DUNIA TANPA AKTUALISASI DIRI

277 13 0
                                    

Hidup dalam dunia yang kamu sukai, jelas harapan yang kamu inginkan dan semua orang inginkan. Untuk melengkapi duniamu sehari-hari dibutuhkan hal-hal dasar dari kehidupan seperti tercukupinya makan, minum, tempat tinggal dan lainnya sebagainya. Setelah itu kamu membutuhkan cinta, kasih sayang, orang yang mengerti dirimu dan mau menemanimu. Tapi, dunia itu masih belum cukup memuaskan dan belum cukip membuat dirimu bahagia karena kamu tidak bisa bekerja di ruang yang kamu sangat ingini. Melakukan penelitian yang sangat kamu harapkan. Atau kamu tidak bisa menyalurkan seluruh bakat, kemampuan, dan potensi atau apa pun yang kamu sukai karena di lingkungan sekitar tak ada yang bisa menampung dirimu. Akibatnya, ada ruang yang kosong dan tak mengenakkan yang akan tetap bertahan bertahun-tahun. Membuat diri tak lengkap bahkan seringkali menuju titik jenuh dan depresi.

Dunia tanpa aktualisasi diri bagi sebagian besar orang adalah neraka.

Aktualisasi diri adalah hal yang agak merepotkan jika tidak ditunjang oleh lingkungan atau jika terhambat oleh beberapa hal yang membuat kita tidak bisa menenggelamkan diri dengan dunia yang kita sukai dan cintai. Sekaya apa pun seseorang,  jika di dalam hatinya yang terdalam, bahkan semenjak kecil dia hidupnya hanya akan terpuaskan jika menjadi seroang peneliti di bidang kedokteran. Maka, dia tak akan puas hanya sekedar menjadi dokter saja. Melihat koleganya yang terlibat dalam penelitian lintas negara atau membaca penemuan orang lain di bidang kedokteran. Membuat dirinya gusar, iri, dan bahkan mungkin marah.

Hal semacam itu berlaku dengan orang kesehatan siapa pun. Dan semua riang yang bukan dari kesehatan juga akan sedih, tak puas, dan marah jika bakat, potensi, dan ambisinya di bidang ini dan itu terhampat atau tak menemukan ruang yang tepat.

Seorang yang ingin jadi astronom tapi negaranya sangat begitu tertinggal dalam ilmu dan infrastruktur astronomi. Seseorang yang ingin menjadi pengusaha tapi gagal karena alasan sudah terlanjur menjadi akademisi atau pejabat negara. Ada yang merasa kurang dari hidupnya karena hidup menjadi karyawan dan ingin sekali kembali meneruskan pendidikannya tapi terpaksa tak bisa dilakukannya karena alasan ini dan itu. Seorang yang ingin jadi model, artis, olahragawan, penulis, dan menjadi apa pun tapi tak terlalu tercapai. Rasanya, ada yang kurang dari hidup.

Jika sesuatu yang sangat diinginkan tidak bisa diwujudkan. Dunia terasa hampa. Bahkan saat sudah memiliki kekasih, teman, atau segala kebutuhan material kita tercukupi dan berlebihan. 

Hidup akan menjadi sekedar hidup jika bekerja ditempat yang tak disukai dengan cara kerja yang juga tak disukai. Hidup akan menjadi sangat menarik dan memuaskan saat bekerja di tempat dan dunia yang juga kita bisa menikmatinya.

Sama halnya, lingkungan masyarakat, kota, atau negara mendukung dunia yang kita sukai dan benar-benar geluti. Rasanya, kita ingin hidup lebih lama.

Tapi jika tidak ada dunia semacam itu, kepuasaan akan aktualisasi diri terhampat dan berefek dengan kekecewaan, kebosanan, dan hanya untuk melakukan tugas keseharian mencari uang dan mempertahankan gaya hidup keseharian saja.

Di dalam hati kita yang terdalam, kita berharap dan beranggapan, dunia yang menarik dan menyenangkan itu saat bisa mencari uang sambil berkeliling dunia atau setiap pelosok negara. Tapi kenyataannya, dia terjepit di kantor nyaris setiap hari. Jelas itu adalah masalah. Atau kita beranggapan bahwa hal yang paling membahagiakan saat bisa berbincang, melakukan banyak hal, bersenang-senang dan melakukan apa pun dengan orang terdekat atau yang kita sukai. Maka aktualisasi diri kita akan penuh dan memuaskan saat mendapat sesosok orang yang semacam itu.

Sebagai manusia, kita mengejar apa-apa yang memuaskan perasaan, pikiran, dan kejiwaan kita. Jika apa yang kita anggap memuaskan itu tak tercapai atau terhambat. Kita tak tenang dan merasa ada yang belum lengkap.

Banyak manusia terpaksa hidup untuk uang dan mempertahankan gaya hidup yang sudah menjadi kebiasaan. Dari semua itu, aktualisasi diri biasanya dikorbankan. Mengejar passion atau dunia yang menyenangkan dalam ranah intelektual, akademis, karir dan semacamnya, menjadi nomor kesekian. Karena alasan agama, norma, sampai keluarga dan sebagainya. Dunia yang ingin kita kejar, kita terpaksa meninggalkannya.

Orang yang biasa mengejar passion dan gairah hidup dan menganggap kehidupan tanpa itu layaknya sekedar robot, tak menarik, membosankan, atau tak layak untuk dijalani. Biasanya mengejar passion-nya dengan sungguh-sungguh atau setidaknya ingin memenuhi passion itu. Jika tidak terpenuhi, efeknya bisa besar dan merusak. Tak heran banyak ilmuwan muda merasa kecewa dan tak puas hidupnya karena passionnya dalam dunia penelitian dan yang berkisar di pencarian akan penemuan tak terwujud. Atau seorang yang passionnya menjadi seorang pebisnis handal dan model terkenal tapi tak bisa mewujudkannya. Efeknya bisa merusak.

Hidup di dunia tanpa aktualisasi diri benar-benar tak menyenangkan. Yang terjadi hanya pulang pergi dari kampus. Pulang pergi dari sekolah saja. Atau sekedar pulang pergi dan kantor belaka. Sedangkan yang lain tengah mengejar kepuasan di bidang intelektual dan akademik. Kepuasaan di bidang atletik. Atau kepuasan dengan terobosan kinerja yang dibuatnya dan mencari gagasan-gagasan baru bagi perusahaannya.

Banyak orang hidup hanya sekedar hidup. Sudah cukup dengan sekedar makan, tidur, ke toilet, pergi keluar sebentar, berbelanja, melihat dikson atau potongan harga, dan tak lama kemudian mati.

Tanpa gairah akan banyak hal. Tanpa kesenangan untuk mewujudkan apa yang paling disukai. Berkompromi dengan semuanya dengan cara yang paling parah dan menekan keinginannya dari mulai hobi, pikirannya, dan gairahnya hanya agar tidak ditendang dari sekolah hingga pekerjaan.

Tapi, apakah kamu menyukai dunia semacam itu? Atau lebih menyukai dunia di mana kita bisa bersenang-senang sekaligus mendapatkan uang, hidup, dan pasangan atau lainnya tanpa mengorbankan gairah hidup yang menjadi tujuan, ambisi, atau hobi kita?

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang