16. Takdir nan mengatur alur

390 22 1
                                    

"mengapa takdir seolah bermain dengan hati?
Aku pernah kehilangan dia sekali. Dan aku tak sanggup lagi!"
================================

Fake love...🎶
Fake love.. 🎶
Fake love......🎶🎶

"TRISHAAA... MATIIN ALARM LOOOO.. BERISIKKK" Jam belum menunjukkan pukul 03.00tapi rumah dengan desain interior modern itu sudah memggema dengan teriakan dari si sulung.

Trisa—si bungsu yang ditegur menggeliat dan langsung meraih handphone nya, mematikan lagu k-pop kesukaannya yang dijadikan nada dering alarm. "LO YANG BERISIK"  untuk mereka teriakan harus dibalas teriakan.

"APAAN SIH? LO TUH YANG BERISIK! JAM TIGA AJA BELOM TAPI UDAH NGIDUPIN ALARM!!" Tsafira—si sulung membalas teriakan trisa. Dan mereka tak akan berhenti sebelum ada yang mengalah.

Sedangkan Trisa sudah menutup telinga nya menggunakan bantal. Dan melanjutkan tidur indahnya.

"Kak, udah jangan teriak teriak. Trisa memang pengin bangun pagi katanya, mau sholat tahajud!" tegur sang ibunda yang masih mengenakan mukena menunjukkan ia baru saja usai beribadat.

Tsafira ber-oh ria, lalu melenggang menuju kamarnya yang bersampingan dengan Trisa.

⏳⏳⏳

"MAAAAMAAAAA!!!!" Trisa berteriak dari kamarnya yang sontak membuat semua anggota keluarga datang ke kamar nya.

"Trisa kamu kenapa, sayang?" nada panik jelas terdengar di ucapan Tiara—mamanya. Namun ia justru mendapatkan jawaban berupa peloyotan tajam dari Trisa.

Tsafira dan Ferdi—papa mereka mengerutkan dahi nya, heran dengan pelototan yang dilemparkan Trisa.

"Mama, kok nggak bagunin Tisa?, kan Tisa minta bangunin kemaren, maa. Mama lupa ya?" Tsafira, Tiara, dan ferdi mendengus, kecewa. Kecewa pada Trisa yang sudah buat panik, dan kecewa pada diri sendiri yang entah mengapa langsung panik padahal itu sudah biasa terjadi.

"Eh, kebo. Lo ya....." Tsafira menunjuk Trisa dia tidak bisa melanjutkan ucapan nya, terlalu kagum dengan manusia tukang tidur satu ini.

"Loh bukan nya kamu udah bangun ya? Waktu kamu teriak teriakan sama Fira?" tanya Tiara dan mendapat cengiran dari Trisa. Ia ingat itu dan ia menyesal kembali tidur saat itu.

"udah ah. sana mandi!, Bau lo. Jangan lupa sholat subuh!" perintah Tsafira pada sang adik sepeninggal ayah dan ibu nya.  Ia pun memutuskan untuk ikut keluar

"dasar! Sholat subuh aja tinggal sok-sok-an buat sholat tahajud.. Beh, mana mungkin Kebo bisa bangun cepet" gadis itu masih komat kamit tak jelas. Meski dengan suara yang dikecilkan Trisa masih mampu mendengar.

Trisa berdecak. Namun, ia tak mau kalah "GUE DENGER, BANTENG" Aksi saling teriak pun dimulai. Hingga omelan dari mama mereka lah yang memisahkan.

⏳⏳⏳

Sehabis sholat subuh. Trisa langsung mandi. Tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi ku bantu ibu. Membereskan tempat tidur ku. //Dasar, Author sableng//

Gadis itu mendengus kasar sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Bertanya tanya tentang kesiapan diri, mental, fisik, jasmani, rohani, kemampuan, kesehatan, dan kebugaran. //bicara apakah saya?//

Sebuah senyuman memulai hari sudah terbit di wajah Trisa.

I'm ready. Batin nya, berusaha menyemangati diri sendiri.

Trisa meraih tas nya. Menyampir di bahu sebelah kanan saja. Lalu sibuk memakai kaos kaki dan menenteng sepatu nya. Lalu berlari tergesa gesa ke bawah.

Cerpen 10 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang