PERJALANAN DAN BERSENANG-SENANG

786 47 0
                                    

Saat kau merasa bosan dengan hidupmu. Memandang hari-hari yang rasanya biasa saja. Tekanan sekolah, kuliah, atau kerja yang sangat luar biasa menyebalkan. Kehidupan yang tak terlalu berwarna. Kegalauan yang tiada ujung. Kisah cinta yang hambar. Cara terbaik untuk sedikit memulihkan diri adalah dengan melakukan perjalanan.

Perjalanan tak menyembuhkan banyak hal. Juga tak banyak membuat manusia benar-benar sangat bahagia dalam waktu yang lama. Setidaknya, perjalanan bisa sedikit menghibur kita, melepas sedikit kepenatan, dan meringankan beban kepala yang terlampau berat. Perjalanan adalah jeda singkat, untuk sedikit menikmati diri sendiri, bersyukur, dan memandang diri kita sebagai bagian dari alam sekitar.

Perjalanan tak selamanya memuaskan. Kadang malah diliputi perasaan sedih, kesepian, atau tak menghasilkan efek membahagiakan seperti yang dibayangkan. Setidaknya, perjalanan membuat kita keluar dari rutinitas dan tempat yang sama. Melihat hal baru. Dan meresapi apa yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Sudah saatnya kita menikmati kehidupan kita, sedikit bersenang-senang, dan melemparkan apa-apa yang membuat kita frustasi dan merasa terbebani.

Kadang memang sangat menyebalkan mendengarkan ocehan orang tua, guru, dosen, atau atasan. Terlebih jika itu terlampau sering. Mengerjakan tugas, tugas, dan tugas. Setiap hari mendekam di sekitar kamar, tak pernah jauh dari 20-30 kilometer dari tempat kita tidur sehari-hari. Hal yang terlampau rutin. Memandang deretan bangunan, pohon, jalan, cafe, dan detail-detail ruangan yang sangat akrab sampai hampir tak ada yang lain selain itu. Kehidupan kita bagaikan kotak sepanjang 30-40 kilometer bolak-balik. Sebulan sekali, keluar dari kotak ini, melampaui jarak 40 kilometer, adakalanya nyaris tak mungkin. Kecuali kita kangen dengan rumah, ingin bertemu keluarga, atau melakukan kegiatan kampus dan bersama-sama teman entah ke mana.

Tapi bagaimana jika sekolah, kampus, dan tempat kerja kita satu daerah dengan rumah kita? Tidakkah itu lebih sangat membosankan lagi? Terkungkung dalam kurungan bernama kota. Dan kesempatan untuk menikmati daerah dan kota lainnya benar-benar semacam kejadian yang begitu langka dan seperti keajaiban.

Banyak orang sepanjang hidupnya nyaris tak pernah pergi kemana-mana. Tak pernah keluar dari tempat tinggalnya. Sejak kecil melakukan semuanya di satu kota dan tempat yang sama, dari lahir sampai berkeluarga. Mungkin sesekali pergi keluar, berwisata, yang mana itu pun hanya sesekali. Dari hari, bulan, dan tahun berlalu, menghitung waktu untuk melihat, menikmati, merenungi, dan mengaca pada tempat dan pengalaman lain terbilang terlampau sedikit. Memang, ada banyak orang yang hidupnya selalu berpergian, melakukan perjalanan, dan menjelajahi banyak tempat. Tapi banyak juga yang terkurung dalam kamarnya selama ini. Dengan alasan tak terbiasa, tak diperbolehkan orang tua, tak punya banyak uang, atau pekerjaan yang tak mungkin ditinggalkan.

Kehidupan sehari-hari hanya berada di sekitar rumah saja. Kita bertemu dengan orang yang sering kita kenal, bahasa yang tak asing, dan terpaku pada kendaraan dan kaki yang membawa kita keliling kota dan daerah tempat kita tinggal yang setiap harinya. Walaupun begitu, banyak tempat yang jarang kita jelajahi di sekitar tempat kita tinggal selama ini. Mungkin, saat banyak halangan tak mengijinkan kita keluar dan melihat kota dan daerah lainnya. Kita bisa lebih dulu bersenang-senang dengan banyak ruangan yang belum kita masuki, lihat, dan rasakan.

Melakukan hal yang baru membantu kita sedikit melupakan hal yang tengah memenuhi kepala kita. Kita tak terlalu terfokus pada masalah yang kita hadapi. Itulah sebabnya, perjalanan terkadang adalah semacam terapi. Pencair ketegangan yang ada dalam diri kita. Kita menyaksikan hal-hal berbeda, yang membuat pengalaman, gairah, dan keingintahuan bersama dengan rasa takjub, menghambat kesadaran akan beban berat yang kita hadapi untuk sementara. Tapi, perjalanan juga menjadi masalah jika ia hanya satu-satunya terapi.

Bagi banyak orang yang jarang melakukan perjalanan keluar. Perjananan adalah hal yang bisa memesona, mendebarkan, nikmat,langka, berisi banyak pengalaman dan pengetahuan baru, dan kita cenderung fokus mengamati hal-hal yang belum pernah kita lihat, yang membantu kita untuk sedikit memecah kosentrasi akan pekerjaan yang menumpuk, hubungan asmara yang tegang, atau ruang kelas yang tak menyenangkan. Tapi bayangkan, jika kau sudah terlampau memiliki banyak uang, dengan mudahnya melakukan perjalanan ke gunung, laut, pantai, mengelilingi kota, keluar pulau, negara, benua lainnya, dan mengelilingi dunia nyaris sering. Di mana kamu menjadikan hal semacam itu sebagai rutinitas penyembuhan diri. Maka efek penyembuhannya kadang tak lagi berhasil jika masalah utama kehidupan sehari-harimu tak terangkat dan terjawab. Masalah bagi orang kaya yang gemar melakukan perjalanan seringkali berakhir pada kebosanan, hilangnya perasaan takjub, gairah yang menyusut, dan menganggap melakukan perjalanan pada akhirnya percuma saja. Karena perjalanan tak juga membuatmu merasakan hidup. Untuk apa terus melakukan perjalanan jika akhirnya sama saja? Balik dari gunung rasa sepi kembali menerkam. Balik dari kota lain perasaan bosan datang begitu cepatnya. Keliling dunia, tapi sakit di dada kita tak kunjung terhapus. Dalam hal ini, perjalanan, tak lagi banyak membantu dan malah sebagai rutinitas yang sangat mencemaskan. Karena kita terpapar kondisi yang berbahaya, suatu kesadaran bahwa kita telah melakukan banyak hal, melihat nyarus semua hal, menekuni, mengalami, memikirkan, dan merasakan banyak hal yang berbeda. Tapi kita tak juga kunjung membaik. Tahapan semacam ini, bisa membuat kita tak lagi merasa banyak terhibur dengan berbagai perjalanan berikutnya. Setidaknya, untuk banyak orang, perjalanan masih bisa menghibur diri dan merasakan gairah kesenangan yang jarang kita dapat dalam kehidupan sehari-hari.

Mulai dari sekarang kita mungkin harus melihat kalender, memesan tiket, menjamah tas untuk bepergian, dan memasukkan beberapa benda yang akan kita bawa, serta sedikit mengumpat pada dunia keseharian dan rutinitas yang menjemukkan yang nyaris setiap hari kita jalani. Sesekali, atau agak sering, kita harus mulai menghibur diri sendiri, keluar dari cangkang, dan tidak menjadi tahanan sebuah kamar, rumah, dan kota untuk sebagian besar hidup kita. Untuk apa kita memelihara banyak usia hidup dan hari bernapas, jika kita hanya di tempat itu dan itu saja?

Yah, berjalan kaki atau berkendara, dan mulai bersenang-senang dan memanjakan diri sendiri. Itu jauh lebih baik dari pada menunggu orang yang tak kunjung datang membantu bukan?

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang