CANDU BUKU

262 18 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KECANDUAN BUKU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KECANDUAN BUKU. Itulah aku. Malam tadi, aku membeli sekitar 16 buku. Semuanya dalam bahasa Inggris. Lima di antaranya buku seni. Yang lainnya biografi para penulis, dan beberapa buah cerita. Yang paling menarik dan sekarang tengah aku baca adalah Winnie-The-Pooh karya A.A. Milnie. Bahkan aku membacanya saat berada di motor ketika lampu merah menyala. Atau saat menunggu mengisi bensin di pom bensin. Kebiasaan membaca di mana pun, sangat cocok aku lakukan saat membaca buku kecil Pooh yang membuatku tertawa dan senang. Aku selalu suka Pooh. Dan berbagai sastra anak dan fantasi lainnya.

Di sela-sela aku membaca berbagai buku seni. Kembali ke dunia fantasi semacam Pooh sungguhlah menghibur. Selain itu, ilustrasi yang ada di dalam buku, juga sangatlah menawan. Sejujurnya aku juga ingin membeli Alice in the Wonderland edisi lama karena memiliki banyak ilustrasi yang indah. Tapi aku urungkan. Baiklah, untuk saat ini hanya Pooh. Kelak kalau dunia dewasaku sudah cukup. Aku ingin kembali menjadi anak-anak. Dan menulis sastra anak, adalah salah satu impianku.

Lagian, aku adalah pengkhayal dan akan selalu menjadi pengkhayal.

Buku lainnya yang sangat cukup senang aku memilikinya adalah The Tale of Genji. Berisi berbagai macam sastra lama dari berbagai penulis kuno Jepang. Entah kenapa, aku selalu tertarik apa pun tentang Jepang. Aku bahkan punya harapan kelak ingin ke sana.

Mendapatkan Moby Dick milik Herman Melville dan Living to Tell the Tale, sebuah autobiografi dari Gabriel Garcia Marquez serta Lives of the Artist yang begitu klasik dari Vasari, sudah sangat menghiburku.

Lalu ada The Myth of Sisiphus dari Albert Camus, dan Homer's; The Iliad and the Odyssey, sebuah biografi Homer milik Alberto Manguel dan tentunya, banyak lainnya.

Candu akan buku, jadilah aku. Tapi, aku tak ingin hanya sekedar menjadi pembaca buku. Atau bisa aku bilang, sebuah perpustakaan tanpa karya. Di mana seseorang membeli dan memiliki luar biasa banyaknya buku tapi tak menghasilkan gagasan dan penemuan penting satu pun. Buku hanya sekedar penghibur di  ala bosan. Atau untuk sekedar menambah hidup.

Banyak buku dicetak. Banyak pembaca di mana-mana dan anehnya pembaca serius kian menyusut. Gagasan penting tak kunjung datang. Saat tadi malam berada di pameran Kampung Buku Jogja kembali. Aku tak membeli apa-apa. Hanya melihat musik. Dan keluar. Melihat generasi terakhir para pembaca buku yang cukup serius.

Dan aku salah satu pembaca buku terakhir. Bahkan saat ingin tertawa, saat melihat Instagram Ronny Agustinus, pemilik Marjin Kiri, yang juga penerjemah yang sangat bagus itu ternyata kalah populer dengan penulis Wattpad atau artis Instagram. Bisa dibilang, kami adalah generasi yang tak populer.

Bahkan mungkin juga Martin Suryajaya. Para pecandu buku yang sebentar lagi akan punah. Setelah itu datanglah era robot. Menggantikan banyak otak manusia yang semakin enggan berpikir dalam.

Yah, biarlah. Pagi ini, aku ingin menikmati Pooh.






PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang