Aku tidak tau bagaimana ini semua bisa terjadi.
Aku hanyalah seorang gadis SMA biasa yang ya ... biasa-biasa saja. Nilai akademikku standar dan aku juga ditempatkan di kelas yang standar, yaitu kelas IPA 3. Aku tidak ditempatkan di kelas Einstein seperti kelas IPA 1 ataupun kelas berandalan seperti IPS 4. Dari segi fisik dan penampilan, aku juga biasa-biasa saja. Aku bukan seorang wanita dari keluarga kaya dengan penampilan elegan dan sempurna atau pun seorang gadis kutu buku yang selalu berdiam diri di dalam kamar untuk mengkhatamkan buku rumus matematika. Aku hanyalah seorang gadis biasa. Bisa dibilang, hidupku ini biasa-biasa saja. Terlalu monoton malahan.
Ah, tapi itu semua tidak penting untuk kalian ketahui. Yang penting adalah bagaimana ini semua bisa terjadi.
Hari itu adalah hari Rabu. Hari yang biasa-biasa saja. Ah, aku ini memang terlalu biasa, ya?
Bel pulang sekolah telah berbunyi dan semua siswa sudah diperkenankan untuk pulang oleh guru-guru. Tentu saja, semua siswa yang ada di situ langsung bergegas pulang ke rumah mereka masing-masing atau mungkin berkunjung sebentar ke suatu tempat. Aku yang tidak memiliki rencana apa-apa berniat untuk langsung pulang ke rumah. Lagipula, tubuhku sudah sangat lelah.
Aku berjalan menuju halte bus yang berada tepat di depan sekolah sambil sesekali menyapa teman-teman SMP-ku dulu yang berpapasan jalan denganku. Rencananya, aku berniat untuk menunggu jemputanku datang di situ.
Aku mendongak ke arah langit. Awan gelap bergumul di atasku dan aku mulai berpikir bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Sepertinya orang lain juga berpikir sama. Mereka mulai buru-buru pulang ke rumah agar tidak baju mereka tidak basah jika saja hujan turun di tengah jalan. Aku santai saja karena jemputanku akan datang menggunakan mobil.
Beberapa orang mulai berjalan cepat agar hujan tidak turun sebelum mereka sampai ke rumah mereka. Angin berhembus dengan kencangnya dan membuat seorang wanita kewalahan karena lembaran kertas yang ia pegang sedari tadi berhamburan akibat ulah angin tersebut. Aku berniat membantu namun jaraknya terlalu jauh. Sudahlah, lagipula ia juga sudah dibantu oleh seseorang.
Aku sampai di halte depan sekolahku. Awan kini sudah berwarna pekat dan aku yakin sebentar lagi hujan akan turun. Tidak ada siapa-siapa di halte ini. Hanya ada aku, beberapa ekor semut, dan keheningan yang luar biasa.
Aku tidak tahu akan melakukan apa. Oleh karena itu, aku duduk manis saja di halte itu sembari melihat motor-motor milik siswa sekolahku yang berlalu-lalang di jalan raya. Udara mulai terasa dingin dan sinar mentari hampir tidak terlihat lagi. Sepertinya kali ini hujannya akan awet dan lama.
Yah, walaupun aku akan dijemput menggunakan mobil, namun tetap saja Ibuku tidak berani mengendarai mobil di tengah hujan. Ia bahkan pernah mengatakan bahwa ia lebih baik membuat anaknya menunggu lama untuk dijemput daripada mengendarai mobil saat hujan tengah turun. Aku tidak bisa melawan pernyataan yang diberikan oleh Ibu. Jadilah, aku harus menunggu lama jika hujan ini tidak cepat berhenti.
Ah, atau haruskah aku berdoa agar hujannya tidak usah turun saja, ya?
Tapi, sekuat apa pun aku berdoa, hujan tetap turun. Angin makin kencang berhembus dan hawa dingin mulai menyelimuti diriku. Aku mulai memikirkan berbagai hal agar aku tidak mati kebosanan ketika menunggu hujan ini reda.
Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki seseorang yang tengah menginjak jalanan basah dengan terburu-buru. Aku menoleh ke asal suara dan aku mendapati seorang pria sedang berlari ke arah halte bus yang sedang aku jadikan sebagai tempat berteduh ini.
Oh, aku kenal dengan anak ini. Dia adalah Tama-kun, anak dari kelas IPA 1. Seperti biasa, dia selalu terlihat seperti anak culun. Kacamata besar yang senantiasa bertengger di hidungnya itu mengganggu sekali. Padahal, wajahnya cukup manis untuk ukuran seorang siswa SMU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen 10 Days ✔
Kısa HikayeAdalah sebuah project rutin grup kepenulisan FLC. Yaitu member akan membuat sebuah karya cerpen dalam jangka waktu 10 hari. Cover spektakuler dari salah satu mem kami : @Kuroyuki01