💛💛 BTS >< You 💛💛
📍(YN) : nama kamu
📍Happy ending dan sad ending
📍 Update : Rabu dan Sabtu
Baper boleh, tapi jangan terlalu serius yak. Karna ini hanya kegabutan penulis yg terkadang kurang kerjaan. 😅🙏
Semoga kalian menyukai karyaku😎💜
🏆...
Sebelum membaca part ini disarankan untuk membaca part 💜31 - Guardian Angel terlebih dahulu supaya lebih mengerti alur cerita (bagi yang belum membaca)
Bagi yang sudah, silahkan bisa dilanjut 😊🙏
Happy Reading .
.
.
💜💜💜
"Ya kau tidak bosan memandangi fotonya setiap hari seperti itu? "
Aku sedikit terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba muncul begitu saja entah darimana.
"Sama sekali tidak bosan. Walaupun setiap saat setiap detik aku melihatnya. Pria yang sangat tampan. "
Mataku enggan berpaling pada foto dirinya. Dia begitu bahagia. Senyumannya terukir dengan jelas. Aku ingat betul saat itu aku berniat untuk memfoto nya diam-diam namun aku gagal karna dia menyadarinya.
Dengan percaya diri yang tinggi, dia mulai bergaya sesuai gaya di foto ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesekali aku merasa sedih jika melihat foto ini. Foto ini membuatku kembali mengingat masa-masa indah saat bersamanya. Sulit untukku mencoba melupakannya.
"Daripada hanya memandang foto seperti itu, lebih baik kau ikut dengan ku. Mungkin saja ajakanku bisa membuatmu bahagia. " Dia menarikku sebelum aku menyetujui nya.
"Kau mau mengajakku kemana? "
"Sudah ikut saja. " Dengan rasa terpaksa aku pun mengikutinya. Aku juga tak mengerti dia akan mengajakku kemana di saat cuaca dingin seperti ini.
. . .
"Ya, apa kau tidak tau kalau saat ini cuaca sedang dingin-dinginnya? Kau malah mengajakku keluar seperti ini? Kau ingin membuatku mati membeku hah? " Celoteh kesalku padanya. Dia hanya diam dengan sesekali menatap random ke segala arah.
"Ya, Park Jimin aku bicara padamu! Kenapa kau diam saja? "
Tiba-tiba matanya tertuju pada satu arah. "Coba kau lihat ke arah sana. Ikuti saja perintahku. " Perintahnya dengan nada memaksa. Dengan malas akupun mengikutinya.
Awas saja kalau dia menipuku. Batinku.
Aku pun melihat objek yang ditunjukkannya. Mataku seketika menangkap sosok yang tidak asing.
Mataku yang semula menyipit, kini terbuka lebar sempurna.
Orang yang selama ini kurindukan. Yang hanya bisa kulihat lewat lembaran foto. Kini aku bisa melihatnya secara langsung.
