BUNUH DIRI: SEBUAH HARAPAN

926 76 10
                                    

Banyak dari kita sebenarnya berharap untuk mati dan sudah lelah dengan kehidupan yang sehari-hari kita jalani. Seandainya sejak kecil lingkungan tidak mendidik kita dengan segala sesuatu yang mistis, gaib, Tuhan, agama, dan dunia setelah mati. Bunuh diri bukanlah sesuatu yang menakutkan. Tetapi suatu jalan keluar yang akan paling banyak dicari.

Tahun demi tahun banyak dari kita hidup tanpa gairah dan menjalani hari-hari tanpa kebahagiaan yang bertahan cukup lama. Sejujurnya kita semua sudah muak menjalani segalanya. Kita berharap agar mati lebih cepat. Tapi apa daya, kehidupan masih berlanjut. Dan keinginan untuk mati lewat tangan sendiri masih hal yang menakutkan dan kita hindari meski kita begitu sangat menginginkannya.

Kita belum siap mengakhiri kehidupan kita sendiri. Dan kita selalu berharap datangnya seseorang yang akan membunuh keberadaan kita. Dan keberadaan itu tak pernah juga datang. Kesiapan untuk bunuh diri tanpa bantuan orang lain pun masih belum bisa kita lakukan. Kita pun melanjutkan rutinitas kita. Kehidupan yang kosong. Hampa. Tak menarik. Dan hanya sekedar keterpaksaan yang sejujurnya kita sudah tak menginginkannya.

Beberapa orang mungkin menganggap kehidupan itu penting dan sangat berharga. Menjalani hidup yang baginya memuaskan dan bisa dinikmati. Tapi sebagian manusia lainnya menganggap kehidupan ini absurd, tanpa arti, tak bertujuan, percuma, penuh derita, trauma yang mengerikan dan sangat tak menyenangkan. Sehingga pilihan untuk meneruskan melanjutkan hidup lebih lama lagi terasa konyol dan menjengkelkan. Memperpanjang rasa sakit atau hidup yang tak bermakna, untuk apa?

Orang-orang yang menganggap bunuh diri adalah hal yang memalukan dan berdosa seringkali tidak pernah benar-benar berempati dengan mereka yang menginginkan mati lebih awal itu. Segala sesuatunya memiliki alasan. Saat seseorang tak lagi menginginkan kehidupannya karena sudah merasa cukup atau tak lagi kuat, apa kita berhak menghakimi di saat kita tak tahu perjuangan hidup dan sejarah masa lalunya?

Bunuh diri sejatinya harapan luar biasa banyak orang. Baik diri kita sendiri atau orang-orang terdekat kita. Seandainya tak banyak halangan dan anggapan buruk masyarakat dan pandangan agama yang menakutkan. Jujur saja, kita mungkin akan benar-benar melakukannya.

Perasaan tidak dimengerti. Keterasingan. Kesepian yang tak tertahankan. Rutinitas yang biasa saja. Kedudukan tinggi yang tak memuaskan. Kekayaan yang tak membuat kita tersenyum. Sakit parah yang susah disembuhkan. Kejiwaan yang buruk. Depresi bertahun-tahun. Kehilangan arah hidup. Merasa tak memiliki siapa-siapa. Lingkungan yang tak mendukung. Merasa berbeda dengan yang lain dan terkucilkan. Dimusuhi banyak orang dan dibully. Hidup yang tertekan. Dan segala jenis perasaan negatif dari mulai kemiskinan ekstrim sampai kehilangan orang yang disayangi. Segalanya itu, membuat kehidupan seringkali tampak tak lagi berguna. Terlebih bagi mereka yang ditinggalkan orang yang paling dicintai entah karena kematian atau putus hubungan. Jika dia menganggap bahwa hubungan itulah yang menyelamatkan kehidupannya yang nyaris tak menentu dan berarti. Maka hancur dan hilangnya hubungan itu membuat segala alasan melanjutkan hidup terasa percuma.

Lalu apa kita bisa menghakimi dia yang hidup di dunia ini untuk cinta itu? Dan dia yang menganggap segalanya sudah tak lagi berarti jika orang yang dicintainya sudah tak lagi ada, apakah tidak boleh berkata cukup terhadap kehidupan karena alasan terakhir untuk mempertahankan hidup dan yang baginya berarti sudah tak lagi ada?

Bayangan akan bunuh diri seringkali menggiurkan. Sebagian orang memikirkannya terus-menerus. Sebagian yang lainnya sangat mendambakannya. Sebagian yang lain lagi menganggap bunuh diri adalah jalan terakhir karena tak seorang pun yang mau dan mampu menolongnya. Dan banyak dari kita, menganggap bunuh diri adalah ketidakpuasan, kemarahan, dan protes kita terhadap kehidupan dan segala jenis manusia yang ada beserta ideal-idealnya akan dunia.

Bayangan akan bunuh diri juga sangat sering diiringi akan andaian bahwa orang-orang terdekat kita pada akhirnya mengerti bahwa kita sangat berarti bagi mereka. Bunuh diri adalah keinginan terakhir untuk mendapatkan simpati dan empati sewaktu kita tak mendapatkannya saat hidup. Keinginan untuk bunuh diri juga terkadang dilakukan guna menghukum seseorang yang paling dekat dengan diri kita. Seandainya kita mati, seseorang itu akan sangat menderita karena kematian kita.

Apakah kehidupan selalu penting? Aku akan menjawabnya tidak selalu. Apakah bunuh diri adalah sesuatu yang harus dilarang? Tergantung kita menganggap kehidupan itu penting atau tidak bagi kita.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang