tanpa basa-basi, aku segera menarik tali, lantas bertanya, "Wahai kerang ajaib, apakah Patrick itu bintang laut?"
"... Iya."
Aku dan Patrick tertawa bersama. Kerang ajaib yang ada di genggamanku benar-benar bisa menjawabnya!
Kini, Patrick mengambil alih kerang tersebut. Ia menarim talinya, kemudian bertanya, "Wahai kerang ajaib, apakah Spongebob adalah spons kotak berwarna kuning?"
"... Iya."
Kami kembali tertawa mendengar perkataan kerang ajaib. Sungguh lucu.
Plankton menatapku dan Patrick bergantian. Wajahnya memerah. Ah, mungkin karena dia terlalu menahan tawa? Entahlah.
Plankton merebut kerang tersebut dari tangan Patrick, menarik talinya, kemudian bertanya, "Wahai kerang ajaib! Di manakah letak resep rahasia Krabby Patty?"
"... Tidak."
"Hah?!" Plankton mendelik kesal. "Kerang ajaib, aku bertanya di mana letaknya! Bukan memintamu menjawa iya atau tidak! Kau tidak berguna, ya?!"
"... Iya."
"ARGH!" Plankton melempar kerang ajaib kepadaku, dan dengan sigap aku menangkapnya. Plankton berlalu menjauh dengan wajah murka. Kenapa dia terlihat marah, ya? Padahal jika dia mau, dia bisa bertanya letak resep rahasia Krabby Patty kepadaku.
"Spongebob, bolehkah aku bertanya kepada kerang itu sekali lagi?" tanya Patrick, tampak tak sabar.
Aku mengangguk, kemudian mengulurkan kerang ajaib kepada Patrick. "Tentu saja, Patrick. Kau bisa bertanya sebanyak apa pun yang kau mau."
Patrick terlihat berbinar-binar, kemudian bersorak sorai begitu aku menyerahkan kerang tersebut pada Patrick. Bahkan, ubur-ubur di sekitar berenang menjauh mendengar sorakan Patrick.
Patrick menerima kerang tersebut, tersenyum cerah. "Terima kasih, Spongebob!" Ia menarik tali kerang, kemudian bertanya, "Wahai kerang ajaib, apakah Spongebob sahabatku?"
"... Iya."
"Wah, kata kerang ajaib kita sahabat!" Patrick melempar kerang tersebut, merangkulku.
"Tentu saja," aku tertawa, balas merangkul Patrick. "Bahkan tanpa bertanya kepada kerang itu pun, kita tetap sahabat."
"Benar, kawan. Tanpa bertanya kepada kerang ajaib, kita tetap sahabat." Patrick ikut tertawa. "Sekarang, mau menangkap ubur-ubur?"
"Selagi kita di lembah ubur-ubur, kenapa tidak?"
***END***
Written by : VaraUser
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen 10 Days ✔
Короткий рассказAdalah sebuah project rutin grup kepenulisan FLC. Yaitu member akan membuat sebuah karya cerpen dalam jangka waktu 10 hari. Cover spektakuler dari salah satu mem kami : @Kuroyuki01