•♡ BTS IMAGINE ♡•

💜129 - Troublemaker

BGM :
🎧 Park Kyung feat. Eunha - Inferiority Complex

( Disarankan supaya cerita lebih mengena.)

Request by :anzalnachan💛

Happy Reading

.

.

.

💜💜💜

Ctik.. Ctikk..

Delete..

Ctik.. Ctik..

Delete..

Ctik.. Ctik..

"Aissh.. "
Bug.

Dengan kesal kulemparkan ponselku ke atas kasur empuk. Aku pun beralih duduk di sofa ruang tamu. Merebahkan diriku di pangkuan seseorang yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Dia yang menyadari kemunculanku, seketika menghentikan aktifitasnya dan menatap fokus ke arahku.

"Kenapa kucel begitu? Bukannya tadi mau fokus jadi author? "

"Iya, tapi idenya hilang. Ngetik berkali kali ujung ujungnya dihapus. Kesel. "

Dia terkekeh mendengar keluhanku. Dengan gemasnya mencubit kedua pipiku.

"Kasihan kesayanganku ini. Mau abang Jey bantu mencari ide hm? "

Aku terperanjat dan segera bangun dari rebahanku.
"Abang Jey? Darimana oppa tau sebutan itu? "

"Hehe... Aku penasaran dengan ceritamu jadi aku diam diam membacanya saat tidak ada kegiatan. "

"Apa? Oppa sudah membaca semuanya? "

"Belum semua. Masih setengahnya. "

"Ya kenapa oppa membacanya. Aku jadi malu dengan kehaluanku. "
Aku seketika menutup mukaku dan bergegas pergi meninggalkan nya, namun ditahan olehnya.

Membuatku seketika terduduk kembali di sampingnya.

"Kenapa kau malu? Itu bukan halu, itu namanya berfantasi. Kreatif. "

"Begitukah? "
Dia membalas dengan anggukan dan senyuman mentarinya. Aku bisa bernafas lega akhirnya.

"Aku suka dengan semua tulisanmu. Tapi ada hal yang aku tidak suka. "

"Apa oppa? "

"Kenapa kau selalu romantis ketika membuat part untuk member lain eoh? Terutama part Jimin. Taehyung juga. Ah, semua member bahkan. "
Dia mengerucutkan bibirnya karna kesal.

"Part abang Jey juga romantis, bahkan sudah aku buat satu karya khusus untuk oppa. "

"Iya, tapi aku mencium aroma aroma orang ketiga di dalamnya. Aku pasti kena marah para pembaca nantinya. Kau harus bertanggung jawab nona (YN) jika nanti aku kena segala macam umpatan. "

Aku terkekeh mendengar yang dia katakan. Demi apa dia sudah membaca sekian banyak ceritaku. Walau belum full.

"Memang oppa maunya bagaimana? Mungkin aku bisa merubah sedikit alurnya. "

Hmm..
Dia nampak berfikir.
"Bagaimana kalau perbanyak adegan adu bibirnya? Kurasa akan menyenangkan. "

Bug..
Dengan kesalnya kuhantamkan bantal sofa tepat di muka polos namun mengandung bulan gosong tersebut.