Air mata itu tiba-tiba mengalir
Dari kamar gelap tempatku bersembunyiIngin rasanya kutembus isi kepalaku
Dari rasa sakit yang tak henti-henti mengejar
Membuang semua diriku
Dalam penghabisan yang begitu sepiEntahlah, aku tak bisa membuat puisi
Tiba-tiba saja seluruh adaku tak menjawab
Puisi puisi puisi
Seribu puisi yang entah
Aku sudah tak lagi percaya padanyaAku juga lelah dengan puisi
Malam ini, ingin aku lempar buku-bukuku
Ingin aku lempar kertas-kertas sialan ini
Membakarnya
Mengunyahnya
Lalu,
Semua yang datang adalah sia-siaBerjalan, berjalan, berjalan
Aku sudah tak ingin lagi berjalan
Ingin tidur selamanya
Seni tak menbantuku hidup
Buku-buku tak lagi membuatku senang
Semua yang aku tulis hanyalah sampah
Dan oh, diri yang harus mati!Seandainya aku memiliki pistol
Aku ingin mati saat ini juga
Sekarang
Untuk selamanyaDan tiba-tiba saja,
ada tetesan air yang mengalir begitu saja di kedua mataku
Sudah berapa lamakah aku tak merasakannya?Aku hanya ingin pergi
Secepatnya pergi
Pergi
PergiAku hanya ingin mati
Mati
Mati
Mati
Mati
Betapa sulitnya semua omong kosong ini!Aku memandangi jemariku
Menghela napas
Memutar musik
Memejamkan mataDan ingin tertidur lebih cepat
Tak ingin bangun untuk selamanyaBetapa buruknya puisiku ini
Entahlah,
Seandainya aku punya pistol di tangankuIngin aku ledakan kepalaku sekarang juga
Tak mengucapkan sepatah kepada siapa punMati tanpa seorang pun tahu bahwa aku telah mati
Hah, aku sangat lelah
Menjalani hidup yang tak berarti semenjak aku sekolahHarusnya aku mati saat itu juga
Saat umurku masih belasan
Mungkin tak perlu lagi aku bertahan
Bertahan
Dan bertahanBertahan dari diriku sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYA
No FicciónEsai-esai yang aku tulis ini, lebih berkaitan dengan dunia psikologi dan bagaimana kita keluar dari jeratan hidup yang menekan. Di sini kau akan menemukan bagaimana memilih psikiater atau psikolog sebelum memutuskan pergi ke klinik mereka. Bagaimana...