A/N : saya lagi-lagi meminjam nama para tokoh sejarah:v
.
.
.
Bugh!
“BANGUN!” bentak ayah. Aku yang ditonjok pipinya, memuntahkan gigi susu, beserta darah. Aku sudah tidak mampu berdiri karena kakiku sudah diinjak oleh ayah. Aku ingin menangis, tetapi kutahan terus agar ayah tidak melakukan yang lebih parah dari ini.
Memang hal terparah yang pernah kudapatkan adalah tidur di atas tumpukan salju. Aku tidak mati, tapi juga tidak hidup. Seakan waktu berhenti dan ikut membeku bersama salju. Aku tidur di luar seperti itu karena ayah mengunci pintu saat aku bekerja. Hanya dengan mengetuk pintu pun tidak ada hasil.
Kejadian itu selalu terulang. Semua kejadian tidak menyenangkan itu terus terulang, tanpa ada satu pun yang membuatku tertawa bahagia.
Aku sudah berkali-kali mengucapkan ampun, ayah tetap menamparku. Berkali-kali pulang dengan uang yang cukup, ayah memakainya dalam sehari. Berkali-kali aku mengunjungi makam ibu, ayah bersenang-senang dengan wanita lain. Berkali-kali aku sakit, ayah menguyurku dengan air dingin. Dan berkali-kali aku mencoba membunuh ayah ... aku tidak jadi melakukannya ....
Aku begitu tidak berdaya di hadapan pria tua itu. Apa karena takut durhaka? Atau takut dengan kekerasan lainnya? Atau mungkin ... aku berharap ayah berubah ...? Tentu saja, tidak mungkin ....
“Matamu berair, kamu menangis? Orang bodoh sepertimu mau menangis, HAH?!” bentak ayah dan menekan pijakan telapak kakinya pada kakiku.
Ayah menarik rambut cokelatku dan mengangkatku untuk berdiri dengan paksa. Kepalaku sakit, seakan-akan lapisan kulit puncak kepalaku akan lepas. Ketika aku mencoba menguatkan kaki, ayah melempar aku ke tembok bata dan membersihkan tangannya yang penuh dengan darah dan rambutku.
Ayah pun menuju pintu keluar, membukanya, dan membanting pintu itu. Aku hanya bisa pasrah, menantikan ajal. Aku yakin organ dalamku juga sudah rusak karena ditonjok oleh ayah.
Tidak apa-apa ... ya, tidak apa-apa ....
Te-tentu saja tidak!
A-aku ... aku tersakiti! Luka ini tidak seberapa dengan hatiku! A-apa ... salahku?
APA SALAHKU?!
Aku lahir tanpa bisa memilih orang tuaku. Lalu ... Kau mengambil semua kebahagiaanku? KENAPA??!
Apa aku dulu adalah manusia yang jahat?
Apa ini ... karma?Aku selalu bertanya ... siapa aku ... untuk apa aku lahir ... kenapa orang tuaku menyiksaku ... kenapa aku tidak bisa seperti anak lain ... yang bersekolah dan bermain.
Aku ... selalu bertanya itu ....
Tapi ... tidak ada jawaban yang kuterima ...!
Apa aku tidak pantas?
Apa aku ... tidak bisa seperti yang lain ... tertawa ... bermain ... belajar ... menangis bahagia ... berteman ... apa aku ... tidak diperbolehkan ...?
Apa aku ... tidak boleh dicintai?
....
Ah ... aku sudah tidak tahan ....
Aku harap ... ini yang ... terakhir ....
....
Aku mencoba meraih silet yang terselip di saku celana. Aku menatap pergelangan tanganku untuk terakhir kalinya dan memejamkan mata, kemudian bersiap untuk menorehkannya.
Tapi ... tangan seseorang yang terasa hangat itu ... menahanku.
“Kamu tidak seharusnya menderita, Souji.”
![](https://img.wattpad.com/cover/187212068-288-k442496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen 10 Days ✔
Short StoryAdalah sebuah project rutin grup kepenulisan FLC. Yaitu member akan membuat sebuah karya cerpen dalam jangka waktu 10 hari. Cover spektakuler dari salah satu mem kami : @Kuroyuki01