Aku tak bisa tidur. Aku sudah mencobanya. Kepalaku rasanya ingin keluar. Kecemasan yang tak bisa diam. Bipolar yang kembali menggila. Aku memandangi naskah novelku. Membukanya. Membacanya ulang. Begitu sangat berat. Kecemasan ini bahkan tak mengijinkanku membaca.
Satu detik saja rasanya begitu sangat mengerikan. Bagaimana bisa aku harus bertahan sampai satu bulan lagi?
Aku letakkan novelku. Berhenti menyunting. Mendengarkan Eve. Lalu mencari kemungkin tiket pesawat. Ah, Singapura dan Malaysia ternyata lebih murah dari pada harus ke Bali, Lombok, Sulawesi atau Kalimantan. Kedua negara itu ternyata begitu mengundang. Dan sekarang aku tengah berpikir. Apakah aku harus mulai berkemas?
Aku tak bisa bertahan lama lagi. Walau kadang sepertinya keadaanku pulih dan agak membaik. Semua itu begitu sangat sementara. Aku membuka buku perjalananku, dan mencari halaman yang membuatku teringat akan depresiku yang dulu. "Dan, setelah aku selesai menulis dan mengisi perjalananku. Aku ingin membunuh diriku sendiri. Tak aku ijinkan orang lain yang akan membunuhku. Tidak juga Tuhan. Aku hanya ingin kembali ke asal mulaku. Kembali ke rahim paling awal; ketiadaan. Di sanalah aku ingin jatuh tertidur untuk selamanya."
Aku masih berupaya untuk bisa ke Eropa. Tapi apakah aku bisa bertahan sedikit lama lagi? Dengan keadaanku seperti ini, apakah itu mungkin?Rasanya, aku harus pulang ke rumah. Melengkapi dokumen dan berpikir untuk membuat pasport. Untuk berjaga-jaga. Saat keadaanku sudah tak lagi terkendali. Dan minggu depan, mulai bersiap-siap menjual semuanya.
Perjalanan terakhir bukan?
Tapi apakah aku akan berubah pikiran lagi? Aku tak tahu. Seandainya aku berubah pikiran lagi semua itu hanya karena gagasanku dan keinginanku untuk terus menulis. Tak ada lagi yang lainnya. Tapi itu juga berati aku akan memperpanjang rasa sakitku, kesedihanku, dan kehancuranku setiap detiknya.
Suara pesawat terdengar begitu mengundang. Lewat sebentar ke kamarku yang berantakan ini. Aku ingin sekali pergi. Pergi menjauh.
Tak kembali.
Apa aku bisa? Oh, aku benci dunia manusia. Berapa miliar orang di dunia ini? Rasanya, seolah tak ada satu pun untuk menemaniku. Benar-benar tak ada yang menemaniku.
Aku begitu sangat kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYA
Não FicçãoEsai-esai yang aku tulis ini, lebih berkaitan dengan dunia psikologi dan bagaimana kita keluar dari jeratan hidup yang menekan. Di sini kau akan menemukan bagaimana memilih psikiater atau psikolog sebelum memutuskan pergi ke klinik mereka. Bagaimana...