HIDUP YANG ENGGAN

2K 160 14
                                    

Apakah kamu bosan melanjutkan hidup tapi tak bisa mengakhiri diri sendiri? Jangan khawatir, banyak orang seperti kamu di dunia ini. Mungkin dia guru kamu, dosen yang mengajarimu, teman sekelas, sahabat baik, atau sekian banyak orang yang sekedar lewat di kehidupanmu. 

Bisa jadi, orang tuamu salah satunya.

Banyak orang hidup dalam ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri, tersiksa sedemikian lama, dan tak tersembuhkan nyaris oleh apa pun. Jika kamu juga seperti itu, mungkin kisah hidupmu cukup sulit, dan saat ini kamu merasa malas untuk berbicara, dekat, atau percaya dengan orang lain. Atau bisa jadi, kau memiliki banyak teman, dengan tawa riang yang membuat semua temanmu tak melihat apa pun dari kesedihan hidup yang kamu simpan seorang diri.

Setiap hari, yang kamu lakukan hanya sekedar membuka mata, memilih beberapa topeng wajah yang cocok untuk dikenakan hari ini, dan meredam kesakitan dengan cara apa pun yang bisa kamu lakukan.

Kamu memiliki luar biasa banyak uang, tapi ternyata uang tak menyelamatkanmu. Tak cukup. Hanya sekedar membuatmu sedikit terhibur dari hari ke hari. Kamu memiliki luar biasa banyak bakat, berprestasi, brilian, dan hebat dalam bidang yang kamu geluti. Tapi itu pun tak membuatmu puas dan merasa hidup karena percuma saja kamu luar biasa tapi tak dimengerti dan tak ada siapa pun yang bisa kamu ajak bicara mengenai dunia yang ada di kepalamu. Sekarang mungkin kamu memiliki status sosial yang begitu tinggi. Orang tuamu seorang pengusaha besar, mungkin pejabat publik, seniman, orang kaya dan terpandang. Kamu juga memiliki status yang nyaris sama dengan mereka. Dihormati, dipuja-puji, dan sosok yang diidamkan oleh siapa pun. Tapi apa daya, status tinggi hanya membuatmu semakin kosong dan merasa tak berarti. Tangga kesuksesan tak membuatmu hidup lebih baik. Di luar kamu terlihat berhasil, orang yang sukses dan hebat, tapi di dalam, kamu sama hancur dan kesepiannya dengan banyak orang lainnya.

Pada dasarnya kamu enggan untuk melanjutkan hidup dan berharap agar lekas mati secepatnya. Tapi apa boleh buat, ternyata kamu masih hidup dari hari ke hari. Masuk sekolah, kampus, kerja, liburan keliling dunia, dari diskotik ke diskotik, mengembara, melakukan penelitian hebat di bidang sains, atau pada akhirnya memilih berkeluarga dan berharap hidupmu akan sedikit berbahagia. Tapi nyatanya sama sekali tidak berhasil.

Dunia sudah nyaris hilang di matamu. Harapan akan kehidupan normal, yang biasa, tenang, dan indah, sudah menjauh dan terlalu menjadi khayalan yang muluk. Dalam hidup yang enggan, yang bisa kamu lakukan hanya sekedar membuka mata, memakai topeng-topeng, dan menjadi orang hebat di mata dunia. Di lain waktu, mungkin kamu kelelahan, dan tak lagi bernafsu melakukan apa pun. Mengunci diri di dalam kamar atau menghancurkan karir kamu yang biasa saja atau cemerlang dengan hal-hal yang dahulu begitu kamu hindari.

Orang semacam kamu mungkin merasa bagai orang yang paling malang di dunia ini. Tapi saat kamu lihat lebih dekat lagi, di antara teman sekantor, teman di kelas, atau sekian banyak orang yang kamu kenal dan sekedar lewat di jalanan. Mereka juga sama malangnya dengan dirimu. Mereka juga, jika ditanya dengan jujur, banyak memiliki kesamaan denganmu; enggan melanjutkan hidup.

Pertanyaan pentingnya, bagaimana cara mengatasi hal yang sudah di ujung tanduk ini? Yah, inilah yang paling sulit.

Kamu bisa mencoba, berharap sekali lagi, untuk menemukan tujuan hidupmu. Atau paling tidak, mencari seseorang yang mau mendengarkanmu. Jika kamu merasa gagal total di dunia ini, setidaknya ada satu orang yang paling dekat, yang kamu anggap penting, yang mau mendengar kisah-kisahmu. Atau, dari pada kamu nantinya lenyap tak bersisa, sekarang saja sudah merasa tak bernyawa, gunakan semua bakat dan sumber daya kamu untuk melakukan hal-hal besar yang orang lain belum pernah lakukan. Jika pada akhirnya gagal, tak masalah. Hidupmu toh sudah gagal berkali-kali. Jika berhasil, siapa tahu, namamu akan sedikit abadi, walau pada dasarnya kamu tak begitu menganggapnya penting. 

Di dunia ini, pertanyaan seperti kenapa aku hidup di dunia adalah hal yang sudah terlalu sering ditanyakan orang-orang. Kamu bisa menggantinya, kapan aku merasa cukup hidup di dunia dan berani untuk mengakhirinya? Atau, apakah aku harus sekedar seperti ini atau mengisinya dengan banyak kenangan dan mencoba hal-hal baru setiap harinya?

Jadilah petualangan bagi kesedihanmu. Jika kamu depresi panjang dan berat. Lebih baik kamu melakukan banyak perjalanan, mengamati dunia, dan bersenang-senang dalam kedirian yang rapuh. Banyak orang merasa enggang hidup dan tak mau melakukan apa pun. Itu kisah hidup yang terlalu buruk untuk ditiru. Jika kamu sedang sedih dan frustasi, lebih baik mengisi hidupmu dengan segala jenis kebaruan, ilmu pengetahuan, dan wawasan akan dunia. Depresi dengan cara yang elegan. Bersedih hati dengan cara melihat dan menemukan hal yang belum pernah dilihat dan diketemukan.

Hidup kadang rasanya sangat percuma. Tapi jika kamu merasa belum siap mengakhiri dirimu sendiri. Setidaknya kamu bisa menjadi orang yang tidak hanya sekedar terjatuh dalam ketidakberatian saja. Dan kelak, kamu akan melihat dirimu sendiri, dan berkata, setidaknya aku pernah mencoba dan melakukan hal yang terbaik dari kehidupanku yang singkat dan aneh ini.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang