KAITA O

398 17 1
                                    

Dia bangun dari tidur panjangnya. Terasa enggan bagi dirinya untuk bangkit. Pikirannya tiba-tiba terisi tentang gagasannya memperbudak malaikat. Apakah malaikat bisa diperbudak? Itulah yang dia pikirkan berhari-hari. Sejujurnya dia tak terlalu tertarik mengenai gagasan semacam itu. Bahkan jika seandainya malaikat bisa diperbudak. Kelak, entah kapan, manusia pada akhirnya akan memperbudak Tuhan.

Hanya menunggu waktu manusia menemukan cara untuk mendeteksi keberadaan Tuhan. Melucuti kekuasaannya lalu memperbudak yang maha kuasa itu untuk kepentingan segelintir orang.

Tapi dunia semacam itu tak terlalu menarik baginya.

Dia bangkit dari ranjangnya menuju jendela. Menyibak gorden yang menutupi jendela dan menghalangi dunia luar masuk memenuhi ruangannya. Tokyo terlihat begitu dingin dan kejam. Kelembutan yang terasa mencekik pikirannya. Membuat hatinya menjadi kosong dan cair.

Tumpukkan manga One Piece memenuhi mejanya. Begitu juga tumpukkan manga-manga yang lain. Death Note. Biorg Trinity. Bakuman. Air Gear. God Eater. Soul Eater. Owari no Seraph. Fullmetal Alchemist. Berserk of Gluttony. Black Clover. Tokyo Ghoul. Jujutsu Kaisen. Dan banyak lainnya.

Sudah berkali-kali dia mengumpulkan bahan untuk berpikir. Para mangaka membantunya untuk mempercepat apa yang dipikirkannya. Dia teringat dengan Naruto. Dunia ilusi ciptaan milik Madara Uchiha. Tapi dia tertarik mengenai bentuk kehidupan yang lain. Walau itu ilusi sekalipun.

Para mangaka dan manga itu sendiri adalah keajaiban yang gila bagi dirinya. Betapa luar biasanya mereka. Mereka menghancurkan semua tahu dan agama. Menertawakan aturan dan memuja kegilaan yang paling gelap.

Hanya di Jepang-lah, di tangan para mangaka, malaikat menjadi keberadaan rendah dan bahkan berdosa. Memiliki hasrat, seks, dan bahkan bisa dengan mudahnya diperkosa. Di dalam manga-lah Tuhan berupa perempuan yang mirip pelacur. Para nabi menjadi mahluk fana dan jahat. Para iblis menjadi baik dan layak untuk dikagumi. Para orang tua memperkosa anaknya sendiri. Kakak dan adik terlibat inces. Seks bebas. Harem. Seorang anak kecil bersenggama dengan puluhan perempuan atau perempuan kecil melakukan hal yang sebaliknya. Laki-laki menyukai bantal dan guling. Memuja gambar. Mengagumi lawan jenis di dunia virtual dan ingin menikah dengannya. Laki-laki dan laki-laki. Perempuan dan perempuan. Bahkan malaikat dan iblis pun bisa berpacaran dan menikah.

Di dalam mangalah para penjahat adalah pahlawan. Para perempuan bisa dijamah dengan mudahnya. Neraka layaknya permainan. Para malaikat maut pun bisa mati dan dibunuh. Surga tempat malaikat jahat. Dan Tuhan pantas untuk mati atau digulingkan.

Dia mengambil Owari no Seraph. Sudah berhari-hari dia membaca ulang manga itu. Gagasan mengenai memperbudak malaikat begitu menggiurkan baginya. Sebenarnya, sudah banyak manga semacam ini. Tapi entah kenapa, dia agak menyukai yang satu ini.

Memperbudak malaikat. Memperbudak Tuhan. Menjadikan manusia sekumpulan ternak. Lalu, dia mengambil buku milik Licet yang tertumpuk di bawah manga Are You Need is Kill.

Dia berpikir jika seluruh ilmuwan Jepang tergila-gila dengan manga beserta para filsuf yang ada di dalamnya. Dunia khayalan di dalam anime dan manga mungkin akan banyak yang terwujud. Terlebih, jika para ilmuwan di seluruh dunia juga ikut melakukannya.

Seorang temannya, ilmuwan yang cukup sinting dan maniak manga. Bahkan pernah berpikir untuk menciptakan dunia semacam Gantz. Dunia gila, di mana orang-orang mati dipaksa untuk bertempur melawan sesuatu yang di luar akal sehat.

Sebagian lainnya ingin mendirikan dunia virtual di mana manusia tak perlu lagi hidup dengan daging dan tubuh. Yang lainnya, bahkan ingin membuat Jepang sebagai tempat uji coba pertempuran terakhir umat manusia. Menjadikan orang-orang Jepang sekuat Saitama yang akan dikembangkan dalam dunia militer sebagai prajurit masa depan.

Tapi dia sendiri tak tertarik dengan ide-ide itu. Dia mencari-cari manga yang benar-benar sesuai dengan dia inginkan. Tapi dia belum menemukannya.

Dia membawa buku Licet dan manga Owari no Seraph kembali ke  ranjangnya. Lalu memutar musik milik King Gnu yang seketika saja, membuat hatinya sedikit terhibur.

Seorang temannya yang lain tertarik mengenai ide memperbudak malaikat ini. Menurutnya, jika itu berhasil, manusia tak perlu lagi takut dengan keberadaan yang tak lagi misterius dan bisa dijangkau dengan tangan manusia. Tapi baginya sendiri, yang paling menarik adalah ide membunuh malaikat kematian seperti yang ada di dalam Death Note, Noragami, Bleach dan banyak lainnya.

Membunuh semua kaki tangan Tuhan? Jika manusia bisa membunuh para malaikat maut itu. Apa jadinya? Kebebasankah? Atau seperti dalam Death Note, saat tiba waktunya manusia bisa  memperbudak malaikat maut untuk kepentingan perorangan.

Yah dia sendiri adalah ateis. Dia tak peduli dengan hal semacam itu. Walau itu terlihat menarik.

Dia membaca Licet dan latar musik King Gnu, Prayer, membuat suasana ruangan lebih tenang dan penuh dengan kehangatan.

Pikirannya melayang ke dunia yang lain. Dunia yang sudah lama dipikirkannya. Yah, dunia yang ingin dia wujudkan sebagai perwujudan terakhir dari ketiadaan itu sendiri.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang