AKU, NIHILIS

430 13 12
                                    

Lalu, matilah Kau!
Wahai Tuhan yang terkutuk.

Keberadaan dari segala penyakit.
Monster dari segala monster!

Bunuh dirilah kau, Tuhan!
Biarlah kehidupan tiada.
Dan, segalanya menjadi kosong.

DUNIA TANPA TUHAN. DUNIA TANPA KEHIDUPAN. DUNIA TANPA PENCIPTA DAN CIPTAAN. SEBUAH SEMESTA TANPA SATU PUN KEHIDUPAN DI DALAMNYA. ITULAH IMPIANKU.

HARAPAN TERBESARKU.

Dunia adalah lingkaran. Kehidupan yang berulang tanpa akhir. Entah kapan berhenti. Mungkin itulah alasannya aku muak dengan kata Tuhan. Kemuakkan yang akhir-akhir ini mudah meledak marah.

JIka Dia ada, segala rasa sakit dan penderitaan bermula dariNya. Aku begitu muak mendengar namaNya, karena Dia-lah awal dari segala kehidupan.

Jika Tuhan itu ada. Dia-lah yang membuatku menderita. Begitu juga seluruh kehidupan di dunia ini.

Keberadaan yang mengawali semua rasa sakit. Itulah Tuhan. Bagi mereka yang percaya Tuhan itu ada.

Saat memikirkan dunia hanya ulangan tanpa henti. Kemuakkanku dengan kata Tuhan benar-benar semakin besar. Kadang, kenapa tidak semua orang beragama mati dalam satu hari? Lalu bertemu dengan Tuhan tanpa harus takut dan cemas?

Pada akhirnya, kehidupan akan terus ada. Semua orang hanya sekedar mati. Kematian yang berulang kembali menjelma kehidupan. Itulah yang membuatku muak.

Tuhan adalah kehidupan tanpa akhir itu sendiri. Jika Tuhan terus hidup. Kehidupan akan terus ada.

Aku ingin Tuhan bunuh diri. Jika memang Dia ada. Atau, menunggu bumi meledak dan segala jenis kehidupan berakhir.

Semesta tanpa kehidupan. Itu jauh lebih indah. Dari pada dunia dengan Tuhan di dalamnya.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang