SRAGEN: REL KERETA

158 5 0
                                    

Bulan terlihat putih separuh di langit timur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan terlihat putih separuh di langit timur. Angin berembus kencang tapi sejuk. Daun-daun pisang melambai-melambai ke sisi utara. Saat angin dari selatan membuat padi-padi yang masih hijau, jagung-jagung yang sebentar lagi panen, pohon pepaya ikut condong ke arah kanan, besersama dengan batang singkong yang bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan. Rerumputan dan segala jenis semak seolah bergerak-gerak. Dan rel kereta yang memanjang ini, terasa begitu lapang dan menenangkan.

Pepohonan jati. Mahoni. Cemara. Bergoyang-goyang. Kecuali batu-batu yang ada di bawah kakiku.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di sini. Burung-burung pipit berterbangan dalam kawanan kecil. Sesekali melintas di depan mataku dengan cepat bersama seekor walet yang terbang rendah dengan leluasanya.

Aku melepas earphone dari telingaku. Memandang ke arah matahari yang akan terbenam. Sawah yang terasa hijau, luas, indah, dan berisi beraneka ragam tetumbuhan dan kehidupan. Di tempat-tempat semacam ini, diriku menjadi sedikit tenang.

Sebuah gubuk kecil. Seorang nenek yang pulang dari sawahnya. Pematang-pematang yang meliuk-liuk. Sedikit rumpun tebu. Pohon-pohon besar yang sangat indah. Dan warna langit yang tampak abu-abu pudar dilapisi jingga keemasan dengan matahari yang membulat redup. Menyakitkan mata begitu aku menatapnya.

Aku lihat dua buku yang aku bawa. Aku letakkan begitu saja di bawah kakiku bersama dengan tas dan yang lainnya. Mendengar kicauan merdu burung-burung. Serangga-serangga yang mulai berisik. Seorang tua yang berjalan kaki di sepanjang tepian jalan raya yang berlalu lalang segala macam kendaraan.

Di seberang sana, sebuah pabrik pengolahan pasir berdiri tegak dengan truk-truknya. Seperti pemisah nyata antara alam dan kota masa depan. Di sebuah desa, yang kelak mungkin akan punah. Beserta banyak kehidupan yang ada di dalamnya.

Aku menatap bulan yang ada di atas kepalaku. Memandang jauh ke ujung rel, di mana para petani terlihat melintas bergantian. Menatap kedua kakiku dengan jari-jemari yang kering. Kemudian, bergegas, berjalan, dan bermaksud melanjutkan perjalanan.

Menghirup udara lembut untuk yang terakhir. Lalu pergi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang