MENAFSIRKAN MIMPI

889 39 19
                                    

"Mimpi adalah sebuah pesan eksistensial... mengenai diri, kepada diri," ungkap Fritz Perls, salah satu penemu teori Gestalt dalam ranah psikologi. Hal yang nyaris senada diungkapkan oleh Sigmund Freud, pelopor teori mimpi dan tokoh penting yang membidani lahirnya psikoanalis dan psikologi modern. Freud menulis dalam bukunya, Pengantar Umum Psikoanalisis, bahwa "mimpi-mimpi individu sehat jelas berbeda sama sekali dengan mereka yang sakit secara mental dan menunjukkan gejala neurotik."

Dalam artian mudahnya, mimpi adalah sebuah jalan lebar untuk mengerti dan memahami diri kita sendiri. Apa yang kita takutkan, yang kita tolak, yang kita inginkan, yang membuat kita tersiksa, dan apa pun yang di dunia nyata kita alami. Bisa saja berubah menjadi mimpi saat dirasa situasi di dunia nyata sangat tak memuaskan atau apa yang kita inginkan belum terwujud.

Mimpi adalah keinginan dunia nyata kita yang belum terwujud atau gagal terwujud sehingga tertahan di dunia ketidaksadaran dan mewujud dalam bentuk mimpi sewaktu tidur. Apa yang tidak selesai di dunia nyata. Akhirnya terbebaskan menjadi mimpi.

Hal semacam itu seringkali terjadi dengan trauma lama atau peristiwa di masa lalu yang sudah kita abaikan, yang pada dasarnya belum terselesaikan. Atau ada di masa hidup kita yang tak memuaskan dengan keinginan yang belum tercapai tapi saat kita bertambah umur, kita abaikan dan tak lagi anggap penting. Kita pun malah seringkali tak lagi mengingatnya atau benar-benar lupa terhadap kejadian penting di dalam hidup kita yang penuh dengan tekanan atau ketidakpuasan hidup. Sehingga hal yang kita anggap sudah selesai dan kita lupa itu, ternyata, datang kembali dalam wujud mimpi, yang bisa berarti, sesungguhnya kita belum menuntaskan masa lalu atau keinginan kita. Kita hanya sekedar meredamnya dan coba untuk tak mengingatnya. Dunia keseharian kita pun seolah tak mengalami pergolakan besar apa pun. Tapi, dunia yang belum selesai itu masuk dalam ketidaksadaran, berada di dunia bawah sadar, dan sewaktu-waktu kembali dan mengingatkan kita melalui mimpi bahwa ada bagian dari hidup kita yang sebenarnya masih belum tertuntaskan.

Ada kalanya orang tak terlalu peduli jika mimpi yang berasal dari masa kehidupan kita yang lalu atau masa yang baru-baru saja terjadi datang di tidurnya sesekali. Tapi bagaimana jika itu datang secara berulang-ulang? Terlebih bagaimana seseorang yang tiba-tiba saja memimpikan sosok yang pernah dicintainya atau bermimpi kembali bersekolah, berkuliah, atau berada lagi di tempat kerja yang disukainya yang ternyata cerminan dari suatu jenjang di masa pendidikan dan karirnya yang baginya belum terselesaikan atau masa indah yang ingin didatanginya kembali sehingga mimpi itu bagaikan mengatakan bahwa hari ini tak seindah di masa-masa sekolah dulu.

Tentu saja, banyak dari kita tidak puas terhadap kehidupan kita yang sekarang karena terasa ada yang kurang dari perjalanan hidup kita. Mungkin kita hari ini bersama seseorang yang kita cintai. Tapi toh, kita masih memimpikan seseorang di masa lalu yang bisa saja itu mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak kita dapatkan di pasangan hari ini yang kita dapatkan di pasangan masa lalu. Dan mimpi itu, entah mau kita akui atau tidak, bisa saja menjelaskan ketidakpuasaan kita yang kita abaikan atau kita tekan selama ini. Ini juga berlaku terhadap banyak hal. Terutama ketakutan-ketakutan kita terhadap masa depan, entah mengenai hubungan percintaan, keuangan, hubungan keluarga, pertemanan, pekerjaan, dan lain sebagainya bisa mewujud di dalam mimpi kita, begitu sangat seringnya. Itu bisa berarti, bahwa sudah saatnya kita menyelesaikan segera ketakutan kita itu dengan membicarakannya dengan orang terdekat kita dan mencoba mencari pemecahannya dengan segera. Jika tidak, mimpi yang kita alami bisa saja sangat mengganggu dan malah mendorong kita untuk meyakini ketakutan kita di dunia nyata sehingga bisa saja membuat kita menjadi lebih ketakutan, curiga, kecewa, marah, sedih, hingga depresi.

Banyak mimpi yang berisi hal yang mengerikan dan tak mengenakkan terbawa terus sampai kita terbangun. Dan jika kita terus mengingatnya dan menganggapnya begitu penting karena cocok dengan ketakutan kita. Bisa saja, jika kita bukan sosok yang kuat, mimpi itu malah bisa menghancurkan kehidupan nyata kita, jika tidak ditangani dengan benar.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang