MENIKMATI PAGI

217 7 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku tak juga memejam sampai pagi menjelang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku tak juga memejam sampai pagi menjelang. Akhirnya, aku menikmatinya dengan buku-buku. Aku membaca Andy Warhol: The King Of Pop Art, yang membuatku sedikit agak tenang walau perasaan sepi dan kesendirian muncul kembali.
Aku sudah malas untuk menulis dunia psikologi dan yang lainnya. Apa yang bisa aku berikan pada kajian psikologi yang buntu? Di mana manusia pada akhirnya hanya saling mengabaikan dan tak menganggap penting yang lain. Pertemuan singkat dengan seseorang yang akhirnya berakhir. Atau kedekatan sementara yang kemudian menjadi saling tak peduli. Jadi untuk alasan apa lagi aku menulis di sini?

Aku sudah tak memiliki alasan lagi. Sebanyak apa pun tulisan yang ada. Nyaris tak ada yang berubah dari manusia. Akhirnya, aku hanya ingin mencatat diriku sendiri. Kelelahanku. Omong kosongku. Depresiku. Dan kebosananku. Sebagai catatan bagi mereka yang kelak mempelajari bagaimana orang-orang semacamku atau yang mirip denganku akhirnya mati.

Aku menikmati pagi dengan perasaan kesepian diiiringi kekecewaan terhadap seseorang. Aku sudah tak tahu lagi harus bagaimana. Seolah sudah tak ada lagi dunia untukku. Baiklah, mungkinkah harus diakhiri?

Oh, aku ingin membakar beberapa buku sebelum aku pergi entah ke mana. Dan pikiran yang melayang-layang di kepalaku, sedikit teralihkan dengan Andy Warhol.

Jika orang-orang tak lagi ingin membacaku. Aku juga tak peduli. Pada akhirnya kita semua hanya sekedar hantu. Tak saling mengenal dan saling mendiamkan satu dan lainnya. Dan tentunya, setiap keinginan untuk bercakap pun berakhir dengan kekecewaan dan perasaan lelah.

Aku mengambil beberapa gambar diriku. Yah, setidaknya jika aku mati. Aku tidak mati dalam keadaan suram-suram amat. Sedikit narsis seolah tak terjadi apa-apa. Dan memandang pepohonan hijau yang mungkin tengah menertawakanku.

Di pagi ini, aku ingin menghabiskqn buku tentang Warhol. Dan besok, menikmati Michelangelo sampai selesai.

Dua hari ini aku baru sadar, bahwa aku hanyalah hantu.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang