MENCARI PENDAMPING (PASANGAN)

620 41 32
                                    

Mata yang sayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata yang sayu. Tak hidup. Kamu bisa melihatnya dari tatapan mataku. Mata yang terlalu dalam. Berisi kekosongan yang tak terukur.

Dengan diriku seperti ini. Begitu susah untuk bisa menemani, menyukai, atau bahkan mencintaiku. Terlebih akhir-akhir ini, aku makin lelah dengan ikatan-ikatan. Setelah ditinggal dengan begitu cepat dua orang yang pernah bersamaku. Aku berpikir, ah, sudahlah. Aku terkurung dengan kesendirianku.

Aku semakin menuju ke dalam. Membatasi diri. Membuat benteng-benteng. Aku berharap, aku semakin gila. Atau mati lebih cepat. Tapi itu tak pernah terjadi.

Aku juga semakin takut berharap dengan seseorang. Walau dia sudah hampir setengah tahun menemaniku. Seseorang yang bukan kekasih, pacar, atau pasangan. Entah kenapa, itu tak bisa benar-benar menemani.

Kesembuhanku terasa begitu sulit jika aku mengharapkan pasangan hidup. Siapa? Rasanya mustahil ada. Seandainya dia mencintaiku pun. Akhirnya, dia memilih pergi. Seperti biasa.

Banyak orang mungkin akan juga berakhir sepertiku. Menjadi ragu apakah kita harus menikah atau lebih baik sendiri. Ataukah kita mencari lagi kekasih atau sudah tak lagi tertarik. Banyak kejadian yang membentuk keraguan kita untuk kembali menjalin hubungan yang lebih intim. Rasanya, diri kita yang ini terhambat oleh masa lalu dan ketidaknyamanan yang pernah kita peroleh.

Mencari pasangan? Hmm, aku rasa, aku mulai untuk mencarinya kembali. Agar aku tidak memutuskan mati mungkin? Atau agar ada orang yang menemaniku? Sebenarnya, aku lebih suka kalau ada perempuan yang menyukai dan mencintaiku lalu menembakku. Jika aku juga tertarik dengannya. Itu sudah cukup untuk menjalin sebuah ikatan yang akan aku pertahankan. Dibandingkan banyak orang yang sekedar tertarik lalu pergi.

Aku tak tahu pasti, ternyata cukup banyak orang yang menyukai gaya berpikir dan menulisku. Banyak di antaranya mengaku sebagai fans. Mencoba untuk dekat denganku. Hanya saja, saat seseorang sekedar fans seringkali mereka akan mudah kecewa denganku. Setelah itu pergi. Kekecewaan akibat ketidaksanggupan untuk menerima ketidakstabilan emosiku atau aku tidak seperti yang mereka harapkan. Karena akhir-akhir ini, hubungan sosial menjadi cukup susah untukku.

Tapi, jika itu ketertarikan lebih intim dari pada fans, atau ada benih suka dan cinta. Itu selangkah lebih membuatku nyaman. Alasannya, mungkin aku membutuhkan seorang pendamping dan pasangan yang tahan dengan diriku dan memperhatikanku serta mendukungku untuk menjadi besar. Banyak orang tidak tahan dengan diriku. Melihat ada seseorang yang tahan dengan diriku dan juga mencintaiku itu terasa luar biasa.

Sebagai seorang yang memiliki bipolar yang begitu rumit dan sulit. Dicintai oleh seseorang yang sesuai atau yang cukup cocok dengan diriku itu semacam keajaiban. Karena begitu sulitnya mencari orang semacam itu.

Teman, fans, orang yang sekedar kagum, atau mereka yang sekedar ingin mengenal biasanya pergi lebih cepat. Fans dan kekaguman biasanya bertahan untuk orang-orang yang akhirnya memilih tidak bersinggungan secara langsung denganku atau orang-orang yang akhirnya kuat dengan gaya hidupku akhir-akhir ini. Kalau aku bilang, mayoritas besar yang ingin bersinggungan denganku akhirnya memilih pergi atau tidak puas. Itu mudah untuk dimengerti.

Tapi, sejak dulu, aku berharap ada orang yang tak peduli aku tak memuaskan secara hubungan sosial, mengecewakan untuk diajak bicara dan kadang susah untuk diajak mengobrol karena dalam situasi lelah secara sosial. Dia tak peduli dengan itu semua dan lebih fokus menyaksikan perkembangan gagasanku dan akan sangat luar biasa dia mau meneruskan pikiran-pikiranku.

Jika hanya sekedar fans, biasanya dia akan pergi setelah kecewa denganku atau tidak puas saat bersinggungan denganku. Tapi saat seseorang lebih fokus dengan apa yang aku tulis dan tak peduli aku bagaimana. Kemungkinan besar dia akan terus membaca tulisanku dan masih berharap ada gagasan menarik yang akan aku kembangkan.

Dan seandainya dia tertarik dengan duniaku secara utuh dan juga sangat ingin dekat denganku serta kuat dengan kepribadianku saat ini. Itu akan mengagumkan.

Hmm, mendapatkan pasangan yang bisa berkata, aku akan menyelamatkanmu dan aku yakin dengan dunia yang kamu pilih. Kamu bisa melakukannya. Itu langka. Jika ada perempuan yang mencintaiku seperti itu. Mungkin aku akan berpikir lain dan memilih hidup untuknya. Dan, aku persembahkan hidupku untuk menjadi besar karenanya.

Mungkin itu akan menjadi tujuanku hidup. Sangat menyenangkan bisa menjadi besar saat ditemani seseorang. Orang yang aku cintai dan mencintai. Karena teman, atau mereka yang dekat dan bukan pasangan sewaktu-waktu akan sibuk atau meninggalkanku karena memiliki pasangan sendiri atau tengah asyik dengan teman-temannya. Jadi mungkin itu alasanku bahwa pasangan jauh lebih penting dan membuatku tenang dari pada jenis manusia mana pun.

Seseorang yang hanya untuk diriku seseorang. Itulah yang aku inginkan. Terdengar egois rasanya. Tapi jika itu ada, aku juga ingin hanya untuk dirinya. Asalkan dia tidak meninggalkan dan pergi serta datang seenaknya sendiri.

Kadang, hal semacam ini hanya utopia. Yah, aku tak tahu. Setidaknya sekarang ini, aku bukan milik siapa pun. Selain diriku sendiri.

Tapi apakah itu benar?

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang