SAKIT DAN KESEPIAN

438 20 11
                                    

Pernahkah kau mengalami sakit sekaligus kesepian dalam waktu yang bersamaan? Tubuh yang sakit, melahirkan perasaan sepi dan sedih. Mungkin banyak dari kita pernah merasakannya. Terlebih bagi yang pernah terlalu lama sakit dan tak mampu melakukan banyak hal. Terlalu lama terpenjara di rumah atau rumah sakit. Menjadi sakit, tidak hanya membosankan tapi benar-benar bisa membuat semangat kita menurun. Bahkan membuat kita bersedih dan kejiwaan kita terganggu.

Terlebih, saat kau terbangun, tak ada seorang pun yang ada di sampingmu. Membuatmu tersadar bahwa kamu benar-benar sendirian.

Malam tadi aku terbangun. Demam karena kelelahan menguasaiku. Hanya saja perasaan sepi entah kenapa ikut menguasaiku. Aku tertidur lagi pada akhirnya dan kali ini, bangun kembali, dan perasaan sepi itu datang lagi. Perasaan semacam ini akan menguat jika seandainya aku sakit terlalu lama dan tak bisa melakukan banyak hal yang aku suka. Terlebih bagi mereka yang memiliki penyakit kronis dan kini sedang dalam perawatan intensif. Tubuh yang sakit terkadang tidak hanya menyebalkan. Tapi juga membuat kita putus asa dengan segala jenis kehidupan.

Yang sehari-hari kamu lakukan sekedar bangun dari tidur. Berada di ranjang. Makan. Membaca. Menonton tv. Mendengarkan musik atau berselancar di dunia Maya. Sehari-hari hanya seperti itu. Teman-teman hanya datang satu dua kali. Sesekali. Itu pun jika kamu memiliki teman. Jika tidak, entah kamu sakit parah atau bahkan nyaris mendekati mati. Tak akan ada yang menjengukmu atau mengkhawatirkanmu kecuali hanya keluargamu dan kekasihmu saja.

Dan jika kamu tidak memiliki kekasih dan keluarga atau keluarga berada sangat jauh atau sedang dalam masa permusuhan. Maka, kamu benar-benar sendiri. Kadang, terlintas pikiran, tidakkah lebih baik mati?

Jika sakit kita hanya satu sampai dua hari. Mungkin itu tak mengapa. Tapi jika berminggu-minggu dan berbulan-bulan? Perasaan hancur, kesepian yang sangat, merasa gagal, tak berarti dan tak penting pasti akan datang. Terlebih jika kamu adalah tipe melankolis dan mudah murung. Sakit fisik menjadi hal yang begitu berat dan membuat kamu menjadi sangat rapuh.

Saat kamu sakit, kamu ingin sekali diperhatikan. Tapi siapa yang mau memerhatikan? Jika kamu sakit, kamu ingin sekali sesekali dimanja seseorang. Tapi siapa yang bakal memanjakan? Saat kamu sakit, kamu ingin ditemani dan tidak ditinggalkan. Tapi siapa yang ingin melakukannya? Saat kamu sakit, kamu ingin sekali dianggap sosok berarti dan merasa bahwa ada orang yang akan kehilanganmu jika seandainya kamu mati. Tapi jika tidak ada yang bakal merasa kehilangan, lalu buat apa berharap sembuh?

Ya, saat kita sakit, kita butuh dukungan dan terkadang, sedikit pelukan. Hanya saja banyak kita tahu, tak semua orang yang sakit tubuhnya beruntung memiliki keluarga yang perhatian atau seorang teman, sahabat, dan kekasih. Banyak dari kita benar-benar sendirian. Dan seandainya tidak ada orang di dekat ranjang kita, perasan tidak berguna, bosan, dan hancur melihat kenyataan tubuh kita, membuat kita susah untuk berbahagia. Maka, keseharian kita hanyalah kesedihan. Dan kesedihan kita, hanya kita yang tahu.

Perasaan hancur setelah operasi yang gagal. Atau tiba-tiba salah satu anggota badan kita hilang dan tak berfungsi lagi. Atau diagnosa bahwa umur kita tinggal beberapa bulan. Membuat banyak dari kita semakin tertekan dan tenggelam dalam kesedihan. Walau, beberapa di antara kuat menghadapi kenyataan dan menjadi bijak.

Lalu perasaan sedih diiringi perasaan kesepian, membuat sakit kita seolah menjadi klimaks. Kita sakit dan akhirnya perasaan kita ikut merasakannya. Dan saat kita butuh seseorang yang menguatkan tapi tak ada satu pun yang menguatkan. Maka kesepian menjadi bagian dari diri kita. Membuat kita berpikir, untuk apa sembuh dan tidakkah lebih baik aku mati saja? Tak ada seorang pun yang bakal kehilanganku atau merasakan rindu jika aku pergi.

Kesepian membuat tubuh yang sakit berada pada fase kelelahan dan pada akhirnya, berhenti berharap.

Kadang, melihat diriku sendiri yang sakit-sakitan membuatku ingin berhenti. Saat kerinduan akan seseorang dengan begitu kuatnya tapi dia tak juga datang dan entah berada di mana. Membuatku berpikir, aku ingin memeluk diriku sendiri. Karena tak ada yang mau memelukku.

Tubuh yang sakit beserta kesepian adalah hal yang benar-benar tak menyenangkan. Aku yakin, banyak dari kita, yaitu dirimu, pernah mengalaminya. Sama sepertiku.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang