Kamu sering dibully teman-temanmu di sekolah, di lingkungan rumah, di kampus, atau di kantor? Dan yang bisa kamu lakukan selama ini hanyalah mengumpat dalam hati, marah dalam diam, dan merasa terhina tapi tak mampu membalas? Apakah kamu salah satu dari antara ribuan atau mungkin jutaan orang yang dijadikan sasaran pelampiasan dan nyaris tak dianggap di antara kerumunan orang di sekitarmu?
Baiklah, sudah saatnya berubah. Sudah saatnya melawan. Karena kamu adalah manusia. Para pembullymu juga adalah manusia.
Cara terbaik untuk membungkam balik para pembully kita adalah dengan cara membully balik mereka.
Setiap manusia memiliki kelemahan. Apa yang tak mereka suka. Apa yang mereka benci. Apa yang membuat mereka takut. Atau yang membuat mereka merasa malu dan terendahkan. Semua pembully di dunia ini tak kebal dengan pembullyan balik yang menohok dan langsung menghancurkan wibawa. Terlebih di era internet dan hukum yang cukup bisa diandalkan.
Para pembully yang mengancam dengan kekerasan atau hal-hal yang merusak citra kita, tak lagi penting dan lebih mudah diatasi. Terlebih jika kamu pintar, cukup banyak uang, sedikit punya kekuasaan dalam kemampuan bicara, otak, maupun keluarga.
Dibully dengan alasan karena kamu cantik, cerdas dan berprestasi, memiliki keluarga kaya raya, atau hanya karena kamu disukai atau berpacaran dengan seseorang yang juga disukai banyak orang, itu benar-benar tidak bisa diterima. Dibully tanpa kita melakukan kesalahan dan bersikap cukup baik dan rendah hati, benar-benar harus ditanggapi dengan cukup serius. Orang harus melawan balik pembullyan semacam itu.
Dibully karena miskin, tak tahu ini dan itu, atau berwajah yang dinilai tak memuaskan tanpa kita salah apa-apa, benar-benar tak bisa diterima. Saat orang-orang semacam itu menampilkan wajah monster kerena kita mengalah dan diam. Ada waktunya kita juga mengeluarkan monster-monster kita. Monster-monster yang ada dalam dirimu tak kalah menyeramkannya dengan milik mereka kok.
Bagi orang yang pintar bicara, memiliki kepercayaan yang tinggi dan sangat pintar atau jenius. Sangat mudah membully balik orang yang membully dirinya dengan lebih telak dan parah. Itulah sebabnya para pembully tak berani mendekati orang semacam itu dan mengarahkan hinaan dan cemoohannya kepada mereka yang dinilai bermental lemah, penakut, bodoh, jelek, atau yang tak disukai.
Para pembully sangat menyukai seseorang yang tak melawan dan mudah dijadikan sasaran umpatan. Atau mereka yang populer dan membuat iri tapi lebih sering mengalah dan tak ingin membuat masalah.
Saat kamu tipe yang rendah diri, penakut, pemalu, dan tak pintar bicara. Jika kamu tak bisa membalas segala jenis bullyan yang diarahkan padamu. Bullylah balik mereka dengan cukup elegan.
Catat keseharian buruk mereka lalu kelak, jika hal-hal lebih buruk terjadi padamu, kamu bisa menyebarkannya ke seisi dunia.
Dan catat juga hari-hari di mana kamu dibully mereka sebagai dokumentasi untuk komnas anak, perlindungan perempuan, atau para penegak hukum jika bullyan itu sudah kelewat batas. Kamu bisa juga menunjukkan kepada keluarga dan guru, bukti berupa foto, tulisan, rekaman video atau suara saat mereka membullymu dengan kasar. Atau diam-diam kamu membangun rencana rahasia bagaimana agar mereka dikeluarkan atau buat mereka merasa terhina di depan publik luas sehingga pada akhirnya memilih pindah.
Para pembully jarang siap kalau dia akan dibully dan dipermalukan balik. Maka jangan malu-malu dan tanggung-tanggung dalam melawan balik. Buat pukulan terbaik untuk menjatuhkan mental mereka bahwa kamu bukan orang yang mudah dibully.
Di dunia ini, tak semua orang bisa menyukai kita. Sebaik apa pun kita bersikap dan coba tak berperangai buruk di depan orang-orang. Mereka bisa membencimu karena alasan sepele dari iri, cemburu, tak rela kamu hidup senang, atau memiliki dan melakukan hal yang tak mereka bisa.
Jadi, para pembully lahir karena alasan-alasan yang bahkan bisa lebih aneh lagi.
Tak suka dengan gayamu berpakaian, gayamu berbicara, caramu berjalan, atau hanya karena urusan rambut hingga sepatu yang menurut mereka norak, tak sesuai, atau tak mereka sukai, mereka bisa membullymu dan tak menyukaimu dengan terang-terangan. Belum urusan isi otak, keyakinan, identitas dan sebagainya.
Jika mereka bukan orang yang penting dan berpengaruh, kamu bisa mengabaikannya. Tapi jika mereka teman sekolah, satu fakultas atau sekantor. Maka cara terbaik adalah melawan balik atau menunjukkan kebodohan dan ketidakmampuan mereka di depan banyak orang.
Masalahnya, hal semacam itu seolah-olah hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang bermental kuat. Bagaimana jika kamu sangat penakut dan sekedar berbicara pun susah? Hanya sekedar mempertahankan diri lewat kata-kata saja tak mampu? Suara tercekat, marah di dalam dada, tapi pada akhirnya tak bisa berkata apa-apa dan malah diam-diam membenarkan olokan-olokan dan hinaan mereka sebagai jalan terbaik melarikan diri?
Dari pada kamu berpikir bahwa kamu ini benar-benar hina, bodoh, buruk, sundal, sombong dan segala jenis olokan yang diarahkan padamu selama ini dan merasa bahwa yang dikatakan mereka benar sehingga kamu malu dan takut jika melawan karena nanti akan lebih diolok-olok lagi. Maka carilah bantuan dan penguat. Seseorang yang kamu yakini dan jadikan tumpuan tanpa perlu takut diolok-olok dan merasa nyaman dengan segala yang kamu punya. Kamu akan mampu bertahan melewati derita beberapa tahun dibully dan setelah itu lewat, kamu bisa menghapus anggapan mereka selama ini; entah setelah kamu kuliah, kerja, menikah, atau melakukan hal-hal yang jauh dari perkiraan para penghinamu.
Membully balik orang yang membully kita bisa dengan berbagai macam cara. Dan biasanya, jarang dari mereka yang siap untuk direndahkan. Itulah cara terbaik untuk memutus lingkaran pembullyan kepada kita dan membuat kita lebih berani dan percaya diri.
Yah, sudah waktunya kita tunjukkan taring dan monster yang ada dalam diri kita. Tidakkah kamu adalah monster besar yang sedang bersembunyi? Kenapa tak sekali-kali kamu menunjukkannya?
![](https://img.wattpad.com/cover/85780013-288-k414253.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYA
Non-FictionEsai-esai yang aku tulis ini, lebih berkaitan dengan dunia psikologi dan bagaimana kita keluar dari jeratan hidup yang menekan. Di sini kau akan menemukan bagaimana memilih psikiater atau psikolog sebelum memutuskan pergi ke klinik mereka. Bagaimana...