BUNUH DIRI: LANGKAH TERAKHIR

586 25 41
                                    

"Saya punya segalanya, tetapi juga tidak punya apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saya punya segalanya, tetapi juga tidak punya apa-apa. Begitu berbakat, tetapi juga begitu lemah," ujar Marcia kepada dirinya sendiri, sosok dari salah satu kepribadian Sybil. Dan sepertinya, seperti itulah aku. Nyaris mirip.

Laki-laki yang memiliki banyak bakat. Seorang yang memiliki kemampuan berpikir dan merasa yang unik. Tetapi juga bagaikan tak pernah ada di dunia. Tak lagi merasakan hidup sejak masa kanak-kanak. Dan kosong.

Begitu sangat kosong. Seperti sekedar cangkang yang dipertahankan begitu lamanya.

"Saya ingin hidup tanpa rasa sakit, tercekik dan menangis," apa yang dipikirkan Marcia tepat seperti yang aku pikirkan selama bertahun-tahun. Semenjak aku masih di bangku sekolah. Semenjak aku tahu, seperti halnya Sybil Ann, salah kepribadian yang lain dari Sybil, "Saya tidak tepat untuk menghuni alam ini. Maafkanlah kalau saya hidup."

Dan aku benar-benar tak ingin lagi hidup. Semenjak aku membagi diriku sendiri dalam tiga kepribadian yang berbeda setelah penemuan yang paling bersejarah dalam hidupku.

Saat itu aku masih berada di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas, dan dalam keadaan depresi yang sangat parah. Begitu parahnya, sampai aku merasa sangat terasing di dunia ini. Dan aku benar-benar merasa tak ingin lagi melanjutkan hidup.

Itu adalah masa yang penuh penderitaan tapi juga penemuan akan diriku sendiri. Sebuah diri yang berubah-ubah dalam satu hari dengan begitu cepat dan mudahnya.Dari keadaan senang yang penuh rasa semangat menjadi pribadi yang suram, yang dipenuhi dengan rasa cemas, takut, dan kesepian, yang biasanya dipenuhi rasa kebencian yang begitu besar, dalam waktu kurang dari satu menit saja.

Itu adalah masa yang paling mengerikan selama aku pernah hidup. Sampai aku tak tahu harus melakukan apa. Dan bahkan aku tak tahu sebenarnya aku ini apa dan siapa. Pertanyaan yang aku ajukan semenjak kecil akhirnya muncul lagi saat aku sudah akan menamatkan sekolah.

Dalam depresi yang begitu parah, yang begitu sangat menyakitkan itulah, aku menemukan tiga orang ada di dalam diriku. Penemuan itulah yang membuat duniaku tak lagi sama dan berubah untuk selamanya. Penemuan itu juga lah yang akan menyelamatkanku selama beberapa tahun lamanya. Dan penemuan itulah yang membuatku sangat yakin. Di negara ini, tak seorang pun yang akan benar-benar bisa menyelamatku. Tak seorang pun yang akan sanggup menyembuhkanku. Dan tak seorang psikiater pun di sekitarku yang akan mampu menangani keadaanku. Karena aku, ya, aku adalah psikiater pertama untuk diriku sendiri. Seorang psikoanalisis yang menjelajahi ke dalam diri sendiri dan akhirnya tersadar. Aku adalah keberadaan yang terlampau banyak. Saat diriku sendiri tak mampu menangani diriku sendiri. Dan saat diriku sendiri nyaris tak tahu banyak tentang diriku sendiri. Lalu, apa yang bisa aku dapatkan dari seorang psikiater?

Semenjak itulah, aku melanjutkan hidup dalam kebebasan sekaligus kepura-puraan yang begitu ekstrem.

Dan sejak saat itu juga, aku menunjuk tiga orang dalam diriku sebagai perwakilanku hidup di dunia. Dan menamai mereka semua dengan nama-nama yang berbeda. Sebagai ssbuah keberadaan mandiri yang memiliki hal dan keinginan untuk ada atau mati di dunia ini. Salah satu kepribadian itu, adalah kepribadian yang begitu sangat membenci dunia ini dan sangat berharap untuk segera mati. Tapi jika dirinya tidak segera mati. Dia ingin melihat kematian-kematian yang begitu besar, berada tepat di depan matanya.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang