MALIOBORO

175 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malioboro. Salah satu tempat yang paling banyak aku menghabiskan membaca buku dan sedikit menikmati hal yang masih bisa dinikmati. Dan sampai akhir bulan Agustus ini, setiap pagi, antara jam 5.30-07.00, jika sempat, aku membaca dan merasakan suasana pagi yang masih menyenangkan dan tak banyak manusia di dalamnya.

Hari ini aku membaca Michelangelo. Kemarin aku menyelesaikan Warhol di sini. Dan karena Michelangelo nyaris selesai. Mungkin aku akan menikmati Paul Gauguin atau Picasso. Dan banyak kemungkinan lainnya. menyelesaikan Leonardo dan Vinci atau buku lingkungan, astronomi, ekonomi, dan lainnya?

Yah, akhir-akhir ini aku lebih suka seni dan alam. Sesekali berceloteh tentang politik yang bebal. Dan membaca di tempat umum sepertiku. Selalu nyaris sama. Jarang yang terlihat membaca di berbagai ruang publik. Bahkan di kota ini, Jogja, julukan kota terpelajar hanyalah sekedar gurauan.

Beberapa tahun di kota ini, sedikit sekali aku melihat orang membaca di depan publik. Itulah sebabnya, aku menganggap Jogja adalah salah satu kota yang membosankan. Kota yang tak bergairah. Kota yang tertutup. Seseorang perlu menjadi Warhol untuk benar-benar menikmati kota ini. Kau harus menjadi membosankan agar bisa menikmati kebosanan yang ada di Jogja.

Kota yang tak bergairah dan hanya ulangan yang membuatmu jenuh.

Bagaimana orang bisa hidup sangat lama di Jogja? Ya, dengan cara menjadi tumpul dan tak terlalu mengeluarkan keringat di kepala. Membayangkan Surabaya, Malang, Jakarta, Bandung, Semarang dan yang lainnya. Mungkin lebih terasa mirip kuburan. Kota-kota yang aku sebut sebagai peti mati.

Karena hampir setiap kota nyaris menyenangkan hanya saat di pagi hari. Aku pun berpikir, baiklah, membaca di pagi hari di pinggir jalanan utama sebuah kota mungkin akan menyenangkan. Sambil menertawakan diri sendiri dan kemungkinan akan generasi terakhir yang hampir punah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang