KEMATIAN ADALAH OBAT

1.1K 77 11
                                    

Banyak dari kita menganggap kehidupan begitu penting sehingga mempertahankannya sedemikian rupa walau harus mengalami berbagai macam perasaan sakit, segala cobaan, kebosanan, rasa malas, menderita, dan kesedihan yang diiringi perasaan sepi dan hampa. 

Di sela-sela itu semua, terdapat derai canda tawa, kesenangan, perasaan takjub dan berpuas diri. Tapi pada akhirnya, semuanya akan kembali pada lingkaran. Ya, kembali pada lingkaran. 

Sebagian orang mampu bertahan dalam kehidupan yang monoton dan berulang-ulang. Sebagian yang lain merasa kehidupan yang dijalaninya hanyalah konyol dan terasa absurd.

Bagi mereka yang merasa hidup bukanlah jalan keluar. Dan merasakan dengan sangat jelas bahwa meneruskan kehidupan tak menyelesaikan apa pun. Perasaan kehampaan, ketidakberartian, dan dunia yang tak bermakna dijalani dengan perasaan enggan. Orang-orang hanya kilasan yang datang dan pergi. Sedikit bertindak gila untuk mengusir kejenuhan dan rasa yang mencekik. Lalu kesepian dan keterasingan abadi.

Seolah-olah kamu telah mati di tengah kerumunan miliaran manusia. Kehidupan yang begitu dingin. Dipertahankan dengan enggan, diiringi rasa muak, tapi tak mampu memutuskan akhir dari sebuah jalan yang sangat jelas.

Ada beberapa kesedihan dan perasaan yang tak mampu disembuhkan oleh apa pun. Tak juga mampu disembuhkan oleh cinta, kasih sayang, uluran tangan, empati, kekayaan, keluarga, persahabatan, atau ikatan-ikatan yang seharusnya bisa menenangkan hati dan jiwa. Pada akhirnya hati adalah celah kosong yang terlampau besar. Tak mampu ditutupi dengan sempurna oleh segala macam hal di dunia ini.

Segala yang kita miliki, apa yang telan kita kejar, masih saja membuat kita kurang. Lubang besar itu, terlampau luas untuk dimengerti oleh ikatan-ikatan dan kasih sayang yang banyak orang bilang bersifat menyembuhkan, yang ternyata tak mampu menyentuhnya.

Hingga kita tahu, tak ada cinta yang bisa membuat kita benar-benar bahagia. Sebagian dari diri kita tak mampu disembuhkan oleh segala cara yang mungkin. Dan, betapa konyolnya mempertahankan semua yang tak mampu membuat kita ada?

Sebagian orang mencapai hidup yang sangat tua. Sekedar menjadi pengemis dan orang buangan atau mendirikan perusahaan-perusahaan dan hidup sangat berkecukupan. Sebagian yang lain tak bisa mencapai keadaan semacam itu dan mengeluh jengkel, betapa panjangnya hidup ini? Mengapa mereka tak bosan hidup sepanjang itu? Hidup selama 60 sampai 100 tahun? Apa? Kekonyolan macam apa itu?

Ya, di mana sebagian orang ini, yang tahu dengan jelas bahwa hidup dalam 24 jam saja terasa menjengkelkan, penuh penderitaan dan rasa sakit. Melihat kehidupan seorang tua yang begitu panjang benar-benar terlihat mengerikan. Seolah-olah kesedihan abadi dan kehampaan yang panjang harus dilalui dan dijejalkan dengan paksa tanpa bisa melakukan apa pun. Hidup yang panjang saat lubang besar di hati kita tak terobati oleh apa pun. Terasa benar-benar menyedihkan. Apakah kita hanya meneruskan hidup dan bergulat dengan perasaan tak menentu hingga akhir hayat?

Saat kehidupan dengan segala macam yang ada di dalamnya ternyata sama sekali tak menyembuhkan kita. Mungkin kita harus menoleh ke arah yang lain.  Kematian adalah penutup dari segala rasa sakit yang kita alami. 

Di mana kematian, adalah akhir dari sebuah lingkaran. Sebuah obat. Terapi terakhir.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang