Sebelum pergi ke psikiater atau psikolog, cobalah lebih dulu menilai diri sendiri sebelum kita tiba di klinik. Alasannya, agar kita lebih siap dan tak menghabiskan banyak waktu dan bingung mengenai apa yang kita butuhkan dalam proses terapi. Dan yang paling penting agar kita tak kecewa hanya di pertemuan pertama. Dan terus menerus kecewa di pertemuan pertama dan beberapa pertemuan awal dan akhirnya tak percaya lagi untuk mencari kesembuhan dan kehilangan minat dengan para psikiater dan psikolog.
Apa yang saya maksud dengan menilai diri sendiri?
Carilah tahu lebih dulu akar masalah apa yang membuat Anda membutuhkan bantuan terapi atau semacamnya. Anda bisa meminta bantuan teman-teman. Keluarga. Mencari tahu sendiri lewat internet dan buku. Atau berkonsultasi dengan mereka yang cukup ahli atau mereka yang tertarik di bidang psikologi dan psikiatri tapi sedang tidak bekerja secara profesional. Selain menghemat biaya karena mereka kenalan atau dalam kelompok grup dunia maya atau teman dari teman. Kita bisa mengumpulkan banyak sudut pandang dan informasi mengenai diri kita. Sehingga masalah-masalah dasar semacam ini yang harusnya bisa kita tahu dan pahami lebih dulu sebelum ke klinik. Tidak kita ulang-ulang lagi saat kita sedang terapi sehingga proses terapi menjadi jauh lebih panjang, membosankan, menghabiskan banyak biaya, dan kadang mengecewakan karena bagai tak kunjung usai.
Apa yang sedang saya bicarakan adalah memotong proses terapi jika itu memungkinkan. Memotong proses ini berkaitan dengan hal-hal dasar seperti pertanyaan, ada apa dengan diri saya? Masalah apa yang sebenarnya saya hadapi? Saya tidak tahu diri saya sendiri dan mengapa hal itu terjadi dengan saya? Saya merasa tak punya masalah dengan keluarga dan orang ini, kenapa dia bisa membuat saya jadi begini, menjadikan saya frustasi dan paranoid? Apa saya seharusnya menjauhi suami perempuan ini, walau saya sangat mencintainya? Apakah karena dia sudah memiliki anak dan berkeluarga sehingga saya seharusnya menyerah dan apakah tindakkan saya ini buruk? Dan hal-hal semacam itu yang seharusnya bisa kita potong saat di dalam terapi. Maksudnya, bukan dibuang atau dihilangkan dalam pembicaraan. Tapi hanya menjadi sekedar latar dan informasi menuju inti pemecahan masalah atau keseimbangan diri.
Tidakkah kita sangat menginginkan jika tiba di klinik, bertemu terapis, kita langsung berbicara; saya meminta Anda untuk membantu saya dalam proses bertahap guna menstabilkan keadaan jiwa saya. Seminggu yang lalu suami saya meninggal. Itu mengguncang saya. Tapi setelah saya pikir-pikir dan menimbang berbagai macam persoalan, saya bisa mengurangi banyak beban yang seandainya tak saya pikirkan dan cari jalan keluarnya. Mungkin saya akan menghabiskan waktu menjadi pasien Anda selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Yang saya butuhkan hanyalah, kuatkan saya jika tiba-tiba saya teringat mendingan suami dan merasa hancur. Yang lain-lain, rasanya bisa saya selesaikan sendiri dan mungkin hanya sekedar meminta saran. Dan tolong jangan beri saya obat yang bakal memperburuk keadaan saya. Dari pada hal semacam itu, lebih baik Anda mengajak saya pergi ke suatu tempat dan bersenang-senang. Sehingga saya masih bisa beraktivitas dan mendapatkan hal-hal baru dalam hidup ini. Saya harap Anda mau menemani saya setiap dua minggu atau satu bulan sekali, ke tempat yang menyenangkan, mencerahkan, dan bermanfaat. Dari pada saya harus menjadi orang tak berguna di tempat tidur saya akibat obat yang telah Anda berikan menurunkan fungsi sosial dan keaktifan saya di ruang publik. Dan alasan saya datang ke tempat Anda, karena saya mengantisipasi diri saya sendiri agar tidak ketergantungan dan malah jatuh cinta kepada Anda. Karena itulah saya memilih Anda, yang jenis kelaminnya sama seperti saya. Apakah Anda bersedia melakukan hal-hal yang saya inginkan, yang sebenarnya menurut saya sendiri, tak terlalu mengikat Anda seperti yang saya sebutkan tadi? Seandainya Anda tidak mau, atau merasa tidak mampu, saya meminta Anda merekomendasikan kolega atau yang menurut Anda mau menerima saya sebagai klien dan bersedia dengan syarat yang saya ajukkan.
Atau saya bisa memberi contoh imajiner lainnya, psikoterapi intelektual, seperti ini: Saya adalah tipe orang yang sering berpikir, menyukai sastra, filsafat, sains, dan saya kini terdaftar sebagai salah satu anggota komunitas ilmiah terpandang di lingkup Internasional. Bisa dibilang, saya menyukai hal-hal yang berbau multidisipliner. Masalah saya adalah, apakah saya harus bertindak, menjalani pekerjaan saya, berbicara dan mengungkapkan perasaan dan keyakinan saya dengan jujur ke semua orang, kolega, dan bahkan mahasiswa saya? Ataukah saya diam dan membisu untuk menyelamatkan reputasi dan pekerjaaan saya? Inilah hal yang mengganggu saya selama ini. Saya butuh rekan untuk bicara dan mengangkat beban saya ini. Yang saya anggap terlalu berat dan bahkan kawan-kawan saya sendiri menyerah. Masalahnya, apa yang memberatkan saya ini, ditopang oleh pertanyaan-pertanyaan filsosofis, sainstifik, bernada moral, kemanusiaan dan lain-lain yang sering datang di kepala saya secara tiba-tiba dan memang menjadi fokus saya sejak dulu. Apakah Anda membaca Hegel, Homer, Sopokles, hingga teori terbaru mengenai astronomi? Apakah Anda menonton film seperti The Bang Bang Club atau Into The Wild? Apakah Anda penyuka musik klasik sekaligus modern? Dan apakah Anda menyukai membaca dan menikmati segala jenis bacaan buku? Dan jika Anda tahu semua yang saya sebutkan dan Anda memiliki keingintahuan dan kegairahan dalam hal ilmu pengetahuan. Saya mungkin akan berminat melanjutkan sesi kedua setelah ini. Jika Anda di luar kategori saya, dan merasa tidak berminat atau tidak mampu menangani apa yang saya sebutkan, lebih baik saya pergi. Dan tolong jangan memaksakan diri Anda dan berpura-pura Anda bisa menangani saya dan menyukai apa-apa yang sudah saya sebutkan. Karena saya akan tahu dengan mudah. Dan itu akan mengecewakan Anda dan saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYA
No FicciónEsai-esai yang aku tulis ini, lebih berkaitan dengan dunia psikologi dan bagaimana kita keluar dari jeratan hidup yang menekan. Di sini kau akan menemukan bagaimana memilih psikiater atau psikolog sebelum memutuskan pergi ke klinik mereka. Bagaimana...