12. My Sibling's

314 13 5
                                    

Glophobia adalah phobia terhadap balon. Orang yang mengidap phobia ini akan sangat ketakutan bila melihat balon, ia akan merasa tersiksa bila berada di pesta yang di dekorasi dengan balon atau pun bila ada anak-anak yang memainkan balon di sekitarnya.

Mungkin kalian tak akan percaya bila seorang pengeran tampan mengalami phobia ini. Sebut saja Halilintar, si sulung dari 7 elemental siblings. Ia mengidap glophobia karena suatu kejadian yang menimpanya pada masa kecil dulu.

Pagi ini di rumah elemental siblings, terlihat dua remaja lelaki tengah mengendap-endap memasuki kamar seseorang sambil membawa sebuah tas plastik. Jika di lihat dari logo petir di pintu kamarnya, kita dapat mengetahui bahwa si pemilik kamar adalah Halilintar.

Setelah memasuki kamar si sulung, kedua remaja itu segera mengambil balon yang berada di dalam tas plastik tadi dan segera meniup balon yang telah mereka sediakan dalam jumlah yang cukup banyak. Kemudian diam-diam pergi meninggalkan kamar tersebut.

Setelah melancarkan aksinya, keduanya bergegas menuruni tangga dan menuju ke arah dapur untuk menghindari amukan dari kakak tertuanya.

★★★★★★★

Seorang pemuda beriris emas bertopi terbalik dengan aksen hitam kuning yang selaras dengan rompi hoodie nya yang tengah memasak di dapur terkejut dengan kedatangan dua orang pemuda yang tiba-tiba saja datang dan langsung bersembunyi di sekitarnya.

"Kak Taufan, Blaze, kalian berdua sedang apa?" tanya si pemuda beriris emas.

"Biasa lah Gempa, bersembunyi setelah mengerjai Kak Hali," jawab remaja beriris biru safir bertopi biru putih bercorak angin dan di pakai miring ke kanan.

"Kalian tidak melakukan hal-hal yang bisa membuat kalian patah tulang kan?" tanya pemuda yang di ketahui bernama Gempa.

"Tidak kok! Kami hanya meninggalkan beberapa balon di kamar kak Hali, itu saja," balas pemuda beriris jingga bertopi hitam bercorak api yang di pakai kedepan namun agak ke atas hingga memperlihatkan poninya dan memakai rompi hoodie tanpa lengan yang bercorak api.

"Dasar kalian ini, kan sudah tau kalau kak Hali itu pengidap glophobia, terus kenapa kalian kerjain dengan balon sih?" keluh Gempa sembari melepas apron nya dan bergegas menaiki tangga.

"Kak Gempa mau kemana?" tanya Blaze penasaran karena tidak biasanya kakaknya itu meninggalkan daerah kekuasaannya, apalagi saat belum selesai dengan acara masak-memasaknya.

"Ke kamar kak Hali," jawabnya singkat.

"Tapi kan kami sudah susah payah membuat jebakan itu Gempa," ujar Taufan.

"Susah atau pun tidaknya, aku tak peduli. Dari pada kalian berdua mengalami pergeseran sendi bahu lagi, bagaimana? Kalian mau?" tanya Gempa kemudian.

"Biar saja," jawab Taufan singkat.

Akhirnya Gempa pergi ke kamar Halilintar sendirian. Ketika sampai, ia langsung mengetuk pintu kamarnya. Namun, belum lama ia mengetuk, terdengar jeritan dari dalam kamar.

"Kenapa ada balon di kamarku?" jerit suara itu.
"Kak Hali, ini aku Gempa. Buka pintunya kak," pinta Gempa pada Hali.

"Cepat masuk! Singkirkan balon-balon ini dari kamarku! Pintunya tidak ku kunci kok, dan cepatlah!" serunya setengah histeris.

"Ok kak," ujar Gempa sembari masuk ke kamar Halilintar.

"Kak Hali baik-baik sa...ja kan? Ehh? Kak Hali kenapa berada di situ kak? Ayo turun sini," ucap Gempa terkejut melihat pemuda beriris ruby bertopi kedepan bercorak petir berwarna merah hitam yang tengah berada di atas lemari pakaian sambil menggigil ketakutan.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang