PSIKOLOGI NEGATIF

495 23 3
                                    

PSIKOLOGI NEGATIF. Mungkin inilah fokus utama yang sedang aku kembangkan. Terlebih, menjadikan hal-hal yang dianggap tabu, buruk, berdosa, atau jahat, yang biasanya ditolak, disingkirkan, dan juga dilarang dalam dunia psikologi itu sendiri, yang seringkali terkontaminasi agama, nilai sosial masyarakat, negara, ideologi, dan lain sebagainya.

Menjadi buruk itu tak baik. Menjadi jahat itu tak baik. Membalas dendam itu tak baik. Bahkan marah, dan mengutuki orang itu tak baik. Itulah angggapan umum yang kita tahu sehari-hari. Karena pada dasarnya psikologi itu sendiri tunduk pada aturan bersama dalam komunitas masyarakat atau negara. Dan demi melindungi humanisme yang pada dasarnya kabur dan tak lagi jelas itu.

Psikologi sebagai ilmu, ranah kajian wacana, sampai pada praktek terapi pun disabotase oleh komunitas dan berakhir sekedar menjadi psikologi sosial. Padahal psikologi sosial itu sendiri mempelajari apa saja yang ada di dunia sosial yang membuat individu berpikir, merasa, normal, atau memiliki gangguan jiwa. Walau seringkali nyaris, terkadang, psikologi sosial jatuh dan menjadi sekedar sosiologi.

Inti dari psikologi adalah individu. Seseorang yang unik yang tak akan ada gantinya dan hanya satu-satunya. Inilah yang membuat ranah psikologi menjadi menarik sekaligus berat. Menarik karena psikologi mengajari manusia bahwa semua orang unik, berbeda, dan kita harus menerima mereka dan mau mengerti apa yang membuat mereka berbeda. Pemahaman ini akan membawa kita pada simpati, empati, dan toleransi. Di sisi lain, psikologi menjadi sangat berat karena mempelajari tidak hanya tingkah laku atau sekedar otak seperti aliran behaviorisme dan neurosains. Tapi apa yang ada di dalam diri manusia, mulai dari kejiwaan, perasaan, dan pikiran serta segala yang seolah abstrak itu.

Status yang berat ini ditambah bahwa semua orang itu unik dan berbeda. Saat semua orang unik, berbeda, dan memiliki sejarah hidup berbeda. Maka segala jenis pendekatan untuk menangangi mereka yang memiliki masalah pun berbeda dan sangat banyak. Dan anehnya, psikologi di negara ini, belum apa-apa dalam segi wacana, intelektual, penelitian, studi kasus, dan lainnya. Sudah nyaris terbentur pada penyeragaman. Baik oleh ranah pendidikan negara, agama mayoritas, dan nilai sosial lingkungan sekitar. Ini berarti dunia psikologi kita begitu tunduknya dengan negara, agama, dan masyarakat. Itu juga sebabnya, psikologi nyaris tak berkembang sama sekali.

Beberapa waktu yang lalu aku bertemu dengan temanku, salah seorang mahasiswa psikologi Undip yang sudah lulus dan kini berada di Jogja. Kami berdua sepakat bahwa ilmu psikologi di negara ini jalan di tempat. Tak ada apa pun yang patut dibanggakan di dalamnya jika menyangkut ranah keilmuan. Psikologi kita tertinggal nyaris lebih dari setengah abad dengan psikologi yang ada di Barat. Dan kita sekedar sebagai konsumen naif segala sesuatu.

Kami berdua sepakat, kita mahasiswa yang gagal. Jika berbicara dalam keseriusan ranah ilmu. Apa yang telah dihasilkan oleh ribuan psikolog dan jutaan, mungkin, anak psikologi? Apa yang dihasilkan mereka, kecuali satu dua orang yang berhasil menjadi klinisi profesional atau peneliti. Tapi, secara gagasan, teori, dan penelitian ranah ini, nyaris semua dibuat dan diterbitkan oleh orang asing.

Pada dasarnya fakultas psikologi di Indonesia memang adalah kegagalan dan sekedar menjadi status. Semacam kebanggaan kami adalah anak psikologi, yang sejujurnya tak menghasilksn apa pun. Tak jauh berbeda dengan anak kedokteran yang diagungkan tapi hanya berakhir sekedar sebagai dokter.

Perlu orang yang sedikit gila untuk mengubah ranah psikologi di negara ini. Seseorang yang hidup di dunia psikologi untuk ilmu psikologi itu sendiri yang sangat dekat dengan sains. Karena psikologi pada dasarnya anak kandung dari kedokteran. Dan mereka yang hidup untuk petualang gagasan. Para psikolog yang lebih tertarik dengan dunia gagasan, wacana, dan filsafat manusia.

Posisiku sendiri, lebih menyukai petualangan gagasan. Dan psikologi negatif adalah petualang gagasan yang luar biasa karena membuka sisi terdalam manusia.

Apakah kejahatan itu sungguh jahat? Apakah sejatinya psikologi manusia lebih banyak dibentuk oleh sifat buruk dan nilai-nilai jahat (yang secara konvensional disepakati bersama) sehingga manusia mampu hidup dan bertahan? Psikologi kepribadian, tidakkah seharusnya diubah bahwa kepribadian manusia seharinya dibentuk oleh apa yang mereka tolak bukan apa yang mereka anggap baik. Dan psikologi perkembangan harusnya mulai mengajari kita bahwa pribadi normal adalah pribadi yang perkembangan hidupnya benar-benar nyaris egois kejam, dan brutal.

Inilah jenis psikologi yang memesonaku. Saat manusia terlalu banyak bertopeng untuk hidup dan pada dasarnya memilih keburukan dan kejahatan yang ditentang oleh agama, negara, dan kemanusiaan. Tapi karena manusia adalah makhluk yang pandai berbohong, kita menganggap diri kita tetap baik. Dan anehnya, para terapis mendukung hal semacam ini tanpa suatu kesadaran dan pengakuan diri. Para terapis dan klinisi yang sudah lebih dulu terkontaminasi bahwa kita harus hidup sejalan dengan agama. Sehingga terapis atau klinisi lebih dulu mirip pendakwah agama. Sedangkan klinisi lainnya mengatakan untuk hidup normal kita harus mengikuti aturan negara, baik di masyarakat dan mencintai negara. Ini tak ubahnya dengan ideolog dari pada klinisi itu sendiri.

Untuk membongkar segala jenis psikologis manusia ini, mengenai bagaimana manusia sehari-hari hidup. Aku membuat pendekatan yang aku sebut sebagai psikologi keseharian. Dalam pendekatan ini, di mana kita menilai dan mengamati keseharian seorang individu setiap harinya. Kita akan cukup memiliki bukti apakah orang ini atau itu memang sebenarnya seperti itu atau sekedar topeng keseharian.

Psikologi adalah ilmu yang menarik dan mengagumkan karena berkaitan dengan kita sendiri, manusia. Sehingga ilmu ini jelas masuk ke semua ranah ilmu pengetahuan. Apakah dan siapakah sebenarnya kta dalam setiap harinya?

Tak lebih tak bukan adalah kegagalan dari utopia manusia. Keseharian kita sendiri adalah bukti dari kegagalan utopia-utopia dan keagungan nilai umat manusia. Itulah sebabnya, psikologi negatif mempercundangi setiap orang yang mengatakan dirinya baik dan bermoral. Karena kenyataannya, psikologi keseharian kita, dibentuk oleh hal yang hari ini kita anggap negatif. Dan kita sangat menikmatinya.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang