Tangan yang melambat
Turun, menyeduh anginTak, menyusuri gerak
**
Menghijau aku, untukmu, lalu
Persemayaman dari awan menguning
Rongga lupa menusukku, kau
Menerka jika pada apa yang ku, kan**
Jatuh aku padamu
Rasa sakit akan, ketakutan
Kehilangan yang datang
sebelum kau pergi**
Membayang,
cangkir mengosong diri
Kehampaan yang ranum
Kesedihan membiru di
pelupuk jantung**
Tanpamu, kegilaan adalah jawab
Dari ketidakpastian akan ada
Masa depan yang begitu berat kupeluk**
Ketakutan adalah kamar kosong yang mengunci dirinya dari segala yang mendekat
Membius diri dengan lamunan akan segala yang lalu
**
Aku mencintaimu
Seperti kunci yang menjerat leherku iniBetapa inginnya aku berkata,
Kau, segala hidupku adalah kamuHanya saja,
Rasa malu menginjakku begitu kuatBelum sempat mulut membuka
Kepergianmu begitu merasuk**
Ujung aku adalah kau
Tangan yang begitu mungil
Menggapai apa yang kurenggutHijau mataku seruas kisah
Antara dua bayang yang menelan rasaBukit tipis yang berkabut
Riak tangis di penghujung airKecup bibir yang enggan berbagi
**
Kesedihan menelanku begitu ingin
Menyimpanku dalam remang
Ketergantungan yang menjauh
Segala permukaan melenyap diri**
Ketakutanku,
Saat segala dirimu menghilang tanpa kusadariMelepas tangis sewaktu kutersadar
**
Berapa lama aku memenuhimu?
Kau, untukmu aku meresapi sakit**
Peluk aku gelap
Dari bayang yang memenuhi mata
Suara di kejauhan
Menelanku lagi dan lagiMengapa kau di sini?
Tanyaku pada segenggam air
Untuknyakah?
Seorang yang membuatku hidup
Sekaligus takutYang dekat, pun menjauh
Ketakutanku yang tak kuijinkan nyata**
Meredam laut, bisik wahai dedaun
**
Seperti merah aku membuka
Darah yang mencabik lalu
Menganak sungai, di mataMungil, serasa peluk aku hamparkan
Dari merah yang membagi
Keterasingan akan yang menjauhHidup yang kecil dari langkah kaki yang berat ditanggung
**
Seperti kecil kau memungil merah
Laut yang membatu
Suara hutan yang memeluk sendu**
Tanpamu,
Keabadian adalah kehampaan tanpa batasKengerian yang tak ingin aku jalani
**
dua jarak, mendekat
saling memeluk
mengisi ruang
saat hampa adalah lalu**
pegang erat,
tangan rapuhku ini
sebelum pudar segala aku**
pertemuan
saling menunggu
memandang
bisu
malu-maluhai,
aku menemukanmu**
ikuti saja detaknya
jantung yang kau isi
dengan aku dan anak kecil**
mataku menutup
kantuk
dunia berjedadan kau
menjadi selimut mimpku
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYA
Non-FictionEsai-esai yang aku tulis ini, lebih berkaitan dengan dunia psikologi dan bagaimana kita keluar dari jeratan hidup yang menekan. Di sini kau akan menemukan bagaimana memilih psikiater atau psikolog sebelum memutuskan pergi ke klinik mereka. Bagaimana...