Subtema : Terpaksa
Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Bila dipaksakan, pasti hanya akan ada hal buruk yang menghampiri. Itu mutlak.
Dua makhluk yang bisa disebut manusia tapi bisa juga disebut bukan manusia yang berlawanan jenis, yang awalnya hanya sebatas teman sesama spesies langka di kelas malah dijodohkan oleh orang tua mereka.
Rasanya mereka ingin protes dan mengadakan demo di rumah masing-masing. Tapi apalah daya mereka. Laptop, ponsel, serta koleksi mereka yang berkaitan dunia perwibuan akan terancam.
Kenapa mereka sampai dijodohkan? Cukup satu alasan. Gosip bahwa mereka sangatlah dekat saat berada di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah terlanjur menyebar sampai tertangkap indra pendengaran ibu mereka berdua.
Ibu mereka juga adalah shipper akut yang juga merupakan otaku. Dua keluarga ini yang sebelumnya tidak memiliki hubungan apa pun berisi otaku dan wibu. Sungguh kebetulan yang luar biasa.
Gadis yang memakai seragam SMA laki-laki menghampiri seorang pemuda yang tengah bersantai, mendengarkan musik dengan headphone-nya. "Hoi, Sora! Gimana nih!? Rencana kita gak ada yang berhasil!"
Pemuda yang bernama Sora itu tampak belum sadar akan keberadaan gadis yang sedang geram. Dengan santai dia angguk-angguk, menikmati irama lagu yang dia dengarkan.
"HIME HIME--"
Gadis tersebut menampar Sora, membuat nyanyiannya terhenti dan headphone-nya terlepas. "Nyanyi mulu!"
"Apaan sih, Rei!" seru Sora, mengusap-usap pipi kirinya yang memerah.
Nama gadis itu adalah Kirei, tapi Sora lebih suka memanggilnya dengan nama Rei. Nama mereka berdua terdengar seperti nama khas Jepang, bukan?
Sora memakai headphone-nya di leher kemudian mengembuskan napas bosan. "Mau apa lagi? Gue udah capek, mau nge-wibu aja."
"Emangnya lu terima kita dijodohin gini?" Kirei menarik kursi untuk duduk di depan Sora.
"Gak. Gue maunya sama waifu gue yang tercinta. Amit-amit dijodohin sama cewek jadi-jadian kayak lu."
Kirei memakai seragam perempuan? Mitos. Sejak kecil Kirei tidak pernah memakai pakaian feminim.
Karena waktu Kirei masih dalam kandungan, orang tuanya berharap akan mendapat anak laki-laki. Tapi takdir berkata lain.
Toh, Kirei juga tidak keberatan. Dia bahkan bertingkah layaknya anak laki-laki.
"Gue juga ogah dijodohin sama lu! Tapi kalo Harukawa Sora gue rela, hohoho."
"Idih, bucin. Lagian gue juga udah tahu kalau yang lu maksud itu Sora 2D. Halu!" cetus Sora tanpa beban.
"Halu itu baik untuk kesehatan hati--"
"Tapi buruk bagi kewarasan lu." Sekali lagi Sora mengucapkan kata-kata yang menohok.
Dengan kecepatan kilat Kirei menyambar dasi Sora kemudian menariknya. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Terlalu dekat!
"Kirei dan Sora cucok banget. Jadian aja gih!"
"Iya tuh, kan udah dijodohin!"
"Yey! Kelas kita dapet pajak jadian!"
Bendahara kelas menghampiri mereka berdua. "Sini-sini, pajak!"
Bukanlah uang pajak yang dia dapatkan, malahan tatapan tajam bagai pedang dari kedua makhluk yang sedang geram.
"Omae wa mou shindeiru."
Seisi kelas langsung terdiam lalu berseru sekeras yang mereka bisa, "NANI!?"
Dasar, kelas wibu. Bahkan wali kelas mereka adalah wibu akut sejak zaman dahulu kala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen 10 Days ✔
Historia CortaAdalah sebuah project rutin grup kepenulisan FLC. Yaitu member akan membuat sebuah karya cerpen dalam jangka waktu 10 hari. Cover spektakuler dari salah satu mem kami : @Kuroyuki01